Di saat Arumi berusaha menjauhi Elang, di saat itu pula Elang selalu berhasil mengacaukan usahanya. Elang selalu bersikap baik padanya, dan Arumi tak tahu apa alasannya.
Hanya Elang sejauh ini yang paling mengerti perasaannya, ia selalu setia mendengarkan cerita Arumi. Mereka hampir tiap hari bertukar chat, meski hanya seputar pelajaran atau obrolan ringan. Bahkan, tak jarang mereka makan bareng di kantin dan pulang bersama.
Semua perubahan itu, mulai disadari oleh keempat sahabat Elang. Mereka mulai menerka-nerka, ada hubungan apa antara Elang dan Arumi? Benarkah hanya sebatas teman? Sejak kapan?
Dan siang ini, Elang disidang oleh mereka saat jam istirahat.
"Please, please banget jangan bilang, kalo lo udah mulai suka sama si mata empat itu?" tanya Niko sambil memicingkan mata menatap Elang.
"Iya. Gimana si lo, bukannya lo lagi deket sama Sienna, terus kenapa deketin Arumi juga?" ujar Gian sambil meletakkan mie ayamnya lalu menarik kursi di samping Bagas.
"Tong sarakah, El. Emang sih maneh kasep, ya tapi pikirin juga dong perasaan cewek-cewek kalo lo PHP-in," celetuk Agus.
(Jangan serakah, El. Emang sih kamu ganteng)
Bagas mengangguk-angguk meski kurang mengerti dengan ucapan Agus. "Lo harus tegas, Bro, siapa sebenarnya yang lo suka?"
Pertanyaan mereka yang bertumpuk seperti tugas sekolah membuat Elang tak bisa mengatakan apa-apa.
Dia tak habis pikir, PHP apa sih? Siapa yang memberi harapan? Dengar ya, baik Arumi maupun Sienna atau gadis lainnya, mereka hanya dianggap teman oleh Elang, tidak lebih.
"Mereka cuma temen gue."
"Oke, gue paham, tapi lo tau sendiri kan, kalo Sienna itu suka sama lo? Terus, kalo si Arumi juga suka sama lo, gimana? El, asal lo tau aja ya, cewek itu gampang banget baper kalo dideketin cowok, apalagi yang modelnya kayak lo," cerocos Niko.
"Dan jelas lo tau kan, kalo Arumi dari dulu itu susah deket sama orang? Sekarang, dia lagi deket sama lo, rasanya mustahil kalo dia gak suka sama lo, apalagi mengingat jika selama ini dia belum punya pacar, pasti bakal ngerasa terbang banget tuh cewek dideketin lo. Ya ... setau gue sih gitu ya," lanjutnya lalu memakan batagornya dengan lahap.
Benarkah begitu?
"Terserah kalian mau mikir apa, yang jelas Arumi orangnya baik dan asik, kok. Jadi tolong, sebaiknya kalian berhenti nilai seseorang dari luarnya aja."
"Woaw! Seorang Elang belain cewek!" seru Gian.
Elang memutar bola mata jengah, terserah mereka mau mengatakan apapun, yang jelas saat ini Elang merasa nyaman-nyaman saja berteman dengan Arumi.
🎶
Jalan kaki menjadi hal biasa bagi Elang sejak ia kehilangan Red Devil nya. Biasanya, Elang akan naik angkot di pertigaan agar pengeluarannya lebih hemat, jadi ia sering pulang bersama Arumi.
Sebenarnya, ia juga sering ditawari Gian untuk pulang bareng, tapi ia selalu menolak, karena merasa jalan kaki lebih menyenangkan.
Dan seperti hari-hari sebelumnya, Elang kembali pulang bersama Arumi. Berjalan beriringan, ditemani obrolan ringan.
"Kenapa lo lebih milih jalan kaki, padahal banyak loh temen lo yang ngajak pulang bareng?" tanya Arumi.
Elang mengangkat bahu. "Gak tau, rasanya lebih enak aja jalan kaki, terus naik angkot, berdesakan. Entahlah, semacam euforia gitu yang gue rasain."

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A COLD BOY✓
Roman pour AdolescentsDia Elang Lesmana, manusia mageran yang hobinya rebahan. Elang benci air Elang benci keramaian Elang tidak suka banyak tertawa Hanya ada dua hal yang paling Elang sukai di dunia ini; makan dan tidur. Bagi Elang, dua hal itu adalah kombinasi sempurna...