Lelah. Itulah yang Sienna rasakan setelah dua Minggu menjadi pacar Elang. Jadi begini rasanya? Pantas saja tidak ada yang pernah bisa bertahan lama.
Menjadi pacar Elang atau tidak, ternyata sama saja. Sikap Elang tetap cuek, tidak ada romantisnya sama sekali. Namun, ini bukan salah Elang, kan?
Meski begitu, Sienna tetap memilih untuk mempertahankan hubungan yang datar ini. Ia sangat menyayangi Elang, bagaimanapun cueknya cowok itu.
Sienna memang cantik, dan banyak cowok yang menyukai bahkan terang-terangan menyatakan cinta padanya. Di sekolah, sudah tidak terhitung berapa jumlah cowok yang menyukainya. Mulai dari ketua OSIS, anak basket, cucu pemilik sekolah, sampai cowok paling cupu di sekolah pun pernah kepincut oleh pesonanya. Namun, semuanya Sienna tolak.
Entah pesona apa yang dimiliki Elang sampai ia begitu tergila-gila padanya. Padahal jelas, Elang bukan cowok paling famous di sekolah, karena cowok itu tidak pernah mengharapkan sebuah kepopuleran.
Elang itu cowok mager-an. Sudah tidak terhitung berapa kali Sienna mengajaknya jalan, dan Elang selalu menolak dengan jawaban yang sama; 'gue ngantuk, mau tidur'. Sungguh menyebalkan bukan? Sienna tidak mengerti, kenapa pacarnya itu sangat mencintai tidur? Akan seperti apa nasib bangsa ini jika semua pemuda seperti Elang. Untungnya, spesies seperti Elang hanya ada satu yang Sienna tahu di dunia ini.
"Elang, kapan sih kamu gak males nya tiap aku ajak jalan?" tanya Sienna sambil mengaduk-aduk mie ayamnya dengan emosi tertahan.
"Kalo gue gak males, pasti gue kok yang bakal ajak lo jalan duluan." balas Elang dengan pandangan fokus ke layar ponselnya.
Sienna mendesah lelah. "Iya, kapan?"
"Kalo gak males."
Sienna berdecak sambil membanting kedua sumpit ditangannya ke mangkuk mie ayamnya hingga menimbulkan suara nyaring. Keempat sahabat Elang (yang semula sedang sibuk mengoceh di meja yang sama sambil makan) langsung menghentikan aktivitas masing-masing dan beralih menatap Sienna dengan ngeri.
"Ada apa, Na?" tanya Niko dengan wajah panik.
Di saat keempat sahabatnya kaget, ajaibnya Elang malah terlihat begitu santai menonton tayangan ulang aksi-aksi mengagumkan Marc Marquez di YouTube sambil memakan snack potato nya.
Sienna memandang keempat cowok itu sambil tersenyum tipis. "Gak papa kok." jawabnya lalu bangkit berdiri dan meninggalkan kantin dengan perasaan dongkol setengah mati.
Ugh, menjadi kekasih Elang hanya meningkatkan tensi darah Sienna!
"Kejar gue Elang! Kenapa lo santai banget sih?!" dengus Sienna sambil terus berjalan dan sesekali menoleh ke belakang, berharap Elang akan mengejarnya.
Namun, Elang tetaplah Elang yang meski beraura kalem, tapi jauh dalam lubuk hatinya saat ini terus memanjatkan doa; semoga Sienna segera mengatakan putus padanya, dan setelah itu masalah beres. Ia tidak akan merasa bersalah, selesai.
...
Sienna belum mau bicara pada Elang hingga bel pulang berbunyi. Dan Elang juga tidak mau memulai pembicaraan dengannya.
Hingga akhirnya, hari ini Sienna pulang sendiri tanpa berniat mengajak Elang.
Elang justru bahagia, jujur ia kangen jalan kaki bersama Arumi. Arumi, apa kabar gadis itu?
Elang memang hampir tiap hari bertemu dengan Arumi, tapi sejak ia berpacaran dengan Sienna, gadis itu benar-benar telah membuat jarak yang cukup jauh darinya. Ia tak mengerti kenapa, tapi ia merasa, Arumi seolah-olah menghindarinya. Dan ia harus mencari alasan dibalik berubahnya sikap Arumi.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A COLD BOY✓
Teen FictionDia Elang Lesmana, manusia mageran yang hobinya rebahan. Elang benci air Elang benci keramaian Elang tidak suka banyak tertawa Hanya ada dua hal yang paling Elang sukai di dunia ini; makan dan tidur. Bagi Elang, dua hal itu adalah kombinasi sempurna...