1. Crazy Brother

1.3K 265 232
                                    

Di luar hujan turun dengan deras. Aroma petrichor menyeruak sampai ke dalam kamar sebab kaca jendela dibiarkan terbuka hingga tirai nya bergoyang-goyang tertiup angin.

Seorang cowok meringkuk di atas kasur empuknya, berselimut tebal diiringi dengkuran halus. Satu jam lalu ia kehujanan saat pulang sekolah sampai bajunya basah kuyup ketika sampai di rumah.

Kesal sudah pasti, tapi kekesalannya langsung mereda karena ibunya sudah menyiapkan air hangat dan makanan kesukaannya saat ia pulang. Dan sekarang, ia sedang menikmati sore yang indah ini dengan tertidur. Sungguh surga yang nyata. Namun, kenyamanannya di surga tak bisa bertahan lama sebab si pengganggu dari neraka datang tanpa diundang.

"Bangun Oi," bisik seseorang di telinga cowok itu.

Cowok itu tetap nyenyak dengan tidurnya.

"Elang, wake up," manusia yang hobi mengganggu itu kembali berbisik di telinga Elang.

Arion, kakak satu-satunya dari cowok yang sedang tertidur pulas itu.

Arion sudah tahu betul sikap adiknya. Elang hobi sekali tidur dan sangat sulit untuk dibangunkan, tapi mengganggu Elang saat sedang tidur adalah hal yang Arion sukai.

Arion terus berbisik di telinga Elang, tapi Elang seolah tuli. Cowok itu hanya bergerak sedikit hingga telentang dan kembali mendengkur, hal itu semakin membuat Arion gemas.

Arion menggoyangkan bahu Elang, tapi tidak ada respons. Arion mengacak rambut Elang, masih tidak ada respons.

Elang seperti mayat hidup dengan mulut sedikit terbuka, sungguh menggemaskan di mata sang kakak.

Arion dengan tangan jahilnya memasukkan ujung dasinya ke mulut Elang, lalu sambil terkikik geli dasi itu ia naik-turunkan.

Akhirnya Elang bereaksi, ia menggaruk mulutnya karena merasa geli, dan perlahan matanya terbuka.

"Hai," sapa Arion sok manis setelah merasa puas karena berhasil membangunkan adiknya.

Elang menatapnya malas, ia menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Arion, dan kembali memejamkan matanya sambil memeluk guling dengan erat.

Arion berdecak tak habis pikir. "Buset, bangun Oi udah petang. Dasar Bangke!" kata Arion gemas.

Sejujurnya Elang sudah bangun, tapi ia memilih diam dan tetap menutup matanya. Elang heran pada Arion, kenapa sifat kakaknya itu sangat menyebalkan dan kekanakan? Padahal ia sudah bekerja dan empat tahun lagi usianya sudah berkepala tiga!

Elang sangat benci pada Arion, karena Arion suka sekali menggangunya. Elang juga benci Arion, karena Arion sering masuk ke kamarnya begitu saja dan sering sekali memakai barang-barangnya tanpa izin. Pokoknya Elang sangat benci Arion. Pantas saja Arion belum menikah hingga kini, siapa juga yang mau menjadi pendamping lelaki konyol sepertinya? Sungguh, Elang sangat menyesal memiliki kakak seperti Arion. Andai Elang yang lahir duluan, sudah pasti Elang akan membuang Arion jauh ke Gurun Lut di Iran, biar ia mati kepanasan di sana.

Arion kembali mengguncang tubuh Elang sambil bernyanyi tidak jelas dengan suara yang cukup membuat Elang muak.

"Pergi Arion," gumam Elang, ia memang jarang sekali —atau bahkan tidak pernah— memanggil Arion dengan sebutan kakak atau sejenisnya.

"Gue capek nih, pijitin dulu dong," pinta Arion dengan keluhan yang dibuat-buat.

"Ogah." kata Elang tidak sudi.

"Lo jadi adik berbakti sedikit kenapa, Kakak capek pulang kerja dipijitin kek, atau dibuatin kopi gitu."

"Makanya cari istri."

Perkataan Elang sukses membuat Arion makin gemas.

"Muka gue kan masih kayak anak SMA, belum cocok dipanggil Daddy," ujarnya.

Jika harus jujur, memang benar juga sih. Muka Arion itu tidak tua-tua. Bahkan tak jarang ketika ia jalan dengan Elang —mereka sering disangka kembar. Mungkin karena penampilan Arion yang ketika tidak bekerja, sering lupa dengan usianya.

"Bacot."

Arion kembali mengacak rambut Elang saat mendengar umpatan itu sambil menggertakan giginya.

"Berhenti ganggu gue." desis Elang jengah.

Dan Elang sangsi, Arion tidak akan pernah berhenti menunggunya sebelum ia mengikuti segala perintahnya, atau sebelum melihat amukannya yang seperti monster. Yaitu melemparkan barang-barang di kamar Arion.

Elang hanya punya dua pilihan sekarang: patuh atau mengamuk. Sayangnya, ia sedang tidak punya tenaga untuk memilih opsi kedua.

Dengan malas Elang bangkit dari tidurnya. Ia memandang wajah Arion dengan jengah, tapi Arion malah membalas tatapan itu dengan senyuman lebar menyerupai kuda.

"Kalo lo bukan Kakak gue, udah gue potong urat nadi lo dari tahun kemarin." omel Elang datar sambil memijit pundak Arion.

Elang Lesmana, cowok yang belum genap berusia 17 tahun itu adalah tipe orang yang tidak suka bercanda dan selalu berbicara apa adanya di depan orangnya langsung, tak peduli perkataannya itu akan menyakiti orang lain atau tidak. Ia sangat menghindari obrolan basa-basi dan membicarakan orang di belakang. Intinya, jika itu yang ia pikirkan, maka itulah yang akan ia ucapkan.

Arion malah terkekeh tidak peduli. Ia tidak takut sama sekali dengan ancaman Elang karena hal itu tidak akan pernah terjadi. Karena faktanya, Arion adalah kakak kandung Elang, wajah mereka mirip dan Elang tidak akan bisa memotong urat nadinya.

"Kalo lo bukan adik gue, udah gue jual lo ke kebun binatang buat makanan harimau dari tiga hari lalu, hahaha!"

Krik

Elang menggeleng merasa menyesal telah mengucapkan kata-kata itu. Mungkin Arion pikir Elang sedang melemparkan lelucon hingga harus dibalas agar mereka saling tertawa. Sungguh, Elang tidak butuh balasan garing semacam itu. Ia jadi semakin muak dengan tingkah Arion.

Elang memukul-mukul pundak Arion begitu keras, tapi bukannya kesakitan, Arion malah menikmatinya.

"Udah ah, gue capek," keluh Elang menghentikan kegiatannya. "Badan lo bau, mandi sana." Elang mendorong tubuh Arion agar pergi dari kamarnya.

Arion bergeming, bokongnya seperti di lem, sangat sulit bangkit dari kasur Elang.

Elang mengacak rambutnya frustrasi, ia terus mendorong Arion, tapi Arion tetap duduk di sana.

"Heh kecubung, badan gue masih wangi ya, gak tau lo semahal apa harga parfum gue?"

"Semahal apapun parfum lo, tetep aja kan gak bisa bikin cewek nempel?"

Arion memiting leher Elang. "Mending gue jomblo berkelas, daripada lo, playboy cap kucing," ejeknya lalu tertawa puas.

Ya, Elang memang pantas disebut playboy. Karena Elang sering sekali bergonta-ganti pasangan dan semua mantannya itu cantik-cantik, tapi Elang sering gonta-ganti pacar bukan karena ia suka selingkuh, tidak. Ia sangat anti jika soal menyakiti hati perempuan. Semua itu terjadi karena Elang terlalu cuek pada pacarnya dan akhirnya mereka lelah lalu minta putus. Uniknya, Elang tidak pernah sekalipun protes saat diputuskan oleh pacarnya, ia malah bersikap biasa saja kemudian mencari gadis lain yang lebih menarik. Sayangnya, hingga detik ini ia belum juga menemukan gadis yang benar-benar bisa memahami sikapnya. Meski begitu, statusnya saat ini bukan jomblo seperti Arion kok.

Jika biasanya cowok cuek sulit didekati para gadis dan sulit membuka hati, maka hal itu tidak berlaku bagi seorang Elang. Sebab buktinya, meski cuek Elang adalah playboy.

Jadi tujuan Elang pacaran; hanya agar tidak dihina jomblo saja seperti Arion. Namun jangan salah, meski sekarang Arion masih betah menyandang status jomblo, jangan lupakan juga masa lalunya yang bahkan jiwa playboy nya lebih parah dari Elang.

A/N:

Buat siapapun yang udah mau baca. Please jangan sungkan buat kasih kritik sejujur-jujurnya ya, kawan-kawan. Love you!

NOT A COLD BOY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang