Elang terlihat punya energi semangat yang lebih tinggi ketika memasuki sebuah ballroom mewah bernuansa kalem.
Kursi-kursi tersusun rapi saling melingkari sebuah meja bundar. Meja-meja sudah diisi oleh banyak makanan dan minuman. Selain di meja-meja bundar itu, masih banyak juga makanan lainnya di meja besar memanjang yang dihidangkan khusus untuk para tamu undangan.
Selain itu, tak lupa ada kue tart cantik juga berukuran super besar berwarna pink dihiasi lilin angka-16 di atasnya, yang berdiri megah di atas panggung mini. Membuat siapa saja yang melihat akan menganga takjub karena keindahan kue itu.
"Gila! Berasa diundang ke acara pejabat gitu, cuma bedanya ini nuansanya cewek banget," ucap Bagas sambil menatap langit-langit yang berhias lampu gantung berukuran besar juga mewah.
"Iya, gue salah kostum gak ya, pake baju kata gini?" tanya Agus memperhatikan penampilannya yang hanya mengenakan kemeja putih, celana formal hitam, dan sneaker. Jatuhnya malah seperti orang yang sedang melamar pekerjaan.
Gian terkekeh geli melihat penampilan Agus. "Kalo boleh jujur sih, lo malah keliatan kayak mau ngelamar kerja."
"Iya, kebetulan banget Gus, setelah acara selesai pasti banyak kerjaan di sini, lo pasti keterima deh kerja di sini," ujar Niko yang langsung dibalas gelak tawa Bagas dan Gian.
"Kampret!" gumam Agus.
Sementara Elang seperti biasa, hanya diam mendengarkan obrolan keempat sahabatnya dengan wajah seperti tidak memiliki masalah hidup.
"Eh, kita datang berempat, tapi cuma bawa kado satu, malu gak sih?" tanya Niko sambil mengocok-ngocok kado berukuran besar digenggamannya yang hanya berisi sebuah novel fiksi, hasil patungan dari sisa uang jajan mereka berlima.
"Biasanya juga gitu, kan? Sienna gak butuh kado kok, kita udah datang dan ngabisin makanan di sini aja, dia bakal seneng banget," kata Agus.
"Lo yang kasih ya, Lang, dia pasti bakal super bahagia," perintah Gian.
"Hem," Elang hanya bergumam lalu menangkap kado yang dilemparkan Niko.
Merekapun melangkah ke panggung di mana Sienna sedang berdiri di sana dengan gaun anggunnya. Terlihat sangat cantik dan menawan meski hanya berhias make up tipis. Memang ya, jika dari sananya sudah cantik, tak perlu banyak dipoles pun akan terlihat cantik. Elang juga mahluk visual, ia tentu saja suka memandang wajah cantik Sienna.
"Hai, akhirnya kalian datang juga!" Sienna tampak sangat gembira saat Elang dan keempat sahabatnya datang.
"Pasti dateng lah, kan ada makanan gratis," canda Niko.
"Emang kita telat ya? Udah rame gini?" tanya Agus.
Sienna tersenyum manis. "Enggak kok, kuenya aja belum dipotong."
"HBD ya girls, moga cepat jadian sama Elang," ucap Gian yang langsung di balas amin oleh Agus, Bagas, dan Niko.
Sementara Sienna hanya terkekeh malu-malu walau dalam hatinya tentu mengamini.
"Lo cantik banget, Na. Asli," puji Bagas tak main-main.
"Thanks ya, Gas."
"Ini kado buat lo," kata Elang menyerahkan kado besarnya ke Sienna.
"Ya ampun, ngapain sih kasih kado segala?" tanya Sienna terkekeh menerima kado itu.
"Ya harus dong, kan lo ulang tahun." tukas Agus.
"Tapi isinya bukan kodok sama ulet kayak tahun lalu, kan?" tanya Sienna yang sebenarnya masih trauma jika mengingat kenangan satu tahun lalu, di mana Elang cs memberinya kado berisi hewan-hewan menjijikkan yang sangat Sienna benci.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A COLD BOY✓
Подростковая литератураDia Elang Lesmana, manusia mageran yang hobinya rebahan. Elang benci air Elang benci keramaian Elang tidak suka banyak tertawa Hanya ada dua hal yang paling Elang sukai di dunia ini; makan dan tidur. Bagi Elang, dua hal itu adalah kombinasi sempurna...