Arumi mengejar langkah Elang dengan pelan, tapi ia segera menghentikan langkahnya dan memilih bersembunyi di balik pilar saat Elang berhenti berjalan.
Iya. Elang menghentikan langkahnya, tapi bukan karena Arumi, melainkan karena Nara yang menghadangnya di tengah koridor.
"El, apa kabar?" tanya Nara dengan senyum hangat.
"Baik."
Arumi tak bisa melihat ekspresi Elang, karena posisinya ada di belakang Elang. Namun, dari nada bicaranya yang dingin, Arumi bisa menyimpulkan —jika Elang tidak suka dengan keberadaan Nara.
"Kenapa kamu gak pernah bales chat dari aku? Kamu marah karena aku putusin? El, tolong jawab aku dengan jujur, apa kamu bener udah gak cinta lagi sama aku?"
Jujur, Elang sangat muak. Ingin rasanya ia berteriak di depan wajah sok cantik Nara bahwa dia tidak pernah mencintai gadis itu. Namun, ia tak mungkin sejahat itu untuk mengatakan yang sejujurnya.
"El, aku mau kok kalo kamu minta balikan lagi, karena aku juga masih cinta sama kamu."
"Lah, terus kenapa lo dulu putusin gue, onta?" batin Elang jijik sendiri.
Elang memutar bola matanya, lalu menghembuskan napas berat. "Gian suka loh sama lo."
Nara menggeleng. "Tapi, aku sukanya sama kamu." tekannya.
"Kenapa? Karena gue ganteng? Gian juga ganteng. Bahkan, motor Gian lebih keren dari motor gue. Dan tentu, Gian lebih tebal dompetnya dari dompet gue."
"El, aku cinta kamu bukan karena itu ...," elak Nara.
"Bullshit." gumam Elang dengan pandangan ke samping menatap halaman sekolah, enggan memandang Nara.
"Aku selalu terima kamu apa adanya. Aku serius cinta sama kamu, El. Kamu harus percaya. Aku maunya kamu, bukan Gian atau cowok lainnya."
Arumi masih di sana, mendengarkan semua itu dengan perasaan waswas —takut jika Elang akan berbalik lagi pada Nara.
Semoga saja tidak, itu yang terus Arumi ulangi dalam hatinya. Sungguh, Arumi belum siap menerima kenyataan jika Elang memiliki pacar baru atau balikan lagi dengan mantannya. Iya, Arumi sadar jika dirinya hanya teman Elang, tapi apakah salah jika seorang teman ingin temannya itu hanya menjadi miliknya saja? Mungkin Arumi egois, tapi kenyataannya memang itu yang Arumi inginkan. Arumi tidak ingin temannya dimiliki oleh gadis manapun selain dirinya, karena Arumi sangat menyayangi temannya itu.
Namun, harapan Arumi sepertinya harus kandas detik itu juga.
"Elang, lagi apa? Gue udah tungguin dari tadi di parkiran. Ayo, katanya mau pulang bareng," ajak Sienna yang datang dari arah berlawanan dengan Arumi.
"Na," panggil Elang.
Suaranya terdengar sangat dalam. Entah kenapa, mendengar nama Sienna dipanggil dengan nada seperti itu, hati Arumi terasa seperti diremas.
"Iya, kenapa?"
Lama mereka saling terdiam, termasuk Nara yang hanya mematung menyaksikan Elang dan Sienna saling bertatapan.
"Lo mau gak jadi pacar gue?"
Deg!
Arumi merasa jantungnya mencelos mendengar kalimat yang terlontar dengan nada ringan itu. Seperti ada ratusan peluru yang menghujam nya bertubi-tubi. Tubuhnya langsung lemas, dan matanya tidak bisa untuk tidak menangis.
Arumi ingin lari sekarang, sejauh mungkin, tapi kakinya sangat lemas. Badannya kaku seperti patung yang sulit digerakkan. Bodohnya, sepasang mata yang sudah berkaca-kaca itu masih tetap menyaksikan adegan di depan sana, padahal jelas pandangannya sudah buram karena tertutup air mata.
![](https://img.wattpad.com/cover/237172956-288-k448086.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A COLD BOY✓
Teen FictionDia Elang Lesmana, manusia mageran yang hobinya rebahan. Elang benci air Elang benci keramaian Elang tidak suka banyak tertawa Hanya ada dua hal yang paling Elang sukai di dunia ini; makan dan tidur. Bagi Elang, dua hal itu adalah kombinasi sempurna...