Chapter 34

112 22 164
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.
Jangan lupa vote dan komen nya terimakasih^^
.
.

~~~

Adhitama awalnya tidak percaya dengan fakta yang sebenarnya jika adiknya Mila diracuni oleh Tama, namun saat psikolog kepercayaan Abrisam's datang barulah ia percaya.

Akhirnya, Adhitama memanggil polisi untuk memperoleh pertanggungjawaban Tama.

Adhitama sudah membaca diary adiknya. Ia tidak menyangka bahwa selama hidupnya, Mila dilecehkan dan Tama lah pelakunya. Ia juga baru tau jika Mila menyukai Kelvin. Orang yang selama ini ia benci.

Ia sekarang tau mengapa Tama begitu kejam kepada adiknya, Tama melakukan ini hanya untuk harta. Yap, menurut pengakuan Tama, ia berencana membunuh Abrisam agar ia bisa menguasai perusahaan Abrisam's group.

Tapi, yang terbunuh adalah Mila anak perempuan dari Abrisam. Setelah kejadian itu, Tama selalu bersikap baik agar tidak ada yang curiga dengannya.

Adhitama merasa telah menjadi abang yang tidak berguna. Abang yang tidak mampu menjaga adik perempuan satu-satunya.

Hari ini, ia berencana untuk pergi ke makam Mila, adiknya setelah itu ia akan pergi ke rumah Kelvin untuk meminta maaf.

Adhitama pergi seorang diri ke makam adiknya, ia membawa buku diary itu.

Ia melihat batu nisan yang bertuliskan nama adiknya lalu ia berjongkok di depan makam itu.

Mila Putri Abrisam
Binti
Abrisam
Lahir : 5 April 1972
Wafat : 1 Maret 1994

"Mil, maafin Abang ya," gumamnya sambil membersihkan makam Mila dari daun-daun kering yang berjatuhan.

"Abang nggak bisa jadi abang yang baik buat kamu, abang lalai jaga kamu. Abang nggak pernah nanya kabar kamu, abang nggak per-" Bulir air mata jatuh membasahi gundukan tanah dihadapannya. Pria paruh baya itu tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Kini, ia membiarkan air matanya mengalir sambil memegang batu nisan yang bertuliskan nama sang adik.

"Kenapa mil? hiks... Kenapa? Kenapa kamu harus mengalami kejadian ini? Kenapa kamu nggak bilang sama abang mil? JAWAB MILA!"

Tidak banyak orang di pemakaman ini, hanya beberapa orang saja yang datang untuk sekedar ziarah.

Ia menunduk, merapalkan doa untuk mendiang adiknya.

Nando & Della [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang