Prolog.

1.1K 150 69
                                    

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-HAPPY READING-

-•••-

Lembut dan penurut.

Cantik dan pelik.
Manis dan magis.
Kenapa magis? Bahkan lewat senyumannya saja bisa membuat siapapun yang melihatnya akan jatuh ke dalam pesonannya.

Baik...
Paling tidak bisa melihat orang lain terluka ataupun menderita.
Prinsipnya masih ia pegang dengan teguh "Sejahat apapun mereka, kita tetap sama, sama-sama makhluk Tuhan yang berhak mendapat maaf, jangan mereka yang terluka, biar aku saja, atau kita bisa bersama-sama menanggung ini? Ayo."

Sabar dan tegar.
Sabar tidak akan membuat tekor seseorang.
Seseorang akan mendapat damai kalau sabar, dan dia suka sabar itu.
Sabar mengajarkannya kepada "Tidak semua hal yang kita inginkan akan tercapai dan didapat dengan cepat, karena semuanya butuh proses untuk mencapai klimaks."

Kenapa lembut?...
Berteriak saja ia sulit.
Karena yang diajarkan kepadanya adalah "Berbicaralah dengan lembut, kalau bisa pelan kenapa harus cepat dan keras? Segala sesuatunya yang dilakukan dengan pelan, pasti akan berhasil, maka dari itu ada pepatah 'pelan tapi pasti.' Sedangkan yang dilakukan dengan grasak grusuk, hanya akan membawa rusak, tak apa kalau cepat tapi berhasil, tapi... bukankah lebih baik pelan tapi berhasil?"

Yang dibicarakan adalah dia...
ALLEA LISSE GARLETA.

Yang mempunyai hati lembut.
Allea...
Coba ucapkan dengan pelan.
Terdengar cantik bukan?
Lisse...
Ucapkan dengan mulus.
Terdengar Indah? Pasti.

Yang baik ada dalam dirinya, sedikit keburukan yang tertanam di dirinya, itupun bukan termasuk ke dalam self nya sendiri...
Tidak melebih-lebihkan, inilah faktanya.
Allea memang baik dan cantik, tidak hanya luarnya, bahkan dalam hatinya sangat indah.

Yang indah akan mendapatkan yang gagah.
Itu yang selama ini tertulis di dunia.
Semoga Allea pun akan seperti itu.

***

"Halo Mamah?" ucap Allea kepada seseorang di sebrang yang tak lain adalah LEONA ANINDITA, Mamah dari Allea.

"Halo sayang, Mamah dan Papah pulang satu jam lagi ya, kamu sudah siap-siap?" Jawab dan tanya balik Leona.

Allea tersenyum tipis sambil tangannya ia gerakkan untuk memasukkan baju tiap baju ke dalam koper yang akan Allea bawa untuk pindah, sedangkan handphone nya diapit antara bahu dan telinga.

"Iya Mah, Allea tunggu di rumah, tapi satu jam ya, jangan lebih, oh iya, Mamah lagi sama Papah?"

"Papah? Papah siapa ya?"

Allea memindahkan posisi tangannya menjadi memegang handphone nya, posisinya lebih nyaman sekarang, lehernya tidak perlu miring lagi, sambil melebarkan senyumnya, Allea berjalan ke arah balkon kamarnya yang langsung menghadap ke arah padatnya kota Amsterdam, Belanda.

Tentang yang Melepas, Dilepas, dan Ikhlas. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang