Cerita ini pure fiksi. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian atau cerita, hal itu bukan bermaksud untuk menjelekkan pihak manapun.
🎨
Namanya Changbin.
Changbin Leodra Nasution.
Berdiri di pinggir rel kereta api tepat setelah dirinya sampai ke desa yang entah namanya apa, jauh dari kota tempatnya tinggal.
Mimik wajahnya masih datar, seolah hendak membunuh siapa saja yang sekedar menatap melalui mata redup legam miliknya. Bagai lubang hitam yang gelap tidak berujung.
Masih terfikir kejadian lalu.
Semua tentang kejadian heboh sebelum kedua tungkainya menapak sampai di sini.
Suara itu masih terngiang di dalam kepala kecilnya, berdenging panjang bagai petir di siang bolong yang hanya dapat ia balas dengan bogem mentah.
Para tamu laki-laki dengan setelan mereka yang terlihat mahal, serta perempuan yang mengenakan gaun mewah mereka bagaikan tokoh fiksi yang berasal dari dunia dongeng seketika terkejut melihat adegan yang Changbin lakukan barusan.
BUGH.
Lebih tepatnya, adegan yang ia lakukan terhadap sesosok laki-laki paruh baya yang saat ini sudah terjatuh di lantai. Propertinya-seperti tongkat, dan kacamata pince-nez miliknya sudah ikut terlempar ke atas lantai. Tepat usai Changbin layangkan tinjunya karena kesal maksimal.
Cleo yang saat itu kebetulan ada di sana segera memanggil Han untuk membantu meredamkan emosinya, selagi Minghao membantunya kakek itu untuk berdiri.
Bagai medan perang tanpa pemenang, pameran akhirnya tetap dilanjutkan sampai waktu yang sudah ditentukan.
"Changbin. Leodra. Nasution." Ketus Han menekan setiap kata. Demi deh, baru kali ini ia melihat Changbin seperti ini.
"Hm?" Sahutnya cuek selagi dokter memeriksa tangan kanannya.
Kemarin, beberapa hari sebelumnya, Changbin sempat mengeluh tangannya sedikit sakit. Tapi siapa sangka, untuk berharap sembuh ternyata malah harus merasakan sakit dua kali lipat lantaran tangannya tadi harus ia hantamkan ke benda keras pada tulang pipi orang tadi.
Walaupun kakek-kakek, jangan dipikir ia terlihat renta dan lemah. Justru sebaliknya, ia masih terlihat segar bugar karena orang kaya dan bau uang.
"Gue jadi pengen ikut mukul deh." Ujar Han.
Changbin yang tadinya diam, ekspresinya seketika berubah. "Mukul orang tadi?"
"Mukul elo!" Seru Han menekan tulang hidungnya, karena demi Tuhan, ia tidak habis fikir.
Dokter yang sekaligus sepupu jauh Changbin yang namanya Cleo tadi akhirnya angkat bicara usai melakukan sesuatu pada tangan Changbin.
"Maaf, bin. Tangan lo kayanya emang gak beres deh, lo gak pernah self-care peregangan ya? Ini bukan sepenuhnya gara-gara mukul tadi, tapi emang tangan lo udah gak beres duluan. CTS, tapi gak parah. Ntar bisa dibantu pake wrist splint."

DU LIEST GERADE
Palette [Changlix]
Fanfiction"You're my color and I'm your masterpiece." Perihal Changbin kepada lukisannya dan belajar menjadi diri sendiri melalui laki-laki yang ia temui bernama Felix. Genre: bxb, slice of life, fluff, comedy, romance, and drama.