67.

1.8K 156 8
                                    

Selamat Membaca
_________________________

ⓂⓂⓂ

Saat semuanya berjalan lancar, bersepeda bersama, memeriahkan Ulang tahun sang ayah Sultan Hassanal Bolkiah.

Saat hampir di garis finish bersepeda, ajudan Sultan dan juga Azeej yang menemani Pangeran Mateen kapanpun. Ia mendapatkan kabar buruk mengenai putri sulungnya. Shakila Alifaaisha Bolkiah.

Mendengar kata.

"Mateen Shakila lost"

Seperti ditinju keras detik itu Pangeran Mateen mematung dengan mata melotot terkejut. Begitupun Sultan Hassanal Bolkiah.

Tidak ingin menampilkan wajah risau didepan banyak publik, Mateen dengan wajah nya yang dingin ia cepat turun dan masuk kedalam mobil yang dikemudikan oleh Azeej.

Di dalam mobil Mateen sibuk memantau cctv rumahnya dari ponsel namun semuanya nihil, cctvnya telah di blokir dengan sendirinya.

"How bout Faiq? Why he's can lost my daughter " Tanya Mateen. Ajeez hanya menggelengkan kepalanya.

"(Namakamu) " desis Mateen gusar ia memijat pangkal hidungnya. Apa yang harus ia katakan kepada istrinya. Seharusnya ia tidak mengizinkan putrinya hanya karena ice cream. Seharusnya dia membiarkan putrinya lebih baik Shakila menangis seharian dibandingkan dengan ia harus kehilangan putrinya.

Cit

Bruk

Tanpa basa basi Mateen keluar dari mobilnya dan berjalan cepat menuju kearah ruang keluarga yang dimana mereka semua sama sama dilanda kecemasan terhadap Shakila.

"Mateen" gumam mereka semua saat melihat Pangeran Mateen telah berada dihadapan mereka. Tapi pria tampan ini tidak mengucapkan sepatah katapun ia hanya mencari keberadaan Faiq namun ia sama sekali tidak melihat lelaki jangkung itu.

Mata tajamnya menyorot ke penjuru ruangan. "Where's faiq? "Tanya Mateen dingin.

"Faiq on the way to here " Jawab akak Fadzilah dengan wajah yang cemas.

"Told him don't come here until he gets my daughter back. At least a trace of my daughter" Tegas Mateen. Mereka terperangah. Sedikit takut melihat wajah adik mereka yang dingin juga sorot mata yang tajam. Membuat mereka bergidik ngeri terhadapnya.

"Mateen. Faiq he's not Fault" Ujar abang Azim. Mereka mengangguk.

"My daughter last with him. And bring her back. "Tegas Mateen lalu ia pergi dari hadapan mereka yang terdiam. Menelan salivanya masing masing.

Terlebih mereka sangat merasa awkward. Saat mereka sedang menikmati pizza pesanan abang Azim dengan canda tawa yang mengisi kegiatan mereka tersebut. Hingga tiba tiba Faiq menelepon mereka dengan mengabarkan berita buruk tersebut. Sehingga mereka kira itu hanya bercanda. Namun, tidak.

Beberapa menit kemudian. Pangeran Mateen kembali dengan ponsel di telinganya. Nampak dari wajahnya ia berbicara serius lalu mengakhiri teleponnya.

"Mateen nak cari Shakila. Bila Faiq dah sampai di sini hubungi "Pamit Mateen kepada Ibundanya.

"Hati hati. Mama bantu doa. Maafkan mama tak dapat jaga cucu mama dengan baik mateen " Ucap Mama Mariam. pangeran Mateen menggelengkan kepalanya.

Prince Charming MATEEN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang