47. Agatha menjauhi Ayla

52 10 1
                                    

Seperti biasa Ayla berangkat diantar Elang.
Ayla masih enggan untuk masuk ke kelas jadi ia niatkan ke kantin.

Ayla masih saja memikirkan Agatha, kini ketakutannya menjadi kenyataan.

Ayla menatap wajah Elang yang sedang asyik memainkan ponsel, "apa lo juga akan benci gue Lang ketika nanti lo tahu semuanya siapa gue? Jujur gue takut Lang". Batin Ayla

Elang menutup ponsel nya lalu menatap Ayla, "Ay kamu kenapa sih? Ada masalah? Cerita sama aku" titah Elang.

"Lang," panggil Ayla dengan lirih.

Elang hanya berdeham.

"Gue takut lo pergi ninggalin gue Lang, kalo nanti apapun yang terjadi lo jangan benci gue ya? Gue mohon" pinta Ayla dengan lirih.

Elang tertawa kecil, "Kamu kenapa sih? Ya nggaklah kan aku cinta banget sama kamu." jawab Elang.
"Gue takut Lang. gue takut lo pergi" keluh Ayla

Elang menggenggam tangan Ayla, "Ayla aku akan selalu ada buat kamu, aku nggak akan ninggalin kamu. Kalo aku sampai ngelakuin itu mungkin kamu buat kesalahan fatal" jelas Elang dengan serius.

"Justru itu Lang latar belakang gue adalah hal yang lo benci, yaitu geng motor" batin Ayla.

"Udah nggak usah dipikirin tenang aja aku nggak bakal ninggalin kamu kok," ujar Elang.

Kringgg!

"Yuk ke kelas bel udah bunyi," ajak Elang namun Ayla menggeleng, "Kek nya aku bolos aja deh" tolak Ayla ia merasa canggung nanti dengan Agatha.
"Loh kenapa? Kamu ada masalah di kelas? Bella bikin masalah lagi?" tanya Elang heran.

Ayla menggeleng, "Nggapapa cuma males aja pagi ini adalah pelajaran agama nanti ngantuk ceramah mulu." jawab Ayla beralasan.

Elang pun kembali tertawa, "Hahaha lebay banget kamu dah nggak boleh gitu ayo ke kelas aku antar kamu" Eang menarik tangan Ayla.

Ayla terpaksa mengangguk.

Dengan rasa canggung Ayla berjalan menuju kelas-nya.

Sepuluh menit Ayla sampai di kelas-nya dan Elang segera kembali ke kelasnya sendiri.

Ayla duduk di sebelah Agatha dan Agatha masih fokus dengan buku-nya, "Masih punya muka lo duduk di samping gue" sindir Agatha.
"Maksud lo?" tanya Ayla tidak mengerti dan lupa jika Agatha sudah membencinya.

Agatha menoleh menatap tajam Ayla, "Gue kan udah bilang kalo gue nggak mau sahabatan sama orang yang udah nyakitin kakak gue! Gue harap lo paham harus apa lo sekarang." jelas Agatha dengan nada meninggi.
"Oh jadi secara tidak langsung lo ngusir gue? Oke gue pergi. Makasih untuk beberapa bulan nya!" ucap Ayla tersenyum sinis lalu duduk di sebelah Aldo yang kursinya kosong.

"Lo kenapa pindah kesini?" tanya Aldo nampak heran karena tidak biasanya Ayla memilih duduk bersama-nya.
"Nggapapa gue cuma bosen aja sama dia," jawab Ayla beralasan.
"Bisa aja lo tapi yaudah nggapapa biar nggak keliatan jomblo gue," ujar Aldo.

Selang dua menit guru mata pelajaran agama pun masuk. Dia adalah Bu Aliyah guru yang terkenal paling alim di SMA National School.

"Assalamualaikum semuanya selamat pagi!" sapa Bu Aliyah dengan ramah.

"Walaikumsalam Bu," jawab semua murid serentak.

"Alhamdulilah kita masih bisa berjumpa kembali oke hari— Eh Ayla astagfirullah! Kenapa duduknya sama Aldo kan bukan muhrim?!" yang tadinya Bu Aliyah ingin bersyukur ia rubah menjadi istighfar karena melihat dua manusia lawan jenis duduk bersama.

"Nggapapa Bu di samping Agatha banyak nyamuk," jawab Ayla asal.
"Heh kamu ini semabarangan aja! Sekolah kita itu bersih jadi tidak mungkin ada nyamuk! Pindah sana nggak baik dekat dengan cowok yang bukan muhrim" titah Bu Aliyah.
"Pindah kemana Bu? Kan cuma kursi Aldo yang kosong," keluh Ayla.
"Ya dimana gitu intinya jangan sama cowok!" kata Bu Aliyah.

Ayla mencari kursi yang kosong namun nihil.

Ayla mendekati meja si kembar yaitu Nayla dan Nayli, "Nayli pindah sana! Gue mau duduk sama Nayla" usir Ayla.
"Nggak mau kamu aja sana duduk sama Agatha kan aku nggak akrab," tolak Nayli dengan lugu.
"Gue nggak mau. Cepat sana pindah!" bentak Ayla
"Nggak mau aku—
"Gue traktir lo dikantin deh" potong Ayla tak mau ambil pusing.
"Nah kalo gini aku mau," Nayli segera bangkit dari tempat duduk-nya dan pindah ke samping Agatha.

"Polos tapi gesit sama gratisan dasar bocha," celetuk Ayla.

Ayla duduk di samping Nayla, nah si Nayla ini agak beda sama Nayli. Si Nayla ini sifatnya nggak sepolos Nayli dan dia agak populer gitu.

"Lo kenapa pindah ada masalah?" tanya Nayla
"Enggak cuma bosen aja," jawab Ayla berbohong.
"Lo nggak usah bohongin gue karena gue nggak sepolos Nayli," kata Nayla.
"Oke gue jujur, gue ada masalah sama Agatha dan lo nggak perlu tahu kenapa." jelas Ayla

Disisi lain Nayli canggung duduk di samping Agatha, "Harusnya lo jangan mau dasar bodoh!"  cibir Agatha dia sama sekali tidak menerima kehadiran adanya Nayli.

Nayli hanya terdiam canggung.

Dua jam berlalu bel pun berbunyi nyaring. Ayla tidak sabar untuk keluar kelas karena di dalam kelas rasanya panas.

"Ayla ayo ke kelas katanya kamu mau traktir aku," tagih Nayli pada janji Keyla.
"Iya Nay sabar gue juga lagi nungguin Nayla," jawab Keyla ia masih sibuk menunggu Nayla membereskan bukunya.

Lima menit kemudian mereka bertiga pun keluar kelas dan berjalan melewati kooridor untuk menuju kantin.

"Lo mau pesan apa?" tanya Nayla pada Ayla ketika sudah sampai di kantin.
"Apa aja," jawab Ayla.

Di ujung sana Rian dan temannya terus saja memperhatikan Ayla, "Tumben dia nggak sama Agatha" celetuk Rian.

"Kek nya ada masalah deh soalnya tadi pagi Ayla beda banget dan anehnya nggak mau masuk kelas," jawab Elang.
"Nah kan benar tapi Agatha mana yaa?" gumam Rian mencari keberadaan Agatha.

"Tumben nyariin," cibir Edward yang sedari tadi fokus game.

"Cuma heran aja," balas Rian lalu tak sengaja Agatha lewat dari depan mereka, "Tuh dia" ucap Edward.

"Hei Agatha sini lo!" teriak Rian hingga membuat seluruh yang ada di kantin menatapnya.

Agatha menoleh lalu mengangguk menghampiri Rian.

Deg!

Ayla menjadi takut, ia khawatir jika Agatha bercerita tentang masalah dirinya terutama Bara.

Ayla mengeluarkan uang dari sakunya, "Nih uang dua puluh ribu buat bayar makanan kita kalo kurang tambahin aja pake uang lo pada nanti gue ganti. Gue mau pergi dulu" ucap Ayla lalu ia menaruhkan uang dua puluh ribuan di meja depan Nayla dan Nayli lalu setelah itu ia berjalan ke meja Elang dan temannya.

"Hai Guys! Gimana lo pada kangen nggak sama gue?"sapa Ayla dengan ceria ketika sudah di depan Rian.
"Lo yang gimana sama Elang mulu," cibir Rian.
"Hehe maklum baru pacaran," ujar Ayla malu.

"Tha kok lo diam aja sih," celetuk Edward.

"Terus harus gimana?" tanya Agatha dingin

"Kan udah biasa Agatha cuek tuh," balas Rian

Agatha semakin kesal ia mengepalkan tangannya lalu beranjak pergi dari kantin.

"Agatha kenapa sih? Nggak kek biasanya aneh banget," keluh Rian selepas Agatha pergi.
"Nggak tahu," jawab Ayla singkat.
"Jujur, apa kamu ada masalah sama Agatha?" tanya Elang dengan sangat penasaran..

Ayla terdiam ia bingung harus jawab apa, mau jujur tetapi takut Elang menjauh.

"Nggapapa jujur aja sama kita lo kenapa?" kiini yang bicara adalah Rian.
"Iya gue ada masalah sama Agatha tapi lebih tepatnya sama kakak-nya." jelas Ayla jujur
"Masalah apa? Kok kamu nggak pernah cerita?" tanya Elang.
"Aku bingung harus mulai darimana karena ini belum saatnya aku ceritakan sama kalian," keluh Ayla.
"Intinya aja apa Ay please" pinta Elang.
"Maaf gue belum bisa cerita please jangan paksa gue," kata Ayla.
"Udah Ri Lang jangan di paksa kasian Ayla dia sampe pucat gitu," saran Edward.
"Tap—
"Please Lang ngertiin aku oke?" lirih Ayla memotong pembicaraan Elang.

Elang menghela nafasnya gusar lalu ia terpaksa mengangguk.

Your'e Mine [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang