Jangan main kekerasan! Karena ini hanya tentang perasaan.
~Deandra CalvinoBrakkkk!
Suara gebrakan pintu terdengar nyaring hingga membuat semua anggota AMS keluar.
"Maksud lo Apa?!" bentak Dion menatap tajam semua anggota Givant.
Bara tersenyum licik, "Gue cuma mau ketemu Ayla, dimana lo semua sembunyiin dia?!" ucapnya Bara.
"Untuk apa lo cari Ayla? Bukannya udah ngga ada urusan apapun?" tanya Bagas
"Selama dendam gue belum terbalaskan urusan masih belum selesai paham?" desis Bara dengan suara tinggi.
"Udahlah Bara kalo lo ditolak yaudah terima nasib aja mungkin ya memang lo nggak pantes buat Ayla," ujar Andrean.Bara geram ia mengepal tangannya dan ingin menonjok pipi mulus Andrean namun gagal karena Deandra menahannya, "Jangan main kekerasan karena ini hanya tentang perasaan! Belajarlah dewasa Bara terima keadaan jangan seperti ini." kata Deandra berusaha mengingatkan Bara agar tidak membuat keributan.
"Nggak usah sok nasehatin gue karena lo nggak tahu apa yang gue rasakan!" geram BaraDeandra menatap Bara dengan lekat, "Gue cukup paham kok bahkan gue pernah ngerasain apa yang lo rasain tapi gue hadepin baik-baik. Gue nggak dendam hingga beberapa bulan kemudian Tuhan menggantikannya dengan yang lebih baik dan gue dari itu belajar bahwa jadi orang sabar akan banyak hikmah nya," kata Dendra menjeda ucapannya lalu dia menepuk bahu Bara, "Ayolah berubah jangan seperti ini kalo lo tetap seperti ini hanya akan buat lo tersiksa. Ayla juga punya perasaan hargai perasaan dia jangan seperti bocah gini lo udah dewasa Bara jadi harus lebih banyak sabar," lanjutnya Deandra lalu tersenyum ramah .
Bara sangat geram ia menatap tajam Deandra lalu mengulurkan jari telunjuknya tepat di depan muka Deandra dan di depan semua anggota AMS, "Tunggu pembalasan gue! Lo semua harus bayar ini semua dengan nyawa." katanya lalu pergi begitu saja dan di ikuti oleh anggotanya.
"Kebangetan tuh Bara bisa-bisanya dia ngancem kita lagi!" geram Dion saat Bara berlalu.
"Maklum masih bocah," ujar Deandra.
"Makasih ya kak Dean udah nolongin saya tadi," kata Andrean merasa tak enak.
"Iya sama-sama lain kali harus lebih waspada terutama Ayla." balas DeandraMereka semua memasuki kembali gedung tungkrongan AMS. Mereka duduk di sofa dengan melingkar.
"Saran gue kita harus lebih waspada. Harus lebih jagain Ayla jangan biarkan dia sendiri gue khawatir Bara nyerang dadakan di saat dia sendiri," saran Deandra.
"Gimana kalo kita temuin aja Ayla terus kasih tahu Ayla ceritain ini semua biar dia lebih waspada jaga diri dia sendiri dalam menghadapai situasi apapun?" usul Dion
"Nah itu yang lebih utama kita harus kesana temuin Ayla ceritain ini semua biar kalo ketemu Bara nggak kaget," jawab Deandra.
"Menurut kalian gimana?" tanya Dion pada semua anggota AMS."Setuju!" jawab mereka serentak.
"Tapi dimana kita temuin Ayla? Kita yang suruh dia kesini apa kita yang kesana?" tanya Gilsya
"Sebaiknya kita yang kesana gue khawatir kalo dia kesini sendiri akan terjadi sesuatu buruk di jalan," jawab Deandra.
"Nah betul tuh kata kak Dean sebaiknya kita yang kesana tapi dimana? Di rumah Ayla kan ada Bang Raka." ujar Dion
"Itu semua gampang biar gue yang atur kalian tentuin waktunya aja tapi gue nggak bisa siang gue harus kerja," balas Deandra.
"Gimana kalo kita pulang sekolah aja? Maksud gue jam lima gitu terus sampai sana habis magrib," usul Andrean.
"Ide yang bagus oke gue setuju!" seru Deandra.
"Kalian semua bisa kan?" tanya Dion ke semua anggota AMS lagi."Bisa!" jawab mereka semua serentak.
![](https://img.wattpad.com/cover/245039821-288-k98871.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your'e Mine [Tahap Revisi]
Teen FictionMencintaimu seperti bermain saat hujan, awalnya aku senang kemudian aku sakit. ~Ayla Queenara. ***** [Sedang tahap revisi] [PUBLIKASI ULANG] Ayla Queenara, gadis imut yang mencoba mendekati Elan...