17. Bahagia

48 7 0
                                    

Singkat tapi terkesan, makasih.
                                           ~Ayla Queenara.

Mobil Elang berhenti tepat di sebuah Mall karena atas permintaan Ayla. Mereka berdua turun lalu memasuki Mall tersebut.

Ayla dan Elang kini sudah seperti pasangan berjalan berdampingan dan melangkah seiringan.

"Lo mau apa?" tanya Elang dingin
"Mau elo," Jawab Ayla santai.

Elang berdecak kesal, "Jangan yang aneh-aneh deh cepet bilang lo mau apa?!" cetus Elang yang kesabarannya mulai habis.
"Serius gue cuma mau lo Lang. Dengan adanya lo disamping gue itu udah cukup kok." ujar Ayla

Lagi-lagi Elang berdecak, lalu membuang muka nya kesamping tanpa mengatakan sepatah-kata lagi pada Ayla.

Ayla tak sengaja melirik ke kesamping dan disana terdapat boneka panda besar dan lucu.

"Aaaarrrrgggg Elanggg gue mau itu!" pekik Ayla lalu ia berlari menuju boneka panda itu.
"Mau kemana lo cewek aneh?!" tanya Elang sambil berlari menyusul Ayla.

Ayla langsung memeluk boneka panda dengan erat dan berkata, "Nggak mau tahu gue pengen ini Lang. Lo harus beliin ini buat gue!" pinta Ayla

Elang memutar bola matanya malas "Oke asal habis ini kita pulang," jawab Elang dingin.
"Jangan!" tolak Ayla
"Terus apa lagi?" tanya Elang

Ayla tersenyum, "Makan dulu gue lapar" kata Ayla memelas tanpa malu.

"Nggak tahu diri banget jijik" batin Elang

"Lo nggak mau ya? Yaudah gapapa kita pulang sehabis lo beli boneka ini buat gue," lanjutnya Ayla memutuskan untuk pulang akhirnya.
"Oke!" balas Elang sangat setuju.

Mereka langsung ke kasir untuk membayar boneka panda tersebut lalu pulang.

Kini mereka sudah berada di mobil. Ayla menyendarkan kepalanya di jok mobil depan sambil memejamkan matanya.

Selama perjalanan kali ini mereka diam karena Ayla sekarang sangat lapar untuk merengek pada Elang takut Elang marah.

"Kenapa lo diam?" tanya Elang memecahkan keheningan.
"Gue lapar," keluh Ayla.

Rasanya ingin sekali Elang tertawa melihat wajah lucu dan imut Ayla yang sedang kelaparan ini  namun ia tahan karena biar tetap terlihat cool.

Elang berhenti di depan cafe terdeka lalu ia turun dari mobilnya setelah memarkirkannya. Sontak Ayla pun ikut turun dan mengikuti Elang.

"Lo lapar juga Lang?" tanya Ayla

Elang hanya mengangguk lalu melanjutkan jalanannya untuk masuk. Ayla dan Elang mereka duduk di salah satu meja dan memesan makanan, lalu tak butuh lama makanan pun datang jadi mereka bisa langsung makan.

Setelah membaca doa Ayla langsung menyantap makanannya dengan lahap karena ia sangat lapar.

Elang melihat ada secuil nasi yang berada di ujung Ayla dan ia langsung mengusapnya, "Kalo makan jangan buru buru! Santai nggak bakal gue tinggal kok." cibir Elang

Deg!

Jantung Ayla entah kenapa berdegup kencang, rasanya Ayla ingin terbang ia melongo tak percaya jika Elang melakukan seperti ini.

"Yaudah nggak usah kaget lo lanjutin aja makannya," ujar Elang dingin.

Ayla langsung melanjutkannya namun kali ini perlahan. Begitupun Elang ia melanjutkan makannya tanpa peduli ke Ayla.

Lima belas menit mereka selesai makan dan setelah bayar mereka langsung kembali ke mobil dan segera pulang.

"Lang?" panggil Ayla

Elang hanya berdeham.

"Gue boleh minta satu lagi nggak?" tanya Ayla takut dan yakin pasti Elang akan menolak.
"Apa?" tanya Elang singkat.
"Gue nggak mau balik, lo temenin gue ke Jakarta ya bentar aja please gue mohon. Gue nggak enak sama temen gue, gue mau minta maaf sama mereka sekaligus bilang makasih juga." pinta Ayla
"Nggak! Males jauh." tolak Elang
"Please Lang gue mohon," lirih Ayla.
"Nggak! Sekali nggak yaudah jangan maksa." bentak Elang

Ayla diam ia cukup mengerti dengan penolakan Elang ini. Ia mengalihkan pandangannya ke arah samping menghadap jalanan.

Elang tak peduli ia tetap fokus nyetir menatap ke depan.

Your'e Mine [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang