Patbelas👻

902 83 7
                                    

April mengambil napasnya dalam-dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

April mengambil napasnya dalam-dalam. Ia melempar tas-nya ke sembarang arah. Mengunci pintu kamar agar tidak terganggu oleh siapapun.

April memejamkan matanya sembari merebahkan tubuhnya. Namun, pemandangan itu masih terngiang jelas di pikirannya.

Ia membuka matanya kembali, cairan bening tiba-tiba turun dari pelupuk matanya. Ia mencoba tersenyum kembali agar terlihat tegar. Namun, usahanya sepertinya gagal. Air matanya tak terbendung lagi, ia menangis sejadi-jadinya.

"Fa ... kurang apa gue?" gumamnya. Ia menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya.

April tidak habis pikir dengan Faisal. Ia tidak mengerti sama sekali, perlakuannya selama ini kepada April itu namanya apa kalau bukan suka? Teman rasa pacar? Atau memang hanya sebatas teman?

"Kenapa, sih, lo lebih milih Dinda dari pada gue? Dan kenapa lo nggak ngomong kalo lo pacaran sama Dinda, Fa ...." Di sudut kamar itu April merasa dunianya telah hancur. Sebuah semangat kini telah patah karena telah di khianati.

"Gue pengen mati!"

***

Melan mengingat kejadian tadi siang, semua itu membuatnya senyum-senyum sendiri. Apakah pacaran itu enak?

Melan membayangkan bagaimana jadinya jika suatu hari Melan pacaran. Apakah akan seromantis Dinda dan juga Faisal? Atau apakah nantinya akan seperti Zian dan juga Moza?

Senyumnya kembali pudar. Ia begitu rindu dengan Jeremy, sudah satu bulan lebih Jeremy KKN, tapi tidak memberikan kabar sekalipun.

"Kak Jer sehat-sehat ya, di sana," ucap Melan memohon.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu terdengar dari bilik kamar Melan. "Siapa?" monolog Melan.

Melan membuka knop pintu, di sana tidak ada siapa-siapa hanya sepucuk surat yang membuat Melan semakin bertanya-tanya. "Siapa, sih?" tanyanya. Melan celingukan mencari keberadaan sang pemberi surat. Namun, hasilnya nihil.

Pelan-pelan Melan membuka surat itu. Dengan raut wajah terkejut Melan membulatkan matanya sembari menganga tidak percaya.

Hai, kamu.

Jangan khawatir, aku selalu menjaga kamu dari jarak jauh.

ORUBKEUA

Melan lagi-lagi diberikan surat misterius. Namun, Melan ingat jelas pesan terakhir yang tertulis di sana. Sama persis seperti tulisan pertama.

"Apa ini nama orangnya, ya?" tanya Melan. "Mana ada nama orang kek gitu, dasar Melon!" ejek Melan pada dirinya sendiri.

Tok! Tok! Tok!

Menjadi KAMU [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang