Ayah ... apa kesalahanku? Aku hanya ingin terlihat di matamu. Terlihat seperti bintang-bintang yang ada di langit sama seperti halnya kakak-kakakku. Ayah ... ada apa dengan dirimu?
"Ayah ... Melan sayang sama Ayah. Kapan Ayah balik sayang sama Melan?" Bulir air mata mulai berjatuhan. Di kamar yang ia tinggali sekarang, di mana ibunya pergi ketika berada di kamar itu.
"Ibu ... Ayah bilang kamar ini itu kamar yang angker. Kamar yang nggak boleh di datengin sama siapapun, tapi Melan sekarang tinggal di sini, Bu. Melan awalnya takut, tapi lambat laun Melan betah di sini," lirihnya sembari memandang lekat foto seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum di sampingnya.
Tuhan itu adil, Melan termasuk orang yang beruntung. Melan terlahir dari keluarga yang berada yang tanpa bekerja keras mempunyai uang cukup untuk memenuhi kehidupannya sendiri.
"Kalo suatu hari Melan mati, apa Ayah bakal nyesel? Atau Ayah malah seneng Melan pergi?"
Melan mengingat percakapan dengan ayahnya semasa Melan baru kelas IX SMP.
Flashback on
"Ayah ... kalo Melan mati apa Ayah bakal kehilangan?" tanya Melan sembari memegangi tangannya yang memerah akibat ulah Rian.
"Kamu mati? Kamu ada niatan bunuh diri?"
Melan menggeleng. "Ngga Ayah! Melan cuma nanya itu--"
"Jaga batasan kamu anak biadab! Mana berani kamu bunuh diri, benarkan? Ngga usah banyak bacot!" ucapnya bersungut-sungut.
Melan terdiam mendengar kalimat itu lagi. "Melan anak biadab, Bu ...."
Flashback off
Isak tangis kembali terdengar. Semua ucapan yang dilontarkan oleh ayahnya memang tidak pernah membuat hati Melan menghangat. Selalu saja ada gemitir yang selalu singgah.
***
Yasmin menyeruput kopi hitamnya sembari memandang lekat uang ratusan ribu yang diberikan oleh Naura. "Kerja sama yang begitu menggiurkan."
"Cinta emang ngebutain, ya. Sampe-sampe si Naura rela ngasih duit ke gue demi ngancurin Melan." Yasmin terlihat berpikir mengingat kejadian lalu yang terjadi terhadap--Melan.
"Jadi ... Naura mau jadiin gue kambing hitam buat Melan?" Yasmin terkekeh kecil. "Dia pikir gue bego banget apa? Okelah, ada duit gue bertindak."
Tiba-tiba suara batuk dari arah dapur membuat Yasmin terperanjat kaget. Ia langsung sesegera mungkin untuk ke sana.
Napasnya terlihat sedikit lega melihat ayahnya baik-baik saja. "Bapak ngga papa?"
Firgi mengangguk. "Ngga papa. Yasmin jangan keseringan ngopi!" tegur Firgi mengingatkan.
Yasmin menyengir kuda. "Iya, Pak. Hari ini terakhir, kok," ucapnya yang kemudian di akhiri oleh pelukan.
***
Tiba-tiba netra Melan menangkap sebuah foto polaroid yang tertempel pada dinding kamarnya.
"Kok polaroid yang ini tebel?" tanya Melan keheranan.
Tangan Melan terulur untuk mengecek foto polaroid itu, tetapi tiba-tiba alarmnya berbunyi. Sesegera mungkin Melan menghapus air matanya, ia kemudian bergegas untuk mandi karena jam sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB.
Ketika Melan sudah siap, ia melihat cermin riasnya terlihat berbeda.
Melan melihat cermin yang berisikan sebuah kode 14-17-20-1-10-4-20-0. Melan membelalakkan matanya. "Apa ini?" lirihnya.
Maaf ya updatenya lama ....
Komen next kuy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi KAMU [Selesai]
Ficção Adolescente>> SAD + ROMANCE << "Kalo itu keinginan Ayah ... Melan bakal turutin." Aku atau adikku yang dikorbankan? Melan-itu adalah panggilanku. Akan tetapi, tidak untuk keluargaku. Aku kira aku adalah anak bungsu, tapi ternyata aku salah. Cemoohan setiap har...