78

403 64 3
                                    

Sirine mobil polisi milik Jisung tiba-tiba tak lagi terdengar. Suara pintu tertutup yang menimbulkan suara dan nada sambutan yang terdengar dingin membuat Jisung terdiam sejenak.

Suara keras penuh penekanan samar-samar mulai terdengar. Luapan amarah yang jarang sekali dipertontonkan tanpa sengaja kini diperlihatkan. Jisung memeluk Penguinnya dengan bergetar, tidak ada bibi yang membawanya pergi, memaksa kaki kecilnya menyusuri sendiri lantai dingin rumah besarnya.

Jaemin melirik, pintu yang pelan terbuka membuatnya lekas beranjak. Meninggalkan musik yang sama sekali tidak membantunya. Suara ayah dan ibunya masih bisa terdengar dari ruangannya.

'' Hyung.. ''

lirih Jaemin mendengarnya. Ia tahu adiknya ketakutan. Rengkuh tangannya semoga bisa menenangkan, disertai kecup pipi dari seorang kakak yang menyayangi adiknya.

'' Ssst..jangan menangis, Appa dan Eomma sedang lelah '' menghibur yang Jaemin bisa.

Mata itu tampak berkaca, mencoba menampung air yang bisa jatuh kapan saja. Jaemin tidak jauh berbeda, merutuki kepalanya yang bekerja tidak semestinya. Terlalu buruk yang ia bayangkan, membuat Jaemin terus merapal doa agar semuanya baik-baik saja.

'' Mau menonton Pororo ?? ''

Tidak ada jawaban yang diterima namun Jaemin tak juga menyerah begitu saja. Satu buah film ia pilih, mengalihkan perhatian Jisung dari apa yang terjadi.

Hingga malam cepat sekali datang, membawa dingin dan bintang yang bersinar di angkasa sana. Jaemin mengerjap memastikan atas apa yang dialaminya. Jisung juga masih disana, memeluk penguin namun kali ini dengan piyama.

'' Eo, Hyung terbangun nak ''

'' Eomma, ''

Benar itu ibunya, membawa satu piyama miliknya. Senyum hangat terbit seperti biasa. Menyuruhnya berganti pakaian sebelum seseorang kembali datang ke kamarnya.

Kali ini ayahnya, Kyuhyun masih dengan tenangnya. Mencium pipi si bungsu yang menggemaskan.

'' Maafkan Appa dan Eomma ya ''

'' Kalian pasti ketakutan ''

Jaemin belum menjawab, ia perhatikan komputernya yang sudah rapi tertata. Tentu bukan dirinya yang melakukannya, terakhir kali Jaemin teringat ia terlarut dalam adegan drama.

'' Aku hampir menangis '' akunya jujur. Jaemin mendekati adiknya.

'' Maafkan Appa hyung '' Kyuhyun meminta maaf. Menyesali perbuatannya yang harus bertengkar dengan istrinya.

'' Kalian membuat kami ketakutan ''

Seohyun tidak bisa diam saja, berkali-kali berucap maaf serta merengkuh putranya erat.

'' Eomma juga minta maaf sayang ''

Jaemin mengangguk, memaafkan dengan pikiran buruk yang sudah jauh sekali ia buang.

Hidup tidak akan selamanya manis, pahit bumbu terkadang datang. Saling percaya dan mengingatkan bisa menjadi jalan.

😊😊😊

cho's family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang