[ii-05] PENGEJARAN

452 134 13
                                    

"Siapa kau?" tanyaku tidak mau berbasa-basi.

Perasaanku tidak enak. Aku bisa membaui ketidakberesan dari setiap kata-kata yang terlontar berikutnya.

"Ketua Park meminta Anda kembali ke Seoul, Tuan Park," ucapnya santun.

Aku sudah mematikan ponselku demi fokus melacak Yuri. Baru beberapa jam berkeliaran bebas, sudah dipanggil kembali secepat ini. Seharusnya ketua klan membiarkan aku melakukan urusanku sendiri. Toh beliau memercayakan penyelidikan vampir misterius di Jongno. Akan tetapi, tiga tahun menelusuri vampir tidak dikenal merupakan aib untukku. Barangkali Ketua Park tidak berkenan jika aku terus keluar tanpa menangkap apapun.

Hariskah Yuri harus dikorbankan sebagai sosok yang harus bertanggung jawab? Artinya, aku turut andil memicu masalah yang tidak terpecahkan.

"Kenapa?"

Kecurigaanku semakin menguat. Perasaanku ditusuk-tusuk. Mati tanpa melihat Yuri lebih dulu adalah hal yang paling kuhindari. Sebisa mungkin aku harus bertemu dengan gadis itu lebih dahulu.

"Situasinya semakin gawat. Tiga manusia meninggal karena kehabisan darah," lapor pria itu. Intonasinya yang rendah penuh kehati-hatian.

Selintas aku mengingat vampir di depanku adalah vampir yang berkelahi di kafe Bibi Mija, memenggal kepala lawannya dan memicu ketakutan luar biasa pada Yuri terakhir kali kami minum bersama. Namun, aku tidak bisa mencari keributan dengan terus menyalahkan hal tidak perlu pada pria yang bernama Byeomgyu.

Kembali ke laporan Byeomgyu barusan. Satu manusia sudah merepotkan, apalagi tiga orang. Agaknya akulah yang ditugaskan mengurus penyelidikan darurat. Pencarian vampir tidak dikenal bisa jadi ditangguhkan demi pelacakan kasus terbaru. Perasaanku semakin tidak enak.

Aku segera berlari dengan kecepatan penuh menuju Jongno. Selalu saja begini setiap aku menyelinap keluar untuk urusan pribadi. Tidak sekali pun aku dibiarkan untuk beristirahat. Kendati ada Woonyoung yang melakukan tugasnya, tetapi dia tidak mungkin mengurus semua masalah sekaligus.

Setengah jam berlari sekuat tenaga telah menguras semua tenagaku, tetapi aku tidak punya waktu untuk minum darah. Dahaga yang mencekik itu sedikit banyaknya memberi pengaruh pada pikiranku yang agak tidak sabaran.

Di depanku, lima vampir sudah siaga di sebuah unit rumah. Mereka mengumpulkan barang bukti, mengambil sampel darah korban dan memotret bekas gigitan di leher ketiga korban yang membiru. Sebanyak tiga mayat naas bergelimpangan dengan pose berbeda. Mereka adalah satu keluarga.

Mayat si ibu telentang di depan pintu, diserang pertama kali saat membuka pintu. Korbannya dipastikan berasal dari luar. Ayahnya diserang di ambang ruang yang memisahkan antara ruang tamu dan ruang tengah, barangkali mendengar keributan aneh dan ingin mencari tahu apa yang terjadi. Suara TV yang menyiarkan pertandingan olahraga bisbol, masih belum selesai. Di ruang makan yang menyatu dengan dapur, anak perempuan berusia awal dua puluh tahunan, kepalanya diikat bandana erat, sedang menyiapkan ramen yang sudah hangus kehabisan air. Artinya serangannya sudah berlangsung cukup lama. Salah satu vampir terpaksa mematikan saluran gas untuk menghindari terjadinya kebakaran.

"Apa ini?" tanyaku. Tanpa risih, kutelusuri aroma di salah satu korban, mengendus jejak pelaku.

Ada dua aroma yang merasuk dalam hidungku. Bau oli dan satunya manis menyengat yang samar. Entahlah, mungkin aromanya bersumber dari bau ramen gosong tadi.

"Penyerangan yang sangat serius. Jika manusia tahu, terutama orang-orang itu, akan ada banyak masalah lagi." Vampir yang memotret korban berkata dengan cemas.

Aku paham yang dimaksud soal orang-orang itu. Tentu saja dari Gereja Sowon.

Tidak ada bahaya dicemaskan bangsa vampir kecuali sistem rusak dengan satu pembunuhan. Namun, selama tiga tahun ini pula kami berupaya keras menyamarkan pembunuhan agar tidak terbukti sebagai perbuatan vampir. Dan ini sangat aneh jika orang-orang Sowon belum bergerak untuk melakukan sesuatu. Apakah vampir yang terlalu pintar menutupi jati dirinya atau mereka yang tidak tahu apa-apa dengan serangkaian pembunuhan aneh ini?

✔ 𝘾𝙝𝙤𝙤𝙨𝙚 𝙤𝙧 𝘾𝙝𝙤𝙨𝙚𝙣 [PARK SUNGHOON ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang