[22] TEMAN BARU

634 159 27
                                    

Suasana kelas menjadi riuh selagi ada yang berlari dari kantor guru. Sosok berwajah bundar, penuh jerawat yang siap meletus dan berkacamata super tebal datang ribut melaporkan informasi.

"Hei, ada murid baru!" ujar Yoon Hojun. Suara histerisnya kontan memicu meerkat mendongak tanpa ekspresi ke arah Hojun.

"Namja tteoneun yeoja (Cowok apa cewek)?" balas salah satu siswa di pojok, sedang bermain yut untuk membunuh kebosanan.

"Namja!" Hojun terbahak-bahak, berhasil menipu sebagian siswa kelas 10-2 yang tertarik mendengar seruannya tadi.

"Yah!"

"Tidak penting!"

Hojun banjir hujan lemparan. Pulpen, kertas, stik yut, dan buku mengarah ke kepalanya.

"Tapi serius, dia bakal membuatmu kaget!"

"Mwo, mwo, mwo? Paling-paling mukanya sepertimu, Hojun-ah," tukas gadis berambut tebal seperti ijuk.

"Bukan! Dia terkenal di SMP Seonju. Bosnya pindah ke sini."

"Hah? Bos yang itu?"

"Bos yang mana?"

"Meninju anggota geng di SMA. Waktu itu dia kelas tujuh, tapi bisa mengirim bos SMA Seonju ke rumah sakit selama 12 minggu. Dia benci dipalak, karena itu melawan bos."

"Ah, dia. Aduh, bahaya di sini."

"Kita harus jadi temannya kalau tidak mau celaka."

"Betul. Siapa namanya? Aku lupa."

"Aku juga!"

"Di kelas mana?"

Hojun menggelengkan kepala.

"Ah, memberi informasi jangan setengah-setengah, Berengsek!"

Percakapan anak-anak laki-laki yang heboh itu membuatku risih. Bisa kutebak bahwa dia adalah perundung. Aku kembali mengerjakan soal bahasa Inggris lagi. Menyenangkan sekali pagi ini tidak ada yang menggangguku.

Begitu bel berdering, suasana hening selagi wali kelas yang galak masuk kelas 10-2. Kuakui, 10-2 tidak beruntung tahun ini memiliki Park Seongsangnim yang peduli dengan kami. Guru olahraga itu menjadi wali kelas 10-4. Namun, kami mendapatkan guru pemarah seperti ayam betina. Selalu berkotek meributkan apa saja. Berada di dekatnya, padahal cuma papasan pun, bakal kena semprot amarahnya. Tidak ada yang benar di depan Lee Seongsangnim.

"Diam berandal!"

Nah, kan?

Baru masuk sudah meributkan sesuatu. Padahal tidak ada anak sekelas yang berani bicara. Sungguh tidak etis di awal pertemuan. Lee Seongsangnim tidak akan berubah. Dia adalah momok di kalangan siswa dan guru muda. Wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan ini musuh besar. Setiap pagi ada suguhan paling menyebalkan saat gerbang sekolah ditutup. Lee Seongsangnim tidak tahu menahu alasan banyak siswa terlambat. Karena itu banyak yang membencinya.

Sekarang dia harus mengurus siswa baru dan mengomel lagi.

"Kenalkan dirimu."

"Park Jongseong imnida."

Karisma yang terpancar dari Jongseong memang tidak bisa ditolak. Tiga patah kata meluncur tidak acuh dari wajahnya yang jutek. Rambut pirangnya menambah raut intimidasi yang tidak bisa dilawan siapapun. Ucapan anak-anak cowok yang heboh tadi ada benarnya. Dia punya aura petarung. Aku mulai khawatir padanya.

"Cari tempat duduk sana." Lee Seongsangnim mulai membuka buku absensi.

Anak baru itu langsung datang padaku. Ah, tidak, bangku di sebelahku.

✔ 𝘾𝙝𝙤𝙤𝙨𝙚 𝙤𝙧 𝘾𝙝𝙤𝙨𝙚𝙣 [PARK SUNGHOON ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang