Good night, jangan lupa bintangnya dipetik dulu, eh klik dulu. Hihihi.
Menyenangkan sekali bisa terbebaskan dari tempat sempit itu. Kendati punya kekuatan super sebagai vampir, jujur saja, terjebak berduaan dalam satu ruang dengan Sunghoon jauh lebih mengerikan. Lebih tepatnya, aku tidak mau terjebak dalam situasi super canggung.
Melihat padatnya kendaraan, kesibukan manusia yang saling berpapasan dan aroma masakan membuatku bebas. Aku menghirup aroma yang campur aduk. Kami jalan bersisian menuju kota yang baru memulai aktivitas. Gangneung termasuk kota yang menentramkan. Banyak tempat-tempat tersembunyi yang menyimpan rahasianya. Namun, aku sama sekali tidak mau terjebak dalam zona sentimental. Hal yang kulakukan adalah segera minum darah kambing.
Sunghoon memgambil uang tunai di loket ATM, dengan satu tangan memegang tanganku. Dia ingin memastikan aku tak kabur.
Dia menyebalkan. Ketat sekali caranya menjagaku.
Aku berusaha melepaskan diri, tetapi sikap tenang Sunghoon sangat menakutiku. Aku cuma mengerut seperti balon kehilangan helium setelah berhari-hari mengambang dan kehilangan pijakan.
Untungnya jumlah uang yang cukup membuat mobilitas kami semakin bebas. Sunghoon memesan taksi dan membawaku pergi menuju kota Yangyang yang berjarak satu jam. Meski Gangneung lebih ramai, tetapi kota persinggahan saat ini lebih baik. Menurut Sunghoon, aroma vampir tidak begitu pekat karena jumlah populasi penghisap darah nyaris nol. Sejauh ini kami akan aman sembari menunggu informasi tentang pembukaan portal bawah tanah. Dan yang paling menjengkelkan, kota Yangyang nyaris tidak ada satu pun terowongan sebagai pintu akses.
Taksi berhenti di sebuah mal berlantai dua. Sunghoon mendorong bahuku, maju ke depan saat kami berada di lorong penuh pakaian. Aku kembali mati kutu. Radar fashionista sama sekali tidak masuk dalam kepalaku. Aku malah mengambil kaos longgar warna hijau toska dan rok rumbai kuning. Agaknya setengah berharap dapat pujian dari Sunghoon atas pilihan warnaku, tetapi Sunghoon menggelengkan kepala, tidak percaya pada pilihan bajuku.
Aku cuma mencibir tidak acuh. Sama sekali tidak tertarik belanja pakaian. Sunghoon akhirnya yang mengambilkan beberapa pilihan atas bajuku, tanpa mengecek apakah baju-baju itu cocok dengan seleraku. Dia meletakkan ke meja kasir dan membayar tunai semua pakaian baru. Kemudian Sunghoon menarikku masuk ke lorong pakaian cowok. Aku senang karena pilihan pakaian laki-laki tidak sebanyak perempuan. Nyatanya Sunghoon sangat selekitif dengan pakiaannya. Pantas saja dia sangat modis. Orang yang banyak uang memang sangat berbeda. Dia jauh lebih lama memilih pakaiannya sendiri daripada memilih pakaianku.
"Eh, Sunghoon-ah, aku mau tanya," kataku retoris.
"Apa?"
"Kalau sistem klan kalian kacau, lantas bagaimana dengan kita? Kita terisolir dari vampir lain, tanpa perlindungan. Untuk apa pendaftaran penduduk jika hari ini tidak punya bantuan?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ 𝘾𝙝𝙤𝙤𝙨𝙚 𝙤𝙧 𝘾𝙝𝙤𝙨𝙚𝙣 [PARK SUNGHOON ENHYPEN]
FanficYoo Yuri digigit vampir di sekolah dan mengalami proses anomali saat transformasi menjadi vampir. Kesialan Yuri sebagai korban perundungan semakin menjadi. Dia balas melawan pengganggu di sekolah dengan kekuatan anehnya. Siapa sangka bahwa di Distri...