Sepertinya yang ngevote lesu deh. Jangan siders yaaa~~~~ 😙
************
Aku menghela napas lesu. Eomma melarangku berkeliaran di luar rumah. Dia khawatir terjadi pembunuhan selagi pelakunya belum ditangkap. Aku bisa mendengar Eomma dan Appa terjaga amat larut, memastikan keamanan anak-anaknya. Besok, Appa bakal menjemput kami berdua usai pulang sekolah.
Rasa hausku masih belum terobati. Aku harus berkeliling melacak restoran penyedia patbingsu. Selama Sunghoon masih tutup mulut soal lokasinya, aku tak akan diam. Kepalaku makin pusing. Mungkin efek kehujanan, sehingga rasanya seperti mau pecah. Aku tidak bisa tidur lagi. Akibatnya lingkaran hitam menandai waktu yang terlalu panjang untuk memikirkan banyak hal.
Aku diantar Appa naik mobil. Walau enggan ke sekolah, aku harus menjalankan tugasku sebagai siswa. Tatapan kebencian tidak bisa kuhindari. Minji dan kroninya sedang menyindir di belakang soal tampilanku yang buruk.
Aku terus melangkah, pura-pura tidak mendengar, tetapi tanganku gatal. Aku harus menggaruk mulut para gadis pecundang macam Minji. Sangat seru berkelahi jika dia tidak jera menjelekkan usaha keluargaku. Aku menghela napas, bersikap seolah tak terjadi apa-apa sampai akhirnya Sunghoon menarik lenganku.
Langkah cepatnya menyeretku sampai ke belakang sekolah. Tatapan tajamnya terlalu menancap hatiku. Aku menyipitkan mata bingung. Lagi-lagi tatapan tidak tertebak. Penuh kesiagaan.
"Kau melakukannya?" tanya Sunghoon. Aku bisa mengendus kepanikan menjalari tubuh kurusnya.
"Melakukan apa?" tanyaku balik. Terang-terangan aku menguap.
"Malam itu."
"Malam yang mana?"
Aku sangat lelah. Bokongku merindukan kursi. Duduk bersandar di bangku jauh lebih menyenangkan dibandingkan meladeni pertanyaan nyeleneh Sunghoon.
"Kau tidak sungguh-sungguh ...." Sunghoon mengumpat berang. Tangannya masih mencengkeram pundakku. "Tenggorokanmu masih terbakar atau sudah dingin?"
Alisku mengerut bingung. Bagaimana dia tahu tenggorokanku masih panas? Apa dia tahu aku punya masalah tenggorokan, atau mungkin psikolog yang kutemui membocorkan rahasia pasien?
"Kapan kau mengajakku jajan patbingsu?" tembakku langsung.
"Tidak hari ini. Terlalu bahaya. Sabtu nanti bagaimana?"
"Terlalu lama!" Aku memprotes.
"Situasinya tidak tepat." Sunghoon menggelengkan kepala.
"Huh, hanya terjadi pembunuhan semalam, kau sudah ketakutan. Payah," ejekku.
"Pikirmu itu lelucon?" balas Sunghoon tidak terima.
"Ya, apa terjadi sesuatu, Sunghoon-ah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ 𝘾𝙝𝙤𝙤𝙨𝙚 𝙤𝙧 𝘾𝙝𝙤𝙨𝙚𝙣 [PARK SUNGHOON ENHYPEN]
FanfictionYoo Yuri digigit vampir di sekolah dan mengalami proses anomali saat transformasi menjadi vampir. Kesialan Yuri sebagai korban perundungan semakin menjadi. Dia balas melawan pengganggu di sekolah dengan kekuatan anehnya. Siapa sangka bahwa di Distri...