[ii-11] MIRIP

416 142 3
                                    

Always, thank you so much buat para pemberi bintang. Masih bertahan baca sampai bab satu ini.

Btw ini klean mampir baca sebanyak ini, tetapi sedikit yang vote. Keasyikan baca apa ya :( sampe lupa ngasih bintang.

 Keasyikan baca apa ya :( sampe lupa ngasih bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Abaikan jumlah 59 part. Isinya random, draft naskah lain masuk kesitu pula. Masih kebut cantik demi ending epic, sejauh ini ada 37 bab + 12 bab ii, hayo ada berapa tuh babnya)

Kadang suka heran, view selalu naik berkat kalian yang baca ghaib menikmati ceritanya. Entah mandeg di tengah jalan buat baca rapel atau emang ceritanya kurang receh romantis dari awal. Enggak papa. Tujuanku emang pengen ngasih getaran penasaran buat pembaca yang baca sampai akhir.

So, terima kasih yang ngevote, meskipun cuma dihitung belasan per bab tiap pantau bab terakhir.

Doakan semoga tukang ngarang CoC ini konsisten menulis sampai ending, setelah mentok semingguan gak bisa lanjut. Beneran dikejar utang ke diri sendiri kalo nggak segera kelarin naskah. Sekarang mulai balik nemu benang merahnya dari CoC. Sedihnya lagi, kesibukan RL nggak tertolong. Buat nyolong nulis aja mana sempat. Begadang buat lemburan, menulis aja enggak ada, padahal lagi asik²nya laga Sunghoon main pedang.

Pokoknya bab-bab mendatang seru banget kok, apalagi setelah Sunghoon kejedot vampir pengisap darah kambing kemarin. Wkwkwk.

Omong-omong, kok cerita ini panjang banget? Always, aku suka cerita slow motion dengan detail sebaik mungkin, meskipun—yah—plot hole bertebaran di mana-mana. Ntar-ntaran kalo ending, kuedit lagi.

Happy saturday night. Nih kulempar bab terbaru.

16 Januari 2020

***********

Kepalaku pusing sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepalaku pusing sekali. Pertempuran dengan penganut Gereja Sowon, tak satu pun berhasil memukulku. Aku menangkis semuanya dengan pedang. Namun, Chensu membenturkan kepalanya begitu saja.

Dia memang penyihir. Membiusku dengan kemiripan tentang Yuri. Mustahil mereka kembar, lebih mustahil lagi mereka orang yang sama.

Salah satu sudut bibirku miring seraya tidak percaya pada kenyataan apapun yang ada dalam kepala. Aku menghela napas panjang, menghentikan sesaat kecamuk puluhan pertanyaan tentang Chensu. Telapak tanganku menggosok lembut dahi yang terbentur.

✔ 𝘾𝙝𝙤𝙤𝙨𝙚 𝙤𝙧 𝘾𝙝𝙤𝙨𝙚𝙣 [PARK SUNGHOON ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang