[54] RUSAK

226 79 24
                                    

Wihhhhh, makasih buat keramaian di bab sebelumnya. Padahal hampir sebulan author macet update. Karena lagi happy, ya udahlah, update double aja buat nebus waktu yang maha panjang ini.

Bintangnya ditunggu dulu sebelum geser makin kebawah.

11.10.21-20:21 - Bwi

⚠️⚠️⚠️MAKIN GEMES, WASPADALAH JANTUNGNYA DAG DIG DUG DOR⚠️⚠️⚠️

Melalui celah rahasia, yang semakin kupikirkan, aku malah pusing menghafal rute-rutenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melalui celah rahasia, yang semakin kupikirkan, aku malah pusing menghafal rute-rutenya.

Terlalu banyak terowongan. Terlalu banyak belokan. Dan terlalu banyak kecepatan langkah yang memaksa kami pergi meninggalkan desa hanok.

Seokjin memimpin arah, disusul Sarang di belakangku. Aku yang berada di tengah tidak sempat untuk mengingat setiap sudut pintu.

Tiba-tiba saja hamparan lembah tersaji di bawah kami.  Aroma pinus sekali lagi menyambar indra penciumanku. Aku menyadari bahwa kami cukup jauh dari kejaran Gyeonghui.

"Di mana kita?"

"Jalan saja. Kita akan memutar dari arah lain."

Seokjin melanjutkan langkah, tetapi rasa penasaran terus menghantui kepalaku.

"Ke mana kau membawaku pergi?"

Aku bagai kaset rusak. Terus mengajukan kalimat yang sama secara berulang-ulang. Namun, kedua anggota kelompokku terus mendiamiku. Sarang hanya menyuruhku berjalan maju.

"Sekali lagi kau bertanya, kulempar kau ke jurang!" ancam Sarang kembali hilang kesabaran.

"Silakan!" kataku, senang hati meladeninya. Paling-paling kalau aku terjun ke kedalaman 100 meter, aku hanya tergores sedikit.

Keabadian vampir membuat kami tidak takut terluka. Namun, didorong jatuh termasuk hal yang paling menyebalkan jika baju manusia robek sana-sini.

Pelarian tanpa ujung, serta kekhawatiran Sunghoon telah mati membuatku terus mengikuti Seokjin. Aku tidak tahu rencana Seokjin, tetapi selama beberapa minggu terpisah membuatku khawatir bahwa Seokjin bisa mengkhianatiku.

Aku merasa tidak percaya pada siapapun sekarang.

Seokjin menghentikan langkah tepat di perbatasan sungai. Gemerisik air mengalir, serta embusan angin di antara puncak-puncak dedaunan yang bergesekan menjadi satu-satunya suara alam yang menenangkan. Aku berdiri penuh antisipasi selagi Seokjin dan Sarang menatap ke depan. Seakan mereka sedang menunggu seseorang.

"Di sini kutemukan kau pertama kalinya," ucap Seokjin menunjuk dua pohon pinus.

Sekarang aku paham, kami kembali ke Hadong lagi.

"Aku dan Sarang berdebat apakah kau musuh atau kawan. Namun, aku percaya kau punya sesuatu yang sangat besar lewat aliran darah yang terisi racun bangsawan. Dan aku juga bisa mencium bau pemburu kematian sang kegelapan. Terlalu pekat dan aku tidak bisa melewatkan bahwa kau harus tersesat di sini."

✔ 𝘾𝙝𝙤𝙤𝙨𝙚 𝙤𝙧 𝘾𝙝𝙤𝙨𝙚𝙣 [PARK SUNGHOON ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang