36. Selalu Rugi

1.7K 257 52
                                    

"Lo, ngapain dorong motor lo bege?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo, ngapain dorong motor lo bege?"

Samuel mengidikkan bahunya.

Gia berdecak, "Gak usah ikutin gue!"

"Siapa yang ngikutin elu?" balas Samuel tak santai.

Mata Gia menyipit.

"Lo!"

"Pede kimak, gue aja lagi pen jalan." Gia memutar bola matanya jengah, dia kembali melangkah membiarkan. Samuel mengikutinya.

Baru beberapa meter mereka berjalan Gia sudah ngos-ngosan. Dia memilih duduk di trotoar. Matanya menatap lurus ke depan, di sebrang jalan ada halte bus banyak orang di sana. Ada dua anak kecil yang tampak lusuh membawa gitar kecil sambil menyanyi-nanyi menghibur orang-orang di sana. Namun, bukannya senang orang-orang malah menekuk wajah dan terlihat kesal. Dahi Gia berkerut ada apa pikirnya.

Anak kecil di sana berhenti memetik senarnya, lalu ke-dua menyebrang jalan mendekati Gia dan Samuel.

"Kak, Bang. Mau dengerin kita nanyi gak?" tanya salah satu anak yang memakai baju warna hitam.

Gia mengerkap, diam sejenak. Dia sedang lelah jika diberi sedikit hiburan rasanya tak masalah. Gia pun mengangguk.

Samuel masih berdiri di samping motornya memperhatikan ke-tiga orang di depan. Ingat helmnya masih bertengger di kepala.

Anak kecil yang memakai baju warna biru menoleh pada Samuel.

"Bang, duduk situ!" suruhnya menunjuk samping Gia.

Samuel menggeleng, dia bersedekap dada.

Anak baju biru berdecak. Dia menarik Samuel paksa dan mendudukkannya di samping Gia.

"Oke sekarang kita akan nanyi," ucap si baju hitam.

Dia mulai memetik senarnya dan bernyayi bersama si baju biru.

"Kalau ku pandang hubungan kalian gak akan panjang," si baju hitam bernyayi duluan.

"Kelihatan karena pacarannya pun di jalan," sambung si baju biru.

Mata Samuel mendelik di balik helmnya. Gia bertepuk tangan mengikuti irama senar mereka.

"Dari sekolah dorong motor enggakla jajan." si baju hitam bernyayi penuh penghayatan.

"Hati bertanya!" seru ke-duanya.

"Apa jangan-jangan cowoknya enggak modal." selesai, ke-dua membungkuk. Dan tersenyum seolah mereka tidak membuat orang kesal.

Gia bertepuk tangan girang dia benar-benar merasa terhibur, sedangkan Samuel dadanya sudah naik turun, dia membuka helmnya dengan gesit.

"Kalian mau gue lempar pake helm ini? Kalian mau gue santet karena bilang gue gak modal? Kalian gak liat motor gue lebih gede dari pada titit kalian?" sungut Samuel. Wajahnya memerah, dia juga malu woy dikatain gak modal sama anak-anak.

Malas atau Manja [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang