13. Keras Kepala

2.4K 361 3
                                    

"Gi, makan yuk!" Mereka berdua sedang berada di rumah Gia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gi, makan yuk!" Mereka berdua sedang berada di rumah Gia. Bundanya Gia sedang ada urusan sebentar. Jadi, Bundanya meminta untuk Sandi menemani Gia dan memberi Gia makan.

"Gak mau," tolak Gia cuek. Dia sangat fokus dengan ponsel di tangannya.

"Kenapa?"

"Gak tau," balas Gia, dia masih saja cuek.

"Lah, kok gak tau?" dahi Sandi berkerut.

"Gak tau."

Sandi menghela napas sabar.

"Iya, Gi. Gak taunya kenapa?" kali ini Sandi sedang menahan emosi.

"Ya, karena gak taulah, mangkanya gue gak tau," balas Gia ngengas.

Dada Sandi naik-turun.

"Sekali lagi lo bilang gak tau, gue botakin rambut lo!" ancam Sandi, dengan suara yang naik satu oktaf.

Gia menoleh pada Sandi, dia balas menatap garang.

"Kenapa lo gak mau makan Gigi?" tanya Sandi dengan geram.

"Tidak tahu," imbuh Gia. Dia lagi, lagi dan lagi mengabaikan Sandi dan fokus pada ponsel.

"Gi, jangan lo pancing macan tidur dalam diri gue, ya!"

Gia berdecih. "Emangnya lo siluman macan? Mangkanya macan lo ada," ucap Gia remeh. "Lo, kan. Sanak saudara sama setan, bukan binatang!"

"Sabar." Sandi mengelus dadanya.

Gia sedang marah pada Sandi saat ini. Walau Gia cewek modelan begitu dia juga bisa merajuk sama Sandi.

"Gue ada salah apa lagi sama lo?" tanya Sandi.

"Gak ta--"

"Ntar!" sela Sandi, ponselnya tiba-tiba saja bergetar lama menandakan ada panggilan masuk.

"Hallo?"

"..."

"Bisa."

"..."

"Oke, kita ketemu di sana."

Telpon pun diputus Sandi secara sepihak. Sandi menatap Gia malas.

"Woy." Sandi mencolek lengan Gia. "Ikut gak lo?"

"Gak!" tolak Gia ketus.

Sandi berdecih. "Yaudah terserah, lo sendirian aja di rumah," ujar Sandi.

"Biarin," balas Gia sewot.

"Biar lo dimakan hantu." Sandi berusaha menakuti Gia supaya Gia mau ikut.

"Bodo amat, mana takut gue sama hantu, orang gue tiap hari barengan, kok. Sama hantu, jin, setan dan sejenisnya."

"Siapa?"

"Tuh, yang lagi ngomong."

"Anjir," umpat Sandi kesal.

Malas atau Manja [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang