38. Beda Sangga

1.6K 263 40
                                    

Bantu saya promo jika kalian suka dengan Sandi dan Gia.

Sesuai janji Sandi, hari ini dia benar-benar menjemput Gia, sekarang mereka sedang duduk anteng di dalam kelas, pagi ini kelas masih lumayan sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesuai janji Sandi, hari ini dia benar-benar menjemput Gia, sekarang mereka sedang duduk anteng di dalam kelas, pagi ini kelas masih lumayan sepi.

"Gi, lo udah gak kesel lagi sama gue?" tanya Sandi.

Gia menoleh dia menyipitkan matanya sejenak lalu menggeleng.

"Enggak." Gia kembali membuang muka, menatap papan tulis dengan intens.

Sandi mengembus napas lega.

"Enggak mungkin secepat itu," lanjut Gia.

Sandi menatap Gia tak percaya.

"Lo belom maafin gue?"

"Menurut lo gimana?"

"Udah."

"Udah apa?"

"Udah boker tadi?" Gia menatap malas Sandi, memukul pundak Sandi keras.

"Dahla gue gak mau ngomong sama lo." manis sekali, Gia melipat tangannya dengan pipi yang menggembul.

Sandi terkekeh, dia mencubit pipi Gia pelan.

"Jangan sentuh-sentuh! Gak mahrom!" tegas Gia. Menepis tangan Sandi.

Sandi mengangguk lalu dia beralih menarik-narik kerah seragam Gia. Jelas Gia jadi mereng ke samping, karena Sandi menariknya cukup kuat, Gia tercekik.

"Woeh, setan! Kecekek leher gue." Sandi melepasnya.

"Serba salah gue," keluh Sandi.
Gia melotot, dia mengelus-ngelus lehernya.

"Lo mau buat gue mati?"

"Kalo itu buat hidup gue tenang kenapa enggak?" kekeh Sandi.

Gia mengalah, berdebat dengan Sandi tak akan ada habisnya. Mengingat kalau dia tidak mau kalah dalam berdebat dan Sandi yang selalu pandai membalas kata-katanya membuat Gia beralih menarik ponselnya.

Gia membuka aplikasi Facebook di sana Gia lesuh melihat notifnya selalu sepi, dan jangan lupa tidak ada yang ngechet dia. Gia beralih ke home lalu mengupload foto dirinya yang menurutnya cantik, Gia membuat caption dengan nomor WhatsAppnya berharap orang-orang akan menchatnya.

Selesai mengupload foto Gia tersenyum puas. Sandi melirik ponsel Gia, Sandi melotot, membaca caption Gia yang dibarengi dengan nomor WhatsAppnya.

Kurang lebih begini.

Menerima jasa PELAMPIASAN dan PELARIAN GRATIS.

Sandi merampas ponsel Gia, kembali membaca dengan benar, ternyata benar Gia sedang dalam fase goblok online.

"Maksud lo apa?" sungut Sandi.

Gia menaikkan alisnya sebelah, berlagak sok cantik. Gia kembali merenggut ponselnya. Dan memasukkannya ke dalam kantung.

Malas atau Manja [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang