54. Hari Buruk

1.3K 270 37
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari buruk bagi Gia adalah kemarin, hari itu sudah berlalu. Dia harap hari ini akan baik-baik saja.

Hari yang mengecewakan adalah kemarin bagi Samuel. Di mana dia sadar kalau Gia memiliki rasa sayang besar pada Sandi.

Hari kemarin dan hari ini adalah hari di mana Sandi terlihat berubah. Pemuda itu bahkan tidak menjemput Gia atau basa-basi seperti biasanya. Sungguh Sandi sangat berbeda.

Gia memperhatikan pemuda yang berdiri di barisan paling depan. Itu adalah salah satu perubahan yang Sandi perlihatkan. Biasanya Sandi akan berbaris di samping Gia pada barisan paling belakang dan mereka suka saling bertukar cerita, tapi sekarang Gia seorang diri di belakang. Walau banyak teman sekelas Gia yang lainnya, tetap saja dia merasa sendiri. Karena dari awal dia tidak pernah akrab dengan para wanita di kelasnya.

"YANG TIDAK MEMAKAI TOPI DAN DASI PINDAH KE BARISAN DI DEPAN SAYA! SEKARANG!" suara menggelengar itu mengejutkan Gia. Habis sudah, Gia lupa membawa topi, itu kebiasaanya suka lupa kalau Sandi tidak mengingatkan. Dasi? Oh, tentu saja benda panjang itu juga tidak Gia bawa. Pasrah Gia sudah pasrah. Gia maju dengan helaan napas panjang menuju barisan di depan podiom bergabung dengan para murid yang tidak lengkap atribut.

Saat langkahnya hampir ke luar dari  barisan, ada tangan besar yang menahannya. Gia menoleh.

"Samuel?"

"Pake topi sama dasi gue. Nih." Samuel memberikan dasi dan topinya dengan suka rela. Gia ingin membuka suara, tapi Samuel sudah berlalu pergi ke barisan murid tidak lengkap atribut.

Gia cengoh, dia memandang Samuel lama. Pemuda itu ikut meliriknya, Samuel tersenyum kecil dan mengangguk. Meyakinkan Gia dia tidak apa-apa. Lalu Gia kembali memperhatikan topi dan dasi di tangannya, gadis itu menoleh ke sampingnya, tepat di sana ada Sandi. Sandi tidak sedikit pun melirik Gia.  Menganggap Gia bagai tak kasat mata, walau Sandi tau tanpa melihat pun, dia tau apa yang baru saja terjadi. Samuel sedang menjelma menjadi dirinya di masa lalu.

Gia menunduk dalam, Gia masih tidak mengerti ada apa dengan Sandi. Gia berlalu dari sana. Kembali pada barisannya di belakang. Memakai topi serta dasi milik Samuel.

Acara upacara di pagi hari selesai. Semua murid kembali masuk ke kelas masing-masing. Gia kembali dibuat tercegang oleh Sandi. Lelaki itu memutuskan pindah tempat duduk di samping Gunayan. Sekarang teman sebangku Gia adalah Nafan.

"Gi?" Nafan menegur, karena Gia asik berdiri sambil memperhatikan Sandi yang bahkan tidak memandangnya sama sekali. Sandi sibuk membaca buku paketnya. Itu hanya alasan.

"Sandi, kenapa lo pindah?" Gia tidak tahan lagi, dia benar-benar merasa dipermainkan. Sungguh hatinya tersentil.

Sandi tidak menggubris, Sandi kembali menjadi pria dingin saat pertama masuk sekolah. Lalu Gia hadir dan membuat pemuda itu melunak berubah menjadi pria yang hangat. Namun, sekarang Sandi kembali seperti awal saat pertama menduduki bangku SMA. Dingin!

Malas atau Manja [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang