7. Sabrina

2.9K 389 6
                                    

Bel pulang bagi SMA Tunas Kelapa sudah berdering sejak beberapa saat lalu, semua  murid saling berdesak-desakan ingin cepat-cepat pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel pulang bagi SMA Tunas Kelapa sudah berdering sejak beberapa saat lalu, semua  murid saling berdesak-desakan ingin cepat-cepat pulang. Begitu pula dengan Gia dan Sandi. Mereka berjalan menuruni anak tangga sambil berdampingan.

"Sandi!" Sandi yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh ke sumber suara.

"Hari ini kamu anterin aku, kan?" tanya wanita berambut panjang sepinggang itu.

Sandi tersentak, ya ampun dia hampir saja melupakan wanita satu ini. Dia adalah Sabrina, Sabrina siswi dari kelas X IPA 2. Beberapa minggu lalu Sandi menyatakan perasaannya dan menjadikannya pacar. Namun, sepertinya identitasnya sebagai pacar Sandi tak terlalu penting bagi Sandi. Karena walau pun ia sudah mempunyai pacar waktunya di sekolah maupun di luar selalu ia habiskan untuk Gia, bukan Sabrina.

Sandi menoleh pada Gia, meminta persetujuan gadis itu untuk mengantar pacarnya pulang. Gia yang ditatap malah buang wajah, dia bertingkah seperti tidak ada siapa pun di hadapannya.

Sandi paham dengan itu semua, Gia pasti tidak mengizinkannya, Sandi pun merutuki dirinya sendiri kenapa dia bisa lupa kalau sudah ada janji dengan Sabrina.

"San?" Sabrina menelengkan kepalanya menatap Sandi dengan senyum manis.

"Maaf, ya. Gue lupa tadi bilang sama Gia, dan gue harus antar Gia pulang dulu," ucap Sandi tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Senyum Sabrina luntur pada saat itu juga, dia tak mengharapkan ini dari Sandi, apa-apaan Sandi itu? Bukannya dirinya adalah pacarnya dan harusnya Sandi mementingkan dia, kan. Dari pada temannya.

"Kita duluan, ya." Sandi menarik tangan Gia pelan, mereka bersama menuruni anak tangga, hingga punggung ke-duanya hilang dari pandangan mata Sabrina.

"Lo kok bisa sih suka sama dia?" tanya Gia.

"Karena dia cewek," jawab Sandi enteng.

"Lo cinta sama Sabrina?" Gia menatap Sandi dan menghentikan langkahnya. Tentu saja Sandi pun ikut berhenti.

Sandi balas menatap Gia, lalu dia memutar bola matanya.

"Enggak!"

"Terus kenapa lo pacarin?"

"Karena dia cantik ... mungkin," saut Sandi tak yakin. Sandi kembali melangkah menuju parkiran.

Gia geleng-geleng kepala mendengar jawaban temannya satu itu.

***

"Assalammua'laikun, Bunda ... "

"Bunda?" Gia terus memanggil nama Bundanya dan mencari di sepenjuru rumah. Namun, nihil Bundanya tidak ada. Lalu ke mana Bundanya?

Ponsel di saku Gia bergetar lama menandakan kalau ada panggilan masuk. Buru-buru Gia mengambilnya dan melihat nama yang tertera di sana. Saat tau yang menelpon Bundanya Gia langsung mengangkat.

Malas atau Manja [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang