19. Ujian

2.1K 328 16
                                    

Dua minggu berlalu dan hari ini SMA Tunas Kelapa melaksanakan ujian Semester

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua minggu berlalu dan hari ini SMA Tunas Kelapa melaksanakan ujian Semester. Ternyata dugaan Sandi benar, dia dan Gia tidak mendapat ruang yang sama. Sandi ujian di ruang delapan dan Gia ujian di ruang sepuluh.

"Sandi, gue gak yakin ujian gue bakal selesai kalo gak sama lo." Gia mendongak.

Sandi mengangguk, "Kan, udah gue bilang Gigi lo belajar, belajar!"

"Tapi males." Gia memandangi kartu ujiannya yang berwarna kuning. Di sana tertulis jelas ruang tempat Gia harus ujian.

"Sandi ntar kasih gue contekan, ya!" pinta Gia.

Dahi Sandi berkerut, "Gimana gue kasih contekan, kita, kan. Beda ruangan?"

"Ck, kan. Bisa secara telepati."

Wajah Sandi langsung datar. "Bapak kau telepati!" ketus Sandi.

Gia terkekeh. Bersamaan dengan kekehan Gia bel penanda masuk berbunyi. Gia deg-deg an. Dia sedang cemas, tentu saja cemas. Sandi dan dia tidak seruangan apa yang bisa ia lakukan tanpa Sandi?

"San, jantung gue cenat-cenut," adu Gia. Dia meremas-remas kartu ujiannya.

Semua murid mulai menaiki anak tangga memasuki ruangan yang telah ditentukan. Sandi dan Gia menunggu tangga sedikit lega agar mereka bisa ikut melangkah.

"Bisulan mungkin."

Gia menabok lengan Sandi. "Mana ada bisulan."

Sandi terkekeh. "Udah sana masuk!"

"Sama-sama ayok!"

"Yokla!"

***
Di ruang delapan tempat Sandi melaksanakan ujiannya. Dia mendapat bangku di deretan nomor dua. Beberapa saat tadi sebelum mereka memulai ujian pengawas mengarahkan mereka untuk berdoa. Dan sekarang soal serta lembar jawaban sudah ada di mejanya.

Sandi mengambil pulpennya yang ada di kantung. Ujian pertama dimulai dengan mapel Agama. Sandi mulai membaca bagian essai kebiasan Sandi sedari dulu. Dia lebih suka menjawab essai terlebih dahulu daripada soal berganda.

Berselang beberapa saat akhirnya essai selesai.

"Alhamdullilah."

Angga adalah Kakak kelas yang sebangku dengan Sandi, menoleh. "Kenapa?"

"Udah siap, nih." Sandi menunjukakan lembar jawabannya.

Mata Angga membola dia tak yakin. Secepat itu, kah? Waw!

"Baru essai," kekeh Sandi.

***

Mapel Agama masih ada beberapa yang dapat Gia selesaikan walau tidak semua.

"Untung gue pinter agama. Walau di luar gue kek setan, tapi di dalem kek jin kok. Eh?"

***

Malas atau Manja [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang