14. Gia Anjelo

2.3K 343 2
                                    

"Horror!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Horror!"

"Romance!"

Gia dan Tania memilih film yang berbeda, Sandi bingung harus mengikuti selera siapa.

"Jadi yang mana?" tanya Sandi, pada mereka berdua.

"Pokoknya gue mau yang cerita bergendre romance," tegas Tania. Berpengang teguh pada keputusannya.

Gia menggeleng dan menatap Sandi dari samping. "Horror, San!" perintah Gia, sambil mengoyang-goyangnya tautan mereka.

Sandi dilema. Dia diam sejenak dan menatap lurus ke depan, Sandi rasa kalau menonton film romance adalah pilihan yang bagus.

"Kita nonton film sesuai selera Tania aja," putus Sandi. Dia tersenyum.

Tania langsung mengembangkan senyumnya. Gia mendengus dengan kasar dia melepas pegangan tangannya dari Sandi.

"Horror, San! Gue gak mau yang romance-romance," tolak Gia. Gia bersedekap dada dan membuang muka.

Tania tersenyum dengan menyebalkan pada Gia. Gia tak suka itu.

"Tapi Gia."

"Sa pamit mo pulang.... " ucap Gia dengan bernada.

"Sa tra, kan. Ganggu ko lagi...." Gia berbalik dan mengambil satu langkah.

Sandi menarik kembali tangan Gia, Gia berbalik dengan wajah masam. "Gi?"

"Sa--"

"Gia!" ucap Sandi geram.

"Sa pamit--"

"Gia dengerin gue du--"

"Sa pamit mo pulang!" Gia sedikit berteriak.

"Gia anjelo, sekali lagi lo nanyi itu gue jambak lo, ya!"

Gia memajukan bibirnya kesal. Dan mengempas tangan Sandi.

"Apa?" ketus Gia.

"Oke, kita nonton film horror. Lo mau film yang mana?"

Tania melotot, apa-apa Sandi itu, bukannya tadi dia sudah setuju dengan Tania. Ah ... Tania tak terima.

"San, kok gitu?"

"Gue gak bisa nolak Gia," imbuh Sandi.

"Gue mau nonton film yang judulnya ... " Gia melirik Tania sekejap. "Tania, wanita tanah jahanam!" mata Tania membola lagi, mana ada judul film seperti itu. Tania ingin protes. Namun, Sandi sudah lebih dulu menggelengkan kepalanya pada Tania, sebagai pertanda jangan lakukan apa-apa! Sandi emang sayang banget sama sahabatnya satu itu. Gia garis keras!

"Ayo kita beli tiket."

Selesai membeli tiket kini ke-tiga manusia itu membeli cemilan untuk menambah keseruan saat menonton nanti.

Malas atau Manja [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang