3• HARI PERTAMA

11.4K 1.6K 789
                                    

Happy reading guys!

Play mulmed di atas!

Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kalian semua! ❤

***

3. HARI PERTAMA

Scarlett baru saja balik dari pekerjaannya. Ia bekerja di Moret Caffe. Awal mulanya ia tau tempat itu karna di beritau oleh Violet. Perempuan itu juga kaget saat tau waktu pertama kali datang Andini sudah mengetahui namanya. Katanya Violet sudah mengabarinya. Scarlett sangat bersyukur. Malam ini perempuan itu berjalan kaki untuk pulang ke rumahnya.

Dalam perjalanan pulang. Ia masih belum menemukan transportasi umum biasanya ada angkot atau ojek yang lewat di sekitar sana. Tapi malam ini jalan sepi sekali. Ponselnya juga mati padahal ia ingin memesan ojek online. Scarlett mulai merasa ada yang mengikutinya. Perempuan itu berhenti sejenak dan menoleh ke belakang. Ada empat laki-laki berpakaian seperti preman sedang berbincang atau mungkin pura-pura.
Entah yang pasti Scarlett langsung tergesa-gesa melanjutkan jalannya.

"Gelagat mereka udah mencurigakan. Aku harus cepet-cepet balik!" gumam Scarlett.

Sementara di lain tempat. Di daerah yang sama Jendral sedang bersandar di motor ninjanya sendirian. Cowok itu malas untuk pulang ke rumahnya. Sejak kejadian ayahnya kemarin. Ia kembali tinggal di Apartemennya sendiri.

"Bajingan tua itu kapan matinya!?" tanya Jendral terlihat muak. Ia mengambil pematiknya di saku celananya dan hendak menyalakan rokok yang terselib di bibirnya. Belum sempat rokok itu terkena api. Tubuhnya tiba-tiba saja limbung ke samping karna tabrakan dari seorang gadis. Membuat motornya ikut terjatuh di trotoar.

"Aish, ck!" Jendral berdecak kesal, menoleh tajam pada Scarlett.

Perempuan itu berhenti sejenak. Wajahnya terlihat panik menoleh ke belakang dan ke depan. Memastikan. Melihat keempat laki-laki yang mengikutinya itu mulai berlari kearahnya. Seketika membuat Scarlett gemetar.

"Lo kalau jalan pake mata dong! Gak liat ada orang di depan?!" gertak Jendral emosi. Cowok itu mengibaskan seragamnya yang kotor.

Scarlett memegang dahinya, merasa bersalah. "Maaf Mas, maaf banget! Tapi saya buru-buru! Sekali lagi maaf!" katanya sebelum akhirnya kembali berlari.

Jendral terkejut saat Scarlett mulai berlari, setelah menjatuhkan motor miliknya hingga lecet. "WOI! NASIB MOTOR GUE GIMANA JADINYA INI?!" teriaknya. Di hiraukan.

Jendral menyugar rambutnya kasar. Lalu membangunkan motornya, mengecek. "Sialan, lecet beneran." gumamnya kesal.

"Kejar tuh cewek woi!" ujar laki-laki berpakaian preman itu sembari berlari. Membuat Jendral mendongak mendengar itu. Sisi kemanusiaan darinya tergerak. Melihat tempilan orang itu saja Jendral sudah biaa menebak.

"Bantu, tidak, bantu, tidak?" monolog Jendral memejamkan matanya, seperti sedang berhitung.

"... Bantu, tidak, bantu, tidak?" Jendral membuka matanya, mendapat jawaban. "Tidak?! Oke." katanya, lalu berdiri. Tanpa rasa bersalah.

****

Scarlett terpojok saat jalan kecil yang biasa ia pakai pulang di tutup karna ada perbaikan jalan. Perempuan itu mengeratkan tangannya pada tali selempang tasnya. Ia bisa bertarung tapi nyali benar-benar belum seberani Violet. Apalagi melawan empat laki-laki yang keliatannya mesum. Preman itu mulai mendekatinya. Membuat ia mundur dan terjatuh di aspal.

JENDRAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang