Setelah sekian lama permasalahan pemerintahan yang dibahas, baru kali ini permasalahan pemerintahan yang membuat aku menyenggir heran dengan orang-orang yang ada di dalam ruangan ini.
Akibat luapan air sungai yang terjadi di daerah bagian timur kekaisaran, banyak rumah warga menjadi korban. Beruntungnya belum ditemukan korban jiwa, dan hanya beberapa korban luka-luka akibat menyelamatkan diri, baik dari warga maupun prajurit yang bertugas di daerah itu.
Saat ini warga diungsikan di daerah perbukitan, warga dan prajurit saling bantu-membantu memenuhi kebutuhan mereka saat ini. tentunya sangat dibutuhkan penyelesaian permasalahan ini sesegera mungkin.
Dari hasil perundingan, kekaisaran akan mengirimkan prajurit kemiliteran untuk menangulangi masalah ini. hal ini lah yang membuat aku heran, mengapa harus prajurit kemiliteran yang dikirim ke daerah seperti itu.
"perdana menteri, mohon izin untuk bertanya" ujar ku cukup keras untuk mengambil perhatian perdana menteri yang saat ini memandu jalannya rapat. Terserah orang lain juga ingin memperhatikanku atau tidak, aku juga tidak akan peduli
"silahkan, Yang Mulia" izin perdana menteri
"mengapa prajurit kemiliteran yang harus dikirimkan?! Bukannya tugas prajurit kemiliteran dalam keamanan kekaisaran, baik itu di perbatasan maupun kota-kota yang ada di kekaisaran ini" ujar ku
"izinkan saya menjawab pertanyaan dari Yang Mulia Putri Mahkota" ujar salah satu bangsawan. Aku ingat siapa dirinya, ia adalah Marques Kompius, salah satu orang-orangnya Arabella. Tentunya perdana menteri mengizinkannya untuk menjawab
"Saya, Marquess Hecelium Kompius akan menjawab pertanyaan Yang Mulia Putri Mahkota" ujarnya memperkenalkan diri, aku bosan dengan tata krama yang menyusahkan ini, aku ingin langsung ke inti permasalahannya.
"sesuai dengan apa yang Yang Mulia Putri Mahkota katakan, prajurit kemiliteran memang bertugas dalam keamanan di seluruh kekaisaran. Tentunya permasalahan seperti ini juga termasuk ke dalam keamanan, prajurit kemiliteran bertanggung jawab dalam keamanan warga selama dalam pengungsian. Keamanan ini juga tentunya termasuk dalam menyelesaikan permasalah yang terjadi di daerah saat ini" jawabnya. Sungguh pemikiran yang membuatku naik darah, tak bisakan dirinya berfikir rasional sedikit
"jadi dirimu berkata, kalau prajurit kemiliteran yang bertanggung jawab atas kejadian alam yang terjadi di daerah timur?" tanya ku yang masih berusaha mempertahankan keramahanku.
"benar sekali, Yang Mulia. Tentunya hal ini merupakan tanggung jawab dari kemiliteran" jawab Marquess Kompius dengan yakin. Orang-orang di dalam ruangan juga membenarkan, dan aku bisa melihat sendiri bagaimana tersiksanya komandan-komandan yang ada saat ini harus menambah tugas mereka, apalagi Duke Bionel yang menjabat sebagai kepala pimpinan kemiliteran kekaisaran saat ini.
Aku mengalihkan pandangan menghadap kaisar, dan kaisar ini hanya diam saja membenarkan kata-kata bawahannya yang tidak ada benarnya. Sungguh aku sangat kesal, tak tahan dengan semua keributan yang mengatakan semua permasalahan ini ditanggung oleh kemiliteran, aku melempar cangkir teh yang ada di depan ku. Aku bisa merasakan seketika ruangan itu diam dengan aksi ku
"Apa yang kau lakukan Putri Mahkota?!" ujar Kaisar marah
Aku memandang kaisar dengan tajam, "aku tidak tahu ditempat ini bawahannya yang bodoh atau pimpinanannya yang bodoh" ujarku yang masih menatap kaisar. "pertama, minta penyihir berelemen tanah dan air untuk membuat aliran luapan air sungai kembali ke arusnya. Kedua, minta para pendeta dan suster untuk merawat warga ataupun prajurit yang terluka. Ketiga, minta dewan pembangunan menyiapkan orang-orangnya untuk membangun bendungan di hulu sungai agar tidak terjadi luapan lagi. Keempat, minta dewan pertanian untuk menyiapkan bibit tamanan agar warga masih bisa bekerja setelah bendungan selesai dibuat. Kelima, prajurit kemiliter yang akan bertanggung jawab sampai permasalahan ini selesai" lanjutku.
Aku berdiri dari bangku ku, "masalah kenaikan selir menjadi permaisuri akan di bahas di rapat selanjutnya, dan saat itu aku harap Yang Mulia Ibu Suri, Yang Mulia Kaisar Xavier, Penyihir Agung, dan Pendeta Agung hadir dalam rapat itu. Karena suara mereka sangat menentukan apakah selir layak untuk naik tahta atau tidak" ujarku.
Aku berjalan meninggalkan ruangan rapat, sungguh membuat naik darah berada di dalam sana. Aku tak peduli apakah akan mendapat hukuman atau tidak karena tidak berpamitan kepada kaisar. Sungguh aku muak dengan kaisar bodoh seperti dirinya itu.
# hello minna-san.... *benar gk sih tulisannya??? 🤔🤔
Ayu back nih, maaf ya up nya suka gk tentu jam. Semoga suka ya sama cerita pertama Ayu 😁😁 cerita ini mungkin bakalan cukup panjang Ayu bikin, semoga gk bosen nanti in terus ya
Jangan lupa tinggalin jejak dengan kasih bintang and comment nya ya, kalau bisa sih sekalian di share sama teman" kalian, trus follow juga akun nya Ayu ya
Sampai ketemu di next bab, Minna...
Arigathanks Minna
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villain [HIATUS]
FantasyDi sebuah alun-alun ibu kota kekaisaran, sudah terpasang sebuah alat pancung bagi pendosa. Di alat pancung itu telah bersiap seorang gadis muda yang akan dipancung, tak ada air mata ataupun perasaan yang tergambar di wajah gadis yang sudah pucat itu...