Bab 8 - Duke Bionel

15.8K 2.2K 21
                                    

AUTHOR POV

Selepas kepergian Canaria, orang-orang mulai sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing, dan sesekali mereka juga mendiskusikan apa yang disampaikan Canaria dengan orang disebelah mereka.

Kaisar yang awalnya masih terdiam dengan apa yang dikatakan Canaria, mulai menampakkan raut wajah yang lelah. "perdana menteri, lakukan seperti yang dikatakan Putri Mahkota tadi. Duke Bionel yang merupakan kepala kemiliteran tetap akan bertanggung jawab atas masalah ini. Rapat hari ini kita akhiri sampai disini" ujar Kaisar yang langsung berdiri dan meninggalkan ruang rapat

Semua orang menunduk hormat atas kepergian Kaisar yang juga diikuti perdana menteri. Selir Arabella dan Obelina juga meninggalkan ruangan dengan wajah kesal, kenaikan tahta dirinya menjadi permaisuri harus ditunda karena Canaria. Rasa marah tertanam dalam hati mereka terhadap Canaria.

Satu persatu orang-orang yang ada di ruang rapat itu mulai keluar dari ruangan, berbagai macam ekspresi yang mereka tunjukkan selepas keluar dari ruang rapat. Memang biasanya mereka akan seperti itu, namun kali ini ekspresi mereka lebih kentara karena sikap Canaria tadi.

"Duke Bionel" panggil salah satu pria yang masih cukup muda, bungkin masih di awal 20 tahunan, kepada pria yang sudah menginjak usia 37 tahun itu.

"ada apa, Febian?" tanya Duke Bionel

"kita akan menuju menara agung atau kuil suci terlebih dahulu, Duke?" tanya pria muda bernama Febian itu

"bukan, aku akan menemui Putri Mahkota terlebih dahulu. Sampaikan kepada Zeven untuk menyiapkan prajurit yang akan dikirim ke daerah timur" jawab Duke Bionel.

"baik, Duke" jawab Febian yang langsung pergi

Tak lama setelah kepergian Febian, Duke Bionel mulai pergi menuju istana tempat Canaria tinggal. Duke Bionel ditemani oleh beberapa bawahan militernya yang menanti diluar ruang rapat.

AUTHOR POV END


Setelah keluar dari ruang rapat dengan keadaan suasana hati yang buruk, aku berjalan menuju taman yang ada di Pavilium Bulan ditemani oleh Anna dan Axe. Aku memilih untuk menjernihkan pikiran di salah satu gazebo yang ada di taman Paviliun Bulan sambil melihat bunga-bunga yang bermekaran.

"Anna, tolong bawakan teh dan beberapa cemilan untuk ku. Aku ingin menjernihkan pikiranku disini" pintaku.

"baik, Yang Mulia" jawab Anna, ia segera pergi meninggalkan ku dengan Axe

"Axe, duduklah" pintaku

"tidak, Yang Mulia. Saya tidak bisa" bantahnya

"duduklah, Axe. Aku tak tega melihatmu berdiri terus menerus" jawabku

"ini sudah menjadi tanggung jawab saya, Yang Mulia" jawaban Axe yang membuatku semakin kesal

"terserahlah" balasku sambil memalingkan wajah darinya

Aku hanya diam, pikiranku melayang ketika aku berjalan bersama ibunda di taman ini. Setiap sore kami selalu berjalan bersama mengelilingi taman ini, terkecuali ketika ibunda sedang bertugas. Aku merindukan saat-saat itu, ingin sekali rasanya aku bisa kembali ke masa itu.

Walaupun aku sudah kembali ke masa lalu, namun aku tetap tidak bisa bertemu dengan ibunda. Sangat disayangkan memang, tapi aku tak akan menyalahkan dewa akan hal itu. diberi kesempatan untuk membalaskan kematian ibunda saja sudah membuatku sangat bersyukur.

Masih dengan ingatan tentang masa lalu, aku dikejutkan dengan suara panggilan Axe. "ada apa?" tanya ku

"Duke Bionel berjalan kesini, sepertinya ingin menemui Yang Mulia" jawab Axe.

aku mengalihkan pandanganku ketempat yang Axe maksud, dan memang aku melihat Duke Bionel berjalan bersama salah satu bawahannya ke arah ku.

"panjang umur untuk bintang kekaisaran Clarines, Yang Mulia Putri Mahkota Canaria Roseliana Wisteria" sapa Duke Bionel memberi hormat dan diikuti oleh bawahannya.

"silahkan duduk, Duke Bionel" ujarku mempersilahkan

"terima kasih, Yang Mulia" jawab Duke, ia pun duduk di depan ku. Sepertinya kedatangannya ingin membahas masalah rapat tadi.

"Axe, tolong mintakan kepada Anna untuk membawakan teh dan cemilan tambahan" pintaku.

"baik, Yang Mulia" jawab Axe yang segera pergi. Aku yakin Axe tak akan ragu meninggalkan aku dengan komandan tertinggi kemiliteran di kekaisaran ini.

"Feri, berjagalah di sekitar" ujar Duke. Sepertinya Duke hanya ingin berbicara denganku secara pribadi

"baik, komandan" jawab Feri sang bawahan dengan tegas. "saya permisi, Yang Mulia Putri Mahkota" pamitnya kepadaku sambil membungkuk hormat

Aku membalas dengan anggukan kecil dan senyuman polos khas anak berusia 8 tahun. Feri sang bawahan segera pergi meninggalkan kami

"apakah Duke ingin membahas tentang perkataan ku tadi?" tanyaku setelah merasa Feri sudah tak akan mendengar pembicaraan kami

"benar, Yang Mulia. Saya yang bodoh ini hanya ingin tahu lebih jelasnya tentang apa Yang Mulia sampaikan tadi" jawab Duke merendah

"jangan terlalu merendah, Duke. Pengalaman hidup Duke lebih banyak dari ku yang masih berusia 8 tahun ini. Aku hanya ingin membantu untuk mengurangi sedikit tugas Duke, walau tidak bisa secara langsung turun tangan, setidaknya aku masih bisa membantu dengan ide ku"

"anda sungguh rendah hati, Yang Mulia" balas Duke dengan senyuman kebapakan. Aku jadi sedikit berharap kaisar akan memberikan aku senyuman seperti ini dikemudian hari.







# hi Minna.... Udah tanggal 31 aja ya, gk terasa tinggal menghitung jam aja menuju tahun baru.
Buat teman" yang selalu stay sm cerita Ayu, jgn lupa tinggalin jejak kyk biasanya ya, kasih bintang sm follow akun Ayu. Sampai ketemu di next bab, arigathanks minna-san.....

I'm The Villain [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang