AUTHOR POV
Arabella masuk ke dalam kamarnya dengan suasana hati yang sangat buruk, vas bunga yang ada di dekatnya menjadi pelampiasan amarahnya. Melihat pecahan beling dari vas bunga tidak mengurangi amarahnya, ia berjalan menuju vas bunga lainnya yang ada di dekat jendela untuk melakukan hal yang sama, namun sang pelayang setia, Merry, menghentikan amukan Arabella.
"Yang Mulia, jangan seperti ini" ujarnya menahan lengan Arabella. "citra anda sebagai seseorang yang rendah hati bisa rusak, anda hanya perlu bersabar sedikit lagi" lanjutnya.
"sedikit lagi aku bisa menduduki bangku permaisuri, tapi anak dari wanita jalang itu..." ujar Arabella terhenti, "seharusnya aku juga membunuh anak itu bersama ibunya" lanjutnya.
"Yang Mulia tenanglah, jangan mengatakan hal itu disini, bisa saja ada yang mendengarnya" Merry memperingati.
"aku ingin ke taman, bawakan aku teh hangat dan cemilan. Aku butuh menenangkan pikiranku saat ini" ujar Arabella. Ia langsung keluar dari kamarnya meninggalkan Merry yang menunduk hormat.
Setelah Arabella tak terlihat lagi, Merry meminta dayang-dayang lainnya untuk segera membereskan pecahan beling yang ada di kamar Arabella. Ia segera pergi menuju dapur yang ada di pavilium mawar untuk menyiapkan permintaan Arabella.
Selepas kepergian Merry, 4 orang pelayan mulai merapikan kamar Arabella. Sambil bekerja mereka mendiskusikan penyebab Arabella sampai bisa memecahkan vas bunga yang cukup mahal itu. Sampailah pada satu kesepakatan tentang berita hasil rapat untuk menaikkan Arabella menjadi permaisuri, yang membuat Arabella marah.
Keputusan Arabella bisa diangkat menjadi permaisuri membuahkan sebuah persyaratan yang harus dipenuhi oleh Arabella, ia harus mampu membuktikan dirinya layak untuk menjadi permaisuri kekaisaran Clarines, keputusan kelayakan dirinya harus diputuskan oleh ibu suri. Tentunya hal ini tak bisa dibantah oleh orang-orang yang hadir di dalam rapat rutin kekaisaran karena ide ini diusulkan oleh Canaria dan disetujui oleh ibu suri, kaisar Xavier, penyihir agung dan pendeta agung. Selama itu pula tugas permaisuri diambil alih oleh ibu suri, yang dibantu oleh kaisar Xavier.
Kebanyakan bangsawan-bangsawan yang salama ini memihak permaisuri Laticia, ibunda Canaria, ataupun bangsawan-bangsawan yang masih netral, menyetujui keputusan ini. Mengingat selama menjadi selir, Arabella belum pernah memberikan eksitenti bagi kekaisaran. Serta rumor yang beredar mengatakan jika Arabella hanya mempu menghabiskan keuangan keluarga kekaisaran, membuat mereka menyetujui usulan Canaria.
*
Tak jauh berbeda dengan Arabella, Obelina juga merasa kesal dengan keputusan itu. hanya saja ia masih berusaha untuk menahan rasa kesalnya dengan menghabiskan waktu mempersiapkan keberangkatannya menuju academi kekaisaran beberapa jam lagi. sehingga dirinya masih harus menganti pakaian dan riasan sesuai dengan peraturan academi.
Academi kekaisaran dibangun bagi putra-putri kekaisaran, kerajaan, dan bangsawan. Serta anak-anak yang terlahir dengan bakat sihir dan anak-anak dari keluarga pebisnis-pebisnis kaya. Kebanyakan orang-orang yang memasukkan anaknya ke academi bertujuan mencari koneksi dengan bangsawan lainnya.
"dimana Vali?" tanya Obelina kepada dayang yang sedari tadi membantunya berkemas, sudah beberapa hari ia tak melihat pelayan pribadinya itu
"menjawab, Yang Mulia. Pelayan Vali mengajukan izin untuk balik ke kampung halaman karena ibunya jatuh sakit" jawab pelayan itu
"baiklah, jika ia sudah kembali, minta ia untuk menemuiku di academi" ujar Obelina. Bagi putri-putri bangsawan memang di ijinkan untuk membawa satu orang pelayan pribadi, dan biasanya Obelina selalu membawa Vali.
"baik, Yang Mulia" jawab pelayan itu
"minta Binnie untuk menemaniku di academi selama Vali ijin" ujar Obelina mengingat ia membutuhkan pelayan selama di academi.
"baik, Yang Mulia. Saya izin untuk memberi tahu pelayan Binnie" ujar pelayan itu
"pergilah" jawab Obelina
Pelayan itu segera pergi meninggalkan Obelina seorang diri, Obelina memperhatikan kamar yang ditempatinya dengan seksama. Ia berjalan menuju jendela memperhatikan taman bunga yang ada di luar kamar.
"semoga ibu tak membuat masalah selama aku pergi" ujarnya dengan suara kecil. Sungguh Obelina tak tahu kenapa, ia merasa ibu nya akan membuat masalah dikemudian hari ketika ia di academi.
AUTHOR POV END
Setelah makan siang, aku menghabiskan waktu berlatih sihir dengan Noah. Noah adalah guru sihir yang ditunjuk kakek Leo, ini adalah profesi yang hanya aku, kakek Leo, kakek Derin dan dirinya yang tahu. sedangkan orang lain tahunya jika Noah adalah pengawal pribadi baruku, sesuai dengan surat yang dikirimkan ibunda kepada kakek Derin untuk mencarikan aku pengawal pribadi lainnya.
Noah juga ditunjuk oleh kakek Leo dan kakek Derin sebagai perwakilan dari menara sihir dan kuil suci ketika rapat rutin kekaisaran berlangsung. Memang seharusnya menara sihir dan kuil suci mengirimkan perwakilan mereka ketika rapat rutin kekaisaran berlangsung, namun hal itu terhenti ketika 35 tahun yang lalu karena menara sihir dan kuil suci merasa mereka tidak dibutuhkan dalam penyelesaian permasalahan kekaisaran.
"Noah, bisakan kita istirahat sebentar? Aku merasa lelah" pintaku yang benar-benar merasa lelah. Aku tak tahu mengapa, berlatih sihir benar-banar menguras tenagaku. Aku memanggil Noah hanya dengan nama karena ia lebih nyaman dipanggil seperti itu dari pada guru atau Sir
Noah memandangku, tak tahu apa yang ia pikirkan saat ini. "baiklah, hari juga sudah sore. Kita bisa melanjutkannya lagi besok" jawabnya.
Sejujurnya sedari tadi Noah tak banyak berbicara, ia hanya akan menjawab jika aku bertanya kepadanya. "mari kita kembali. aku yakin Anna saat ini sudah panik mencari kita" ajak ku.
Noah hanya membalas dengan anggukan saja. Kami mulai berjalan bersama kembali ke pavilium bulan, sedari tadi kami berlatih di taman bagian belakang pavilium salju karena pavilium ini yang paling jarang dilalui orang-orang. Sebab pavilium salju berada di sudut bagian barat yang berseberangan dengan pavilium bulan yang ada di timur.
# malam minna-san.......
Padahal baru beberapa jam yg lalu Ayu up bab sebelumnya, udah up lagi Ayu nya 😅😅
Jujur, Ayu lg buntu buat nulis bab selanjutnya. Gak tau kenapa tiba" aja buntu gitu waktu nulisnya.Ayu mau minta saran nih, kalian mau Ayu buat happy ending atau sad ending nih cerita???
Tolong komen ya minna.....Jangan lupa jejaknya dengan kasih bintangnya ya...
See u next bab minna-san
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villain [HIATUS]
FantasyDi sebuah alun-alun ibu kota kekaisaran, sudah terpasang sebuah alat pancung bagi pendosa. Di alat pancung itu telah bersiap seorang gadis muda yang akan dipancung, tak ada air mata ataupun perasaan yang tergambar di wajah gadis yang sudah pucat itu...