Aku kesal, benar-benar sangat kesal. Bagaimana bisa Axe dan Anna tak memberi tahu aku sama sekali tentang hubungan mereka, dan yang lebih membuat aku kesal, mengapa aku tidak bisa menyadari hal itu. Padahal aku sudah hidup bersama mereka 15 tahun lebih dikehidupan sebelumnya.
"Arnold, tolong carikan aku pelayan pribadi baru. Jika bisa, yang memiliki ilmu bela diri" pintaku. Saat ini berada di ruang kerja ibunda, ketika mengetahui Axe menyukai Anna, aku langsung pergi ke ruang kerja dan meminta Axe memanggilkan Arnold.
"sekalian juga pengawal pribadi. Jika bisa seminggu lagi mereka sudah ada" lanjutku. Aku sudah berjanji kepada Axe, tentunya aku harus menepatinya.
Menurut hukum yang berlaku, pelayan pribadi wanita seorang bangsawan jika sudah menikah tidak akan lagi menjadi pelayan pribadi. Kebanyakan mereka akan memilih jadi ibu rumah tangga atau membuka usaha kecil di sekitar tempat tinggalnya.
Sedangkan untuk pengawal pribadi setelah menikah, mereka diberikan ijin untuk tetap menjadi pengawal pribadi atau tidak. Kebanyakan pengawal pribadi yang telah menikah tetap menjadi pengawal pribadi, namun hanya disaat tententu saja. Mengingat mereka harus membagi waktu antara keluarga dan tuan yang mereka layani.
"mengapa Yang Mulia membutuhkan hal itu?" tanya Arnold heran. Sepertinya dirinya merasa tidak ada masalah dengan orang-orang yang melayani ku selama ini.
"Axe dan Anna akan menikah, tak tahu kapan. Yang pasti sebulan lagi mereka sudah harus menikah, jika tidak aku akan meminta Kakek Derin untuk menikahkan mereka disini!" keputusanku final. Subuah kebahagiaan itu tak harus ditunda bukan, aku hanya ingin mereka bahagia bersama.
Aku bisa melihat Arnold terkejut dengan perkataan ku, tapi tak lama ia tertawa. "sudah lama rasaya saya tak melihat sifat anda yang seperti ini, sehari setelah kematian permaisuri anda seperti orang lain. Saya senang ternyata anda masih seperti dulu" ujarnya.
Aku terdiam, apakah terlalu jelas perubahanku? Aku merasa aku masih seperti dulu. Mungkin karena usia mental dan fisikku terlalu jauh jaraknya
"saya masih ingat, sebelum Yang Mulia Permaisuri meninggal, beliau pernah meminta saya untuk menjaga anda. Ia berpesan jangan sampai sifat ceria anda menghilang akan apapun, beliau ingin anda selalu bahagia, dimanapun anda berada" lanjutnya.
Aku tersenyum, ibunda, terima kasih telah meninggalkan orang-orang yang sangat berharga untukku. Aku janji akan membahagiakan mereka dikehidupanku yang kedua ini, ibunda cukup melihatnya dari atas sana.
"Arnold, mengapa kamu belum juga menikah?" pertanyaanku yang langsung membuatnya terdiam. Padahal suasana lagi terharu gitu, malah aku bikin tegang lagi.
"lihatlah, dirimu sudah berusia 28 tahun, tak lama lagi 29 tahun. Dirimu juga tampan, memiliki status yang cukup tinggi, pendidikan juga bagus" lanjutku
Aku bisa melihat Arnold menghembuskan nafas lelahnya, "bisakah kita tidak membahas hal ini, Yang Mulia?" tanyanya.
"tidak, saat ini aku sangat penasaran dengan kisah cinta orang-orang disekitarku. Apalagi dirimu yang sampai saat ini belum ada gosip yang mengatakan kamu dekat dengan seseorang" jawabku.
Dikehidupan sebelumnya aku masih ingat Arnold menikah di usia 30 tahun, namun baru 2 tahun berjalan mereka sudah bercerai karena istrinya berselingkuh dengan pria lain. Karena hal ini Arnold mengundurkan diri dari pekerjaanya di istana dan lebih fokus dengan Black Shadow.
"saya tidak berani melamarnya, kedudukan keluarganya lebih tinggi dari saya" jawab Arnold lesu
"siapa perempuan itu? Mungkin aku bisa membantu mu" tanyaku penasaran.
"dia putri dari keluarga duke" jawab Arnold
Aku mengingat-ingat, putri dari keluarga duku yang masih sendiri ada 3 orang. Salah satunya hakim Veronica, dan 2 orang lainnya baru debutante tahun lalu.
"apakah perempuan itu memiliki rasa yang sama denganmu?"
"saya tidak tahu, Yang Mulia. Saya hanya pernah bertemu dengannya beberapa kali ketika ada permasalahan istana. Jika bertemu di luar pernah sekali dan itu kami sempat makan bersama" jawabnya.
Sungguh, aku merasa prihatin dengan para pria ini, mengapa mereka takut untuk melamar pujaan hati mereka. haruskah aku turun tangan kembali untuk mengurus percintaan mereka?
"siapa nama perempuan itu? Aku akan membantumu berbicara dengan keluarganya" ujarku. Memang sepertinya aku harus turun tangan lagi
"benarkah Yang Mulia akan membantu saya?" tanya Arnold penuh harap
"ya, aku akan membantumu. Hanya saja keputusan akhir tetap berada di tangan keluarga perempuan itu" balasku
"terima kasih, Yang Mulia" ujarnya senang. "namanya Veronica Neralin Erditio, adik dari perdana menteri Tesla"
Aku hanya bisa terdiam, sungguh fakta yang mengejutkan Arnold menyukai hakim Veronica. Seingatku hakim Veronica bukanlah istri yang dinikahi Arnold dikehidupan sebelumnya. Aku cukup bersyukur tentang hal ini, aku hanya perlu membujuk keluarga Duke Erditio untuk bisa menerika Arnold.
"baiklah, buatkan aku janji bertemu dengan perdana menteri Tesla 2 hari lagi. Aku akan coba berbicara dengannya. Dan untuk mu Arnold, cobalah berusaha lebih dekat dengan hakim Veronica"
"baik, Yang Mulia. Saya akan melakukannya" ujar Arnold cepat dengan senyuman yang cukup jarang aku lihat itu. Biasanya ia banyak memperlihatkan wajah datarnya kepadaku.
#malam semua..... Ayu is back 🎉🎉
Makasih banget buat semuanya yg udh baca, kasih suport, kasih bintang, and klu ada yg share juga makasih banyak" buat kalianAyu cukup penasaran ni, kalian bisa ketemu cerita ini gimana caranya?? 🤔🤔
Klu berdasarkan tag rasanya gk deh, soalnya cerita Ayu msh banyak absurd nya 😅😅Ok, smpi sini dulu semua
See u next bab, minna-san.....
Arigathanks
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villain [HIATUS]
FantasyDi sebuah alun-alun ibu kota kekaisaran, sudah terpasang sebuah alat pancung bagi pendosa. Di alat pancung itu telah bersiap seorang gadis muda yang akan dipancung, tak ada air mata ataupun perasaan yang tergambar di wajah gadis yang sudah pucat itu...