"Canaria, cucuku" sapa nenek Verbeda ketika aku sampai dihadapannya
"selamat malam, nenek" sapaku. Memang dari dulu nenek selalu mewanti-wanti ku untuk tidak terlalu berbahasa formal dengannya, baik di acara resmi seperti pesta besar saat ini maupun acara tidak resmi.
"duduklah disebelah nenek, nenek rasanya akan tambah menua jika terus didatangi oleh bangsawan-bangsawan itu" ujar nenek Verbeda sambil menepuk sofa panjang disebelahnya
Aku pun mengikuti permintaan nenek Verbeda, posisi kami saat ini ada didekat bangku singgasana. Menurut tata krama kekaisaran, jika keluarga kekaisaran atau pun bangsawan dibawah kekuasaan kekaisaran tidak diperkenankan untuk mendekati anggota keluarga kekaisaran jika anggota keluarga duduk tidak dibangku singgasana mereka baik di acara resmi maupun tidak resmi.
Berbeda cerita jika sesama anggota keluarga yang datang menghampiri seperti sikap Obelina sebelumnya, hanya saja ia membawa anak buahnya juga, sungguh merepotkan.
"nenek, kapan acaranya akan dimulai?" tanyaku karena sedari tadi kaisar belum juga memulai pidato pembuka pesta ini
"mungkin sebentar lagi, tadi nenek dengar jika keluarga dari kekaisaran Hearslit akan datang. Mereka mempunyai kendala kedatangan makanya baru datang hari ini" jawab nenek Verbeda
"nenek Penelope juga akan datang?" tanyaku. Mengingat Ibu Suri dari kekaisaran Hearslit itu sangat dekat dengan nenek Verbeda
"tidak, seminggu yang lalu ia menggirim surat, mengatakan jika yang datang adalah kaisar dan permaisuri dan kedua anak mereka. Kalau nenek tidak salah ingat, putri bungsu mereka seusia denganmu" jawab nenel Verbeda. "sepertinya kalain bisa berteman" lanjutnya
"semoga seperti yang nenek harapkan, sejauh ini aku belum memiliki teman seusia denganku" jawabku
Nenek Verbeda mengusap kepalaku dengan lembut, "ya, semoga saja" balas nenek
Bertepatan dengan itu pemberitahuan jika keluarga kekaisaran Hearslit memasuki aula pesta, mereka menyapa kaisar Leon dan Arabella sesaat, setelah itu barulah Kaisar Leon memberikan pidato sebentar dengan beberapa pengharapan untuk kemajuan kekaisaran dan orang-orang yang ada di pesta ini, dan secara resmi pesta dimulai.
Selama acara pembuka dan sedikit pidato kaisar, aku dan nenek Verbeda hanya berdiri dari sofa yang kami duduki, sedikitpun tidak bergerak dari sana. Setelah pesta resmi dibuka, nenek Verbeda mengajakku untuk memberi salam kepada kaluarga Kekaisaran Hearslit.
Sedikit informasi, Kaisar dan Permaisuri yang menjabat saat ini adalah Kaisar Hendri Gerudo Wergird dan Permaisuri Dendelion Beriana Wergird, serta Putra Mahkota Diablo Nevada Wergird dan Putri Merigold Nerada Wergird. Jika aku tidak salah mengingat, Putra Mahkota Diablo seusia dengan kakak sepupuku, Putra Mahkota Gurandel, Pangeran Edward.
"salam kepada matahari Kekaisaran Hearslit, Yang Mulia Kaisar Hendri Gerudi Wergird dan keluarga" salam nenek Verbeda mewakili salam kami
"Yang Mulia Ibu Suri, lama tidak berjumpa. Bagaimana kabar anda?" balas kaisar Hendri ramah
"saya baik, Yang Mulia. Seperti yang bisa anda lihat, hanya saja faktor usia yang membuat nenek tua ini cepat lelah" balas nenek dengan ramah dan candaan kecil
"jangan seperti itu, Yang Mulia. Anda masih terlihat muda" balas cepat permaisuri Dendelion
Nenek Verbeda tertawa kecil, "anda sangat pandai menyenangkan hati wanita tua ini" balasnya. "ah saya lupa, Canaria, perkenalkan dirimu" lanjutnya
Aku yang terasa terpanggil secera memperkenalkan diri, "salam saya kepada matahari, bulan, dan bintang Kekaisaran Haerslit. Saya, Canaria Roseliana Wisteria, memberi salam" ujarku
"senang bertemu denganmu, Putri Canaria. Kamu tumbuh dengan sangat cantik dan anggun ketika terakhir kali kita bertemu" balas permaisuri Dendelion. Memang dulu permaisuri Dendelion pernah bertamu untuk bertemu dengan ibunda, hanya saja saat itu aku masih sangat kecil, mungkin ketika masih berusia 4 tahun.
"terima kasih atas pujiannya, Yang Mulia" balasku. Hanya orang bodoh yang lebih memilih basa-basi dengan pujian yang memang fakta apa adanya itu.
Kaisar Hendri tertawa, "sungguh putri yang sangat bijak" ujarnya
"Diablo, Merigold, perkenalkan diri kalian" ujar permaisuri Dendelion
"salam Putri, saya Diablo dan ini adik saya Merigold. Senang berkenalan dengan anda" ujar pangeran Diablo yang langsung ke intinya. Jujur, aku suka dengan orang yang seperti pangeran Diablo, tidak banyak basa-basi dan langsung ke inti pembicaraan.
"senang berkenalan dengan anda, pangeran dan putri" jawabku seadanya
Setelah sapaan ramah tamah dan saling memperkenalkan diri, nenek Verbeda memintaku memandu pangeran Diablo dan putri Merigold untuk berkeliling. Mungkin karena kami satu pemikiran, kami akhirnya meninggalkan aula pesta dan memilih untuk menunggu acara selesai di ruang istirahat yang masih di dalam gedung pesta.
"putri Canaria" panggil putri Merigold memecahkan keheninggan yang beberapa saat terjadi diantara kami
"ya, putri. Apa anda butuh sesuatu?" tanyaku
"ah, bukan" jawabnya cepat
"lalu?" tanyaku heran
"bolehkah saya memanggil anda Ria?" tanyanya hati-hati, "ah, bukan maksud saya lancang. Saya hanya ingin bisa dekat dengan anda" lanjutnya
"tentu saja boleh, saya juga berharap kita bisa akrab untuk seterusnya" balasku
"kamu bisa memanggilki Meri, seperti yang lainnya memanggilku" ujarnya
"tentu, Meri" balasku dengan senyuman
Setelah percakapan ini aku dan Meri mengobrol berbagai hal, lebih banyaknya membahas tentang bagaimana kehidupan kami sebagai putri di kekaisaran masing-masing, dan juga kami saling berbagi ilmu pengetahuan tentang hal-hal yang ada di kekaisaran masing-masing. Sedangkan Pengeran Diablo sedari tadi hanya duduk di sofa yang ada di dekat jendela mengarah ke taman, dan sesekali mencuri pandang melihat kami. Aku bisa sangat yakin jika dirinya juga mendengar apa saja yang kami bicarakan.
HAPPY READING
AYUMI, 25-9-21
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villain [HIATUS]
FantasyDi sebuah alun-alun ibu kota kekaisaran, sudah terpasang sebuah alat pancung bagi pendosa. Di alat pancung itu telah bersiap seorang gadis muda yang akan dipancung, tak ada air mata ataupun perasaan yang tergambar di wajah gadis yang sudah pucat itu...