Bab 11 - Pelayan Baru

14.5K 2K 5
                                    

Hari ini setelah sarapan, aku meminta Anna untuk memanggilkan Cleo. Aku ingin menemui Cleo untuk membahas beberapa hal yang bisa aku jadikan bukti ketika aku membuka kasus kematian ibunda.

Suara pintu yang diketuk, membuyarkan pikiranku. Setelah mengijinkan sang pengetuk masuk, aku bisa melihat wajah Cleo yang sedikit pucat masuk ke dalam ruang kerja ibunda yang saat ini aku pakai untuk bertemu dengan Cleo.

"panjang umur untuk bintang kekaisaran Clarines, Yang Mulia Putri Mahkota Canaria Roseliana Wisteria" ujarnya memberi salam dan memberi hormat.

"terima kasih sudah datang Cleo, duduklah" ujarku.

"terima kasih, Yang Mulia" balasnya. Ia duduk di depan ku, aku masih bisa melihat sorot mata kesedihan yang dipancarkannya.

"aku tahu kamu masih bersedih atas perginya ibunda, hanya saja aku yakin ibunda saat ini juga tak ingin dirimu terus terlarut dalam kesedihan, Cleo" ujarku. Aku bisa melihat sorot mata Cleo yang menunjukkan keterkejutan, aku sadar, amat sangat sadar jika sikap ku saat ini benar-benar tidak mencerminkan seorang anak berusia 8 tahun.

"aku hanya ingin bertanya beberapa hal tentang kematian ibunda kepadamu, aku hanya merasa kematian ibunda sungguh tak wajar. Sampai saat ini aku tidak terfikirkan jika ibunda memiliki penyakit, aku melihat ibunda baik-baik saja selama ini" ujarku menyampaikan pemikiran yang menyanggal. Bukan, lebih tepatnya aku berpura-pura hal ini adalah hal yang janggal.

Aku bisa melihat dari ekspresi wajah Cleo jika ia sepemikiran denganku, "saya juga merasa hal itu tidak wajar, selama ini saya tidak pernah melihat mendiang Yang Mulia Permaisuri memiliki penyakit yang parah. Hanya sakit ringan seperti demam atau flu" ujar Cleo

"apakah dihari sebelumnya atau ketika ibunda ditemukan meninggal, kamu mencurigai sesuatu hal?" tanyaku. sungguh aku butuh bukti tambahan dalam kasus kematian ibunda

"saya rasa tak ada yang patut untuk dicurigai, Yang Mulia. Hanya saja saya sedikit merasa aneh dengan dokter kekaisaran yang memeriksa mendiang Yang Mulia Permaisuri ketika saya menemukan beliau. Saya masih yakin detak jantung Yang Mulia Permaisuri masih ada ketika saya menemukan beliau, walau itu terasa sangat kecil. Yang Mulia pasti tahu jika saya adalah mantan perawat kekaisaran"

"ketika dokter itu memeriksa Yang Mulia Permaisuri, ia mengatakan jika Yang Mulia Permaisuri sudah meninggal sejak beberapa jam yang lalu. Hal itu membuat saya merasa aneh dan panik. Ketika dokter itu pergi, saya mendekati Yang Mulia Permaisuri dan mencoba merasakan detak jantung beliau kembali, tapi saya tak bisa merasakannya lagi"

"ketika proses pemandian, saya melihat ada sebuah luka kecil di dua ruas jari Yang Mulia Permaisuri. Luka itu seperti tertusuk jarum kecil, sehingga tidak terlalu jelas untuk dilihat. Saya sangat ingat, sudah beberapa bulan Yang Mulia Permaisuri tidak memegang jarum jahit karena kesibukan beliau, jadi tak mungkin rasanya Yang Mulia Permaisuri memiliki bekas luka itu"

"setelah proses pemakaman, saya mengunjungi kamar Yang Mulia Permaisuri. Saya menemukan 2 buah jarum di bawah ranjang, sampai saat ini saya masih menyimpan jarum itu. saya berencana akan menyerahkannya kepada Sir Arnold, namun saya belum bertemu dengannya"

Perkataan Cleo membuat rasa senangku bertambah, aku memiliki bukti lainnya yang bisa aku jadikan penguat akan kasus kematian ibunda. Tapi aku masih harus memeriksa jarum itu, apakan bisa dijadikan bukti atau tidak

"bisakah kamu memberikan jarum itu kepadaku? Aku akan meminta penyihir agung untuk memeriksa jarum itu. setidaknya jika terbukti jarum itu terkandung racun, dokter tersebut bisa dihukum" ujarku. Aku lebih yakin kepada kakek Leo untuk memeriksa jarum itu daripada dokter kekaisaran, bisa saja mereka adalah orang-orangnya Arabella

"tentu, Yang Mulia" jawab Cleo. Ia merogoh saku di pakaiannya dan menyerahkan sebuah tabung kecil kepadaku, "jarum itu ada di dalam nya, Yang Mulia" ujarnya

"kamu membawanya setiap hari?" heranku sambil menerima tabung kecil itu. Aku kira Cleo akan pergi ke kamarnya atau ketempat lain, baru akan memberikannya kepadaku ku. Aku memasukkan tabung kecil itu ke dalam saku pakaianku

"benar, Yang Mulia. Saya hanya berjaga jika bertemu dengan Sir Arnold akan langsung menyerahkannya, sehingga tidak akan membuang waktu" jawab Cleo

Aku tersenyum, sungguh pemikiran yang sangat pintar. "jadilah pelayan pribadi ku, Cleo. Setidaknya sampai kasus kematian ibunda bisa terselesaikan. Jika kamu ada disekitarku, aku tak perlu khawatir akan keselamatanmu sebagai saksi dalam kasus ini" ujarku meminta.

Cleo terdiam, aku tak tahu apa yang dipikirkannya saat ini. sungguh aku mengawatirkannya, Cleo adalah orangnya ibunda, dan aku memiliki kewajiban akan keselamatan orang-orangnya ibunda. Bukan atas permintaan ibunda aku memiliki kewajiban seperti ini, namun hanya rasa tanggung jawab karena dikehidupan sebelumnya mereka hidup dengan tidak baik.

"apakah Yang Mulia tidak keberatan dengan saya? Saya sudah sangat tua untuk menjadi pelayan pribadi Yang Mulia" ujarnya. Sepertinya Cleo merasa rendah diri karena usianya yang tak jauh beda dengan ibunda.

"tak apa, kamu lebih berpengalaman dalam hal ini. aku merasa Anna akan sangat kesusahan jika hanya ia sendiri mulai dari sekarang" ujarku dengan senyuman. Aku memang berencana akan menambah pelayan, hanya saja sedikit butuh waktu untuk mencari pelayan yang bisa dipercaya.

"terima kasih, Yang Mulia. Saya akan melakukan yang terbaik" jawabnya senang. Aku tidak tahu jika menjadikan Cleo sebagai pelayan pribadiku akan membuatnya sesenang itu, jika tahu seperti ini aku akan memintanya kemarin lusa.









# pagi semuanya..... Ayu is back (dilemparin kertas) 🥺🥺🥺
Maafin Ayu yg gk bisa tepat janji sama kalian semua..... Beberapa hari belakangan ni Ayu pulkam, sekalian antarin adek Ayu masuk pesantren lagi, kmrn malam Ayu baru smpi rumah. Syedih deh yg udah beberapa bulan ni ada yg bisa digangguin sekarang malah gk ada 😭😭

Ayu rencana mau dauble up nih, cuma mungkin sore atau ntar malem Ayu up nya. Komen ya kalau mau dauble up hari ini, yang banyak biar Ayu gak lupa 😁😁

Ayu juga pengen bikin cerita tema kerajaan lagi nih, cuman Ayu ragu. Tamantin ini dulu atau gak, kasih saran nya ya.... 👌🏻👌🏻

See u next bab, minna......
Jangan lupa tinggalin jejaknya ya, biar tambah semangat Ayu lanjutin ceritanya

I'm The Villain [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang