Sudah 10 bulan berlalu semenjak aku terbangun kembali di usia 8 tahun, saat ini aku dalam perjalanan menuju Kekaisaran Gurandel, tempat kelahiran ibunda. Seminggu yang lalu utusan dari Gurandel datang dengan maksud meminta ijin dari kekaisaran Clarines untuk melangsungkan ulang tahun ku yang ke 9 di Gurandel. Dan memang, hanya beberapa minggu lagi usia ku akan masuk 9 tahun dari segi fisik.
Dalam tradisi di Gurandel, setiap seorang anak perempuan yang berusia 9 tahun dirinya akan diberikan pemberkatan dari kuil, sedangkan anak laki-laki pada usia 10 tahun. Berbeda dengan Clarines yang akan diberikan pemberkatan ketika berusia 10 tahun, baik anak perempuan maupun laki-laki.
Perjalanan menuju Gurandel tidak akan memakan waktu berhari-hari, Clarines dan Gurandel sudah bekerja sama dalam portal teleportasi, hanya saja portal ini berada di menara sihir masing-masing kekaisaran. Portal teleportasi ini hanya dibuka untuk hal-hal yang bersifat penting antara kedua kekaisaran, sebab untuk membuka portal membutuhkan mana yang cukup menguras 20 orang penyihir tingkat menengah ke atas.
Dalam perjalanan ini, ada 3 kereta kuda. Kereta pertama diisi oleh utusan dari Gurendel, kereta kedua ada aku bersama Arinda dan Aluna, kereta ketiga adalah kereta barang. Di sekeliling kereta juga ada pengawal, dua diantaranya adalan Zacker dan Aslan, sedangakan selebihnya adalah kesatria militer yang diutus langsung oleh Duke Bionel dan pengawal dari Gurandel.
Jika ada yang bertanya mengapa aku tidak membawa Anna, Cleo, Axe, ataupun Arnold, jawabannya mereka memiliki urusan dengan keluarga masing-masing. Anna saat ini sedang mengandung, tentunya aku tak mungkin membawanya ataupun Axe. Cleo sedang merawat anaknya yang sedang sakit. Sedangkan Arnold, dirinya sedang disibukan dengan masa mengidam sang istri.
Tebakan kalian tentang Veronica yang menjadi istri Arnold tidaklah salah, 2 bulan setelah aku mempertemukan mereka, mereka melangsungkan pernikahan. Pernikahan itu berlangsung cukup meriah mengingat Veronica keturunan dari keluarga Duke. Berita tentang pernikahan keduanya menghebohkan ibu kota, banyak yang tidak menyangka jika Arnold bisa merebut hati Veronica yang terkenal dengan 'wanita berhati dingin' nya.
*
Setelah menghabiskan waktu selama 3 jam perjalanan, akhirnya aku sampai di kekaisaran Gurandel. Seseorang yang pertama kali mengulurkan tangan untuk membantu ku keluar dari kereta adalah Kaisar Killua, kakak laki-laki ibunda yang saat ini telah menjadi kaisar.
"selamat datang di Gurandel, keponakanku" ujarnya sedikit berbisik.
Aku memberikan senyuman kepadanya, "terima kasih atas sambutannya, paman Killua" balasku yang juga berbisik.
Setahun yang lalu, atau 13 tahun yang lalu, ibunda sempat membawaku untuk mengunjungi keluarganya di Gurandel. Sambutan mereka kepadaku begitu hangat walaupun aku memiliki perbedaan yang sangat jelas dari segi fisik, dan paman Killua adalah sosok paman sekaligus sosok ayah bagiku.
Dirinya begitu perhatian kepadaku, aku sedikit iri dengan kedua anaknya yang mendapat kasih sayang begitu berlimpah dari sosok seorang ayah. Aku cukup sadar diri dengan keadaanku, tak mungkin kaisar Leon akan merubah pandangannya terhadapku dalam sekali kedipan mata.
Setelah sampai di depan anggota keluarga kekaisaran Gurandel yang lainnya, barulah paman Killua melepaskan genggapan tangannya dariku. Dirinya berjalan kembali ke posisi keluarga kekaisaran Gurandel.
"saya, Putri Mahkota dari Kekaisaran Clarines, Canaria Roseliana Wisteria. Memberi hormat kepada keluarga kekaisaran Gurandel" ujarku sambil memberi hormat.
Mereka membalasku dengan senyuman hangat, sungguh saat ini aku rasanya ingin menangis bisa merasakan senyuman hangat mereka kembali.
"selamat datang, di Gurandel, Putri Mahkota Canaria. Aku harap kamu nyaman selama berada disini" ujar permaisuri Luyana, istri paman Killua, bibiku.
"terima kasih, atas sambutannya Yang Mulia Permasuri" balasku.
Seseorang mengandeng tanganku, "kak Canaria, ayo aku tunjukkan kamar kakak. Kakak pasti lelah setelah perjalanan panjang" ujar Putri Aura. Ia adalah sepupuku, anak dari paman Killua dan bibi Luyana.
"pergilah, nanti pelayan akan memanggilmu untuk makan malam" ujar paman Killua mengijinkan.
"terima kasih, Yang Mulia. Saya permisi" pamitku. Belum sempat aku memberika hormat, tanganku sudah ditarik oleh Aura.
"tak perlu pakai penghormatan, ayah, ibu, kakek dan nenek tidak akan marah" ujarnya sambil terus menarikku.
"baiklah, tapi jangan terlalu kuat tariknya. Kakak susah mengimbangi jalan mu" balasku yang sedari tadi memang kesusahan mengimbangi jalan Aura.
"maafkan aku, kak" ujarnya. Ia mulai memperlambat jalannya, aku cukup senang dengan perubahan sikap Aura saat ini. Dulu ketika bertemu dirinya masih sulit untuk dikatakan, sepertinya bibi Luyana mendidiknya dengan sangat baik.
#triple update untuk hari ini 😁😁😁
Sekalian ganti Ayu yg gk update beberapa hariAyu terhura lo, cerita ini bisa masuk 5 besar di fantasi 😭😭😭😭
Sungguh pencapaian yang patut disyukuri
Terima kasih buat kalian semua yang udah baca cerita iniSampai ketemu di next bab
Jangan lupa tinggalin jejak, and Arigathanks
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villain [HIATUS]
FantasyDi sebuah alun-alun ibu kota kekaisaran, sudah terpasang sebuah alat pancung bagi pendosa. Di alat pancung itu telah bersiap seorang gadis muda yang akan dipancung, tak ada air mata ataupun perasaan yang tergambar di wajah gadis yang sudah pucat itu...