57| Our Time

1.8K 143 39
                                    

GUYSSSS.. ADAKAH YANG MENUNGGU AKUN INI UPDATE???

ADA YG KANGEN JG SAMA CERITA INI? PASTI DONG WKWK

LAMA BANGET GAK UPDATE.. MAAFKAN DAKU, HIKSS..

YANG TANYA KOK LAMA SIH, KOK GAADA KABAR KAYAK SI DIA, TIBA2 MENGHILANG, DI GHOSTING:((

PLIS INI MAH, BENERAN UDAH LAMA GA BUKA WP, TRS KEINGETAN TERNYATA ADA PART YG BELUM DI UPDATE DAN DIDIAMKAN DI DRAFT, BENER KELUPAAN😂🙏🏻

KANGEN BANGET KALIANNNNNN, SEMOGA SEHAT SELALU YAAA.. JAGA KESEHATAN TERUSSSS..💙

AYNA DAN SAKTI KEMBALIII.. SURPRISEEEEE!!!

KU MEMBAWA UPDATE-AN, SEMOGA SUKA YAAA

HAPPY READING GUYS💙💙

***

Kini aku sedang dalam perjalanan ke kota kelahiran Sakti. Lama juga aku tidak kesini, apalagi tidak bertemu dengan mertuaku. Rindu sih, apalagi ibu mertuaku yang super duper baik.

Tadinya aku ingin menolak setelah diajak Sakti kesini, tapi aku tidak mau jadi istri durhaka dan ya aku punya mertua yang harus aku temui juga.

Semoga saja mertuaku tidak menanyakan hal yang aneh-aneh, walaupun telingaku sudah kebal, tapi.... please.. Jangan.

"Sak, bangun." Aku menepuk pipi Sakti. Benar, dia pelor, pesawat sudah landing di Bandara Internasional Minangkabau.

Sakti terbangun, namun dia seperti orang cengo. Mengucek-ngucek matanya dan menggaruk kepalanya. Benar-benar seperti bocil yang baru bangun tidur.

"Lapar.." Celotehnya sambil memegang perut benar-benar seperti bocil yang meminta makanan pada  ibunya.

Aku hanya menggelengkan kepala dan turun dari pesawat. Menghirup udara kota Padang. Ah.. Ku merindukan makanan khas nya.

Menuju pintu keluar, terlihat sesosok laki-laki muda melambaikan tangannya kepada kami. Hmmm.. Siapa kah gerangan? Sakti menghampiri orang tersebut.

Tiba-tiba lelaki itu menghormat kepada Sakti, "Selamat datang Letnan! Saya diperintahkan komandan untuk menjemput Letnan!" Ucapnya dengan tegas.

"Ayah?" Tanya Sakti. Aku menyenggol tangan Sakti. Yaelah Sak malah nanya lagi.

Lelaki itu mengangguk, "Siap, betul!"

Aku dan Sakti menaiki mobil. Mobil melaju ke arah rumah mertuaku.

Membuka jendela mobil, sepanjang perjalanan mataku terus melihat pemandangan yang sangat indah ini. Gunung yang menjulang tinggi, angin sepoy-sepoy. Sungguh sangat-sangat indah ciptaan-Nya. Kadang aku sering lupa apa arti dari kata syukur.

Ah.... Tuhan.. Terimakasih engkau telah memberikan kehidupan untukku sampai hari ini.

Terasa sangat dejavu, aku kembali ke rumah ini. Memoriku kembali dibangkitkan dengan tragedi itu. Iya, tragedi yang menelpon orang tuanya, sampai-sampai aku overthinking berkepanjangan. Tapi, aku bersyukur ternyata itu nyata terjadi.

"Ayna.. Menantuku sayang.."

Bunda, begitu aku turun dari mobil langsung memelukku erat.

"Bunda.. Ayna rindu.." Membalas pelukan ibu mertuaku ini, "Bunda sehat kan?"

"Iya sayang.. Bunda sehat-sehat."

Ayah tersenyum dibelakang Bunda, kami melepaskan pelukan, dan aku menghormat kepada Ayah.

Struggle Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang