56|Sakti Suami Idaman

3K 201 14
                                    

Lelaki yang menggendong Ayfa itu masih lengkap memakai pakaian dinas lapangannya dengan tas ransel berada di belakang punggungnya. Mataku benar-benar terbelalak. Aku sangat terkejut, kok dia bisa disini sih?

"M. Sakti Rudhira." Eja Ayfa dengan jari-jari mungilnya menyentuh papan nama orang yang menggendongnya.

Sakti mencium kepala Ayfa, "Wah hebat kesayangannya Oom sudah bisa baca. Nanti Om Sakti belikan buku bacaan yang banyak, ya?"

Keponakanku mengangguk tanda sangat bahagia.

Lalu dia berjalan ke arah kami sembari menggendong Ayfa untuk menyalami Papa dan Mama. Setelah itu diturunkannya Ayfa.

"Sehat Pa, Ma?" Ucapnya seraya mencium punggung Papa dan Mama.

Mama mengusap kepalanya yang lagi dan lagi sedikit pelontos, "Alhamdulillah, Mama sehat, Nak. Kamu baik saja kan disana?"

Lelaki itu mengangguk dan tersenyum. Terlihat siratan raut wajah Mama yang sangat bahagia bertemu dengan menantu idaman dan menantu kesayangannya

Lalu dia terduduk di sampingku, karna kursi yamg kosong hanya ada di sampingku. Pandangannya beralih kepadaku, dia menatap kedua mataku. Haduh kok jadi malu gini ya?

"Hai.. Apa kabar?" Tanyanya tersenyum.

Tak membalas senyumannya, justru aku mengerucutkan bibirku, "Kenapa gak kabarin aku kalau pulang?"

Dia memegang kepalaku lalu mengecup kepalaku dan mengusapnya, "Surprise, dong!"

"Aduh Sakti, kalau mau adegan romance jangan disini ya! Ada anak di bawah umur." Cerocos Kak Aysa seraya menutup mata Anfa.

"Kok kamu tahu sih istrimu ada disini?" Tanya Kak Aysa.

Apakah pipiku sudah memerah? Kenapa tiba-tiba aku deg-degan begini? Padahal Sakti kan suami ku?

Sakti sedikit tertawa, "Maaf Kak. Soalnya saya rindu banget sama istri saya. Kasihan dia ditinggal-tinggal mulu. Lagian sudah ikatan batin cinta, jadi saya tahu keberadaan istri tercinta saya dimanapun dia berada."

Haduh Sakti, kata-katamu itu loh!

Kak Aysa membulatkan matanya, ".. Iya-iya deh kakak ngerti. Dasar, sedang bucin-bucinnya."

"Bagaimana tugasnya, Sak? Aceh aman?" Kini giliran Mas Faris yang bertanya pada Sakti.

"Siap lancar dan aman, Ndan."

"Dengar-dengar karirmu sedang bagus ya? Sukses ya, Dik!" Ujar Mas Faris.

Sebentar, kok aku geli ya Mas Faris memanggil Sakti dengan kata 'Dik', aduh Ayna humorku.

"Siap, terimakasih, Ndan."

Haduh Sakti, disaat santai seperti ini masih saja ndan ndan mulu. Bisakah sejenak suasana santai?

"O-om!" Suara imut dari si kecil Anfa. Dia memanggil nama Sakti dengan sangat ceria.

Sakti bangkit dari duduknya berjalan ke arah Anfa yang sedang duduk di kursi bayinya lalu menggendongnya. Dia mencium pipi Anfa yang gembul itu. Ah, pemandangan yang sangat indah. Andaikan kalau Sakti sedang menggendong buah hatinya.

"Sudah besar ya keponakan Om yang satu ini." Ucap Sakti mencubiti pipi Anfa.

Terlihat Kak Aysa melebarkan matanya, "Jangan cubit pipi Anfa dong, Sak. Ntar kesakitan."

Lelaki itu malah terus mencubitinya lalu menciuminya dan membawa Anfa ke arah halaman belakang rumah. Aku tahu, Sakti itu sangat menyukai anak kecil. Sangat-sangat menyukai. Bisa di bilang papa-able atau hot daddy, uh.

Struggle Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang