19|OJT (past)

4.6K 303 14
                                    

"Dik, nih Mama belikan buku soal-soal SBMPTN..."

Pagi-pagi sekali Mama datang ke kamarku dan memberikan banyak buku yang berisi soal-soal. Bangun tidur, aku langsung linglung melihat buku-buku yang di simpan Mama di atas kasur.

Tak salah aku melihat buku yang sangat tebal? Dan harus di pelajari sebanyak itu? Garuk kepala aku.

"Belajar yang betul ya? Nanti kamu ikut seleksi PTN. Jurusannya dan perguruan tingginya terserah kamu. Asal jangan jauh-jauh, kalau bisa sekitaran Jakarta." Berondong Mama melipat selimutku. Beliau sudah siap memakai seragam kerja, semenjak Mama menjabat sebagai Diplomat, beliau sangat sibuk. Apalagi jika sudah ditugaskan ke luar negeri.

Mengambil buku-buku itu. Sukses SBMPTN 2014, Tips lulus SBMPTN, Psikotes SBMPTN, Rumus singkat SBMPTN, Soshum SBMPTN 2014, Saintek SBMPTN 2014, dan masih banyak lagi. Jadi aku harus mempelajari buku-buku ini semua?

"Mama kerja dulu, jangan lupa belajar. Masih ada beberapa bulan lagi." Ujar Mama mencium keningku.

Aku meraih tangan Mama dan mencium punggung tangannya, "Nanti siang Ayna mau binsik. Ayna mau daftar lagi!"

Mama mengusap kepalaku, "Mama ijinkan kamu daftar lagi, tapi kalau misalnya gak lolos atau bukan rezeki kamu, jangan putus asa, seolah-olah jadi tentara jalan terakhir kamu." Berhenti sejenak, mengangkat wajahku, "Mama kepingin kamu sukses,"

Bangkit dari tempat tidur lalu berdiri, "Terimakasih ya Ma." Memeluk Mama sangat erat, "Sebisa mungkin Ayna akan banggakan Mama dan Papa."

"Iya sayang," Melepaskan pelukan kami, "Mama berangkat dulu, gak boleh telat."

Aku mengangguk, Mama pergi meninggalkan kamarku.

Mengambil buku-buku yang masih terbungkus plastik dan masih baru, menyimpannya di rak buku. Ku lihat kalender, bulan Februari. Dan aku belum mempersiapkan apa-apa untuk daftar.

Tring...

Ponselku yang berada di atas nakas berbunyi. Bukan panggilan masuk sih, melainkan pesan masuk.

Yadi : Ntar sebelum binsik kita ke Monas dulu. Gw jemput lo jam satu siang.

Pesan dari Yadi mengabarkan untuk ke Monas, ada apa? Tumben sekali.

Me : Ngapain? Emang ada apa? Mau lari di HI? Gila aja, bukan CFD kali.

Yadi : Yee.. Bukan itu, kita lihat display drumband Akmil, Canka Lokananta! Jam dua siang. Tp terserah sih mau lgsg pake pakean olahraga.

Jadi? Nanti siang di Monas ada drumband Akmil? Ah, senang bukan kepalang. Semoga saja aku bisa bertemu Mas Faris ya kan? Lagian, lama aku tidak bertemu, dan saat pesiar saja dia jarang mengabariku.

Me : Yg betul Di? Yaudah ntar gue tunggu di rumah. Skrg brgkt aja gmn? Kita lari mandiri dulu?

Yadi : G. Gw lg nemenin Bunda ke pasar, tukang sayur di asrama gak ada, jdnya gue ditumbalin. Pokoknya gw jemput lo jam satu.

Me : Siap komandan!

Yadi, sahabatku latihan jasmani. Sebelumnya, aku, Bela dan Yadi sangat dekat. Kami berteman ketika aku ikut binsik. Dan lama-kelamaan menjadi dekat. Yadi layaknya Bela versi laki-laki. Jika aku butuh apa-apa, selalu di kabulkan, betapa baiknya sahabatku ini.

Bergegas ke kamar mandi. Tak butuh waktu lama untuk mandi. Keluar kamar, berlari ke bawah ke arah dapur. Duduk manis di meja makan, sarapan pagi sih. Tapi ketelatan.

Tanpa di suruh, Bi Ai datang dengan membawa tatakan, satu gelas susu lowfat, Bi Ai sudah paham kebiasaanku ketika sarapan.

"Susunya Neng." Menyimpan susu di dekat piring.

Struggle Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang