58|The Dreams Come True

477 34 3
                                    

Matahari tampak menyinari bumi dengan malu-malu yang bersembunyi dibalik awan putih di atas langit. Angin sepoy-sepoy menyapa dedaunan hijau, bunga yang bermekaran seakan berlomba-lomba merekah untuk menyambut hari yang begitu indah.

Sama halnya seperti dua anak manusia ini, dengan senyum yang sangat merekah seperti bunga yang bermekaran di luar sana tanda siap menjalani hari yang akan dilalui. Ya, dua anak manusia ini sudah siap menyambut hari bahagia mereka.

Tidak lain, mimpi seorang anak perempuan terhadap pernikahannya.

Bukan untuk menikah lagi, namun satu hal dalam pernikahannya belum terlaksana. Yaitu, menjadi ratu sehari.

"Cantik.." gumam seorang laki-laki yang sedang berdiri memandang seorang perempuan di cermin yang sedang  di poles alat-alat make up.

Senyum laki-laki itu sangat-sangat bahagia.

"Sak, kok kamu masih diam disitu sih?" Tegur halus sang perempuan yang melihat sosok pantulan laki-laki itu di cermin.

Si laki-laki hanya tersenyum, enggan untuk beranjak. Ia hanya bisa memandang sang perempuan.

"Woy ah, Sakti kebiasaan banget sih lo.. guenya kan jadi grogi gini." Ujar pelan perempuan itu malu-malu karna lelaki itu tak berhenti memandanginya.

".. Sak, udah kamu kesana, ya? Mbak Diana nya kagok nih mau nge-make up, kamu malah diam disitu." Tunjuk ke sebuah sofa.

Sakti, ia mengangguk paham dan berjalan menuju sofa.

Lagi-lagi Sakti memandang istrinya yang sedang di make up dengan penuh bahagia, ia tidak menyangka dengan usia pernikahannya yang masih seumur jagung akhirnya bisa melaksanakan impiannya.

Jika diingat-ingat, selama mengarungi bahtera rumah tangga banyak sekali ujian-ujian yang menimpa pernikahannya. Tapi, Sakti sangat amat bersyukur bisa melalui hal tersebut. Ia tidak ingin meminta lebih, cukup diberikan kesehatan, umur yang panjang, kebahagiaan, agar bisa hidup bersama dengan perempuan yang ia pilih sebagai teman hidup.

"Yang, kamu mau makan gak?" Tawar Sakti kepada Ayna.

"MAUUUU!!!"

"Aku ambilkan dulu ya, daritadi ku lihat kamu belum makan apapun." Sakti beranjak dari duduknya lalu keluar ruangan untuk mencari makanan.

Ayna hanya mengangguk, lalu tersenyum.

"Perhatian banget ya, Sakti." Ujar Diana yang sedang memakaikan bulu mata palsu di bulu mata Ayna.

Ayna tersenyum, "iya mbak, saking perhatiannya kadang handphone aku udah kayak customer service."

Diana terkekeh, "lah kok bisa jadi cs?"

"Iya soalnya nih ya mbak, tiap waktu pasti selalu aja nge-chat, kayak lagi apa, udah makan belum? aku gofood ya, yaaa pokoknya gitu lah mbak.. apalagi kalau misalnya lagi ldr terus sinyalnya lagi beneran bagus, udahlah beneran tiap menit."

"Ih tapi seru loh Ay kalau gitu. Suamiku boro-boro, dia mah cuek bebek banget!"

Keduanya tertawa, tiba-tiba Sakti sudah datang dengan membawa sepiring bubur.

"Nih, mam bubur dulu ya." Sakti duduk di kursi kosong sebelah Ayna.

Ayna menoleh ke sebelah Sakti, lalu mengangkat sebelah alisnya, "kok bubur Sak?"

"Gak apa-apa dong, masih pagi juga, mending nyabu."

"Dih bahasanya!"

"Negative thinking mulu dah, nyabu tuh maksudnya nyarapan bubur Aynaku sayang."

Struggle Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang