60| Struggle Of Love (End)

570 26 14
                                    

Bandara Soekarno-Hatta hari ini dipenuhi oleh orang-orang, terutama penumpang-penumpang yang akan berpergian entah itu di dalam negri atau luar negri. Sama halnya dengan seorang laki-laki yang sedang mendorong trolinya dengan berisikan koper-koper yang akan dibawa ke konter check in bagasi.

Benar, hari ini adalah keberangkatan Sakti untuk ke Jepang. Dengan diantarkan oleh sang istri tercinta yaitu Ayna beserta keluarganya. Tampak terlihat raut wajah Ayna yang tidak seceria biasanya. Padahal hari ini adalah hari minggu, yang biasanya orang-orang akan bersenang-senang di hari libur ini.

"Udah dong, jangan cemberut terus. Aku jadi gak tega ninggalin kamu. Gak biasanya loh kamu gini, Ay." Ucap Sakti sembari mengelus pucuk kepala Ayna.

Ayna yang sedari tadi —mungkin kemarin pun— cemberut tidak mempan dengan rayuan ataupun bujukan Sakti.

"Sayang, aku pergi cuma dua tahun. Syukur-syukur bisa kurang."

"Cuma dua tahun kamu bilang?" Ayna memalingkan wajahnya ke hadapan Sakti.

Sakti menatap wajah istrinya dan berpikir, akhir-akhir ini sikap Ayna jadi berubah. Tidak biasanya seperti ini, biasanya jika ada tugas yang mengharuskan mereka jauh sudah biasa. Kapan waktu juga jika Sakti bertugas ke luar negri biasa aja.

Tetapi kali ini benar-benar berbeda. Ayna sering menangis tiap malam karna tidak ingin ditinggalkan Sakti. Setiap di kantor pun, hampir setiap hari Sakti datang ke kesatuan Ayna hanya untuk memberikan kabar untuk memastikan Ayna sudah makan atau belum. Benar, Ayna dan Sakti sudah satu rumah karna mereka di tempatkan di daerah yang sama.

Sungguh aneh tapi nyata, padahal Ayna mengetahui pekerjaan masing-masing yang mengharuskan mereka terkadang berjauhan.

"Kamu lagi kenapa sih, Ay? Biasanya aku tinggal-tinggal tugas jauh kamunya biasa aja? Kok sekarang jadi nahan aku buat berangkat. Aku kan ke Jepang buat sekolah dan menuntut ilmu, bukan untuk tugas ataupun perang." Sakti sedari tadi menahan emosinya.

Tiba-tiba air mata Ayna terjatuh, ia merasa dibentak oleh Sakti. Padahal Sakti tidak membentak Ayna sama sekali.

"Kamu jahat, Sak." Ucap Ayna sembari menangis.

Sakti bingung dengan perubahan sikap Ayna yang benar-benar berubah drastis. Dan anehnya juga, Ayna berubah menjadi sangat manja, bukan seperti Ayna yang biasanya.

"Aku jahat apa sih, sayang?" Sakti memegang kepala Ayna dan menatap lekat kedua matanya.

Ayna masih menangis, "kamu jahat ninggalin aku ke Jepang, aku kan gak mau jauh-jauh dari kamu, Sak. Nanti kalau ada orang yang jahatin aku, gimana?" Dengan suara sedikit parau dan manja.

Sakti tertawa, benar-benar dibuat heran dengan kelakuan Ayna. Baru kali ini, ia melihat Ayna seperti anak kecil yang memohon-mohon meminta mainan kepada sang Ayah.

"Sayang, dengerin aku.. gak akan ada orang yang jahatin kamu. Mungkin mereka bakal mikir berkali-kali apalagi lihat seragam kamu." Ujarnya dengan tangan mengusap pucuk kepala Ayna, "Selama kita menikah, kita sudah sering jauh kan? Dan tidak terbukti kenapa-kenapa?"

Ayna mengangguk.

"Percayalah, untuk kali ini pun seperti biasanya. Kita jauhan dulu selama dua tahun ya. Kalau aku ada libur aku bakal balik atau tidak kamu yang kesana, ya?"

Ayna kembali mengangguk.

"Aku janji sama kamu, aku bakal baik-baik aja. Aku bakal jaga hati aku seperti yang kamu bilang dan kamh minta. Aku bakal rajin belajar biar cepat lulus dan kembali kesini."

"Janji?" Ucap Ayna dengan melambungkan kelingking kanannya.

Sakti menautkan kelingkingnya dengan kelingking Ayna, "Janji."

Struggle Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang