4|Mimpi Karna Hanya Ingin Bertemu? (past)

8.4K 465 0
                                    

Seorang tukang pos datang kerumahku. Dan memberikanku sebuah amplop. Seperti surat sih, bukan amplop lamaran kerja.

Dear : Raden Roro Dwi Ayna Nasution

Mutiara Puri Residence, No. 53 Jakarta Pusat

Amplop putih polos, dari siapa? Tumben sekali ada yang mengirim surat. Bukannya ini sudah reformasi dan surat-menyurat sudah tidak musim? Untuk apa ada ponsel? Oh agar kantor pos tidak sepi barangkali.

Aku membuka amplop tersebut, tak ada apa-apa hanya berisikan sebuah kertas putih polos.

Dwi Ayna Nasution.

Seperti yang saya katakan di direct messages lalu, saya senang bertemu denganmu. Sungguh sangat senang.
Pasti kamu bingung kenapa saya kirim surat kertas padamu? Jawabannya karna sosial mediamu tak aktif. Kenapa? Padahal saya menunggu jawaban dari pesan yang dikirim untukmu, tapi tak kunjung di balas. Jadinya saya kepikiran buat surat saja, kembali ke jaman dulu.
Saya harap setelah kamu baca surat ini, kita saling berkomunikasi lagi di sosial media. Karna lewat surat kantor pos lumayan mengeluarkan biaya.
Ayna, semoga kamu tak bosan dengan saya.
Dan jangan panggil saya dengan nama Radipta, cukup Faris.

Jakarta, 5 Juli 2013

Salam
Sermatutar inf Radipta Alfarisi

Sepucuk surat dari taruna itu. Menjelaskan nama lengkapku. Bagaimana dia bisa tahu nama lengkapku? Lantas kenapa aku deg-degan seperti ini? Jantungku berdetak hebat. Ada apa denganku? Aku tak sempat lagi membuka ponsel.

Lalu tiba-tiba di siang bolong seperti ini seorang tukang pos datang memberi amplop.

Ponselku di ributi notifikasi, bukan lagi kalau sosial media. Direct messages Instagram tentunya. Penasaran juga sih, aku membuka isi pesannya.

Begitulah isi-isi pesannya. Agak tidak penting sih. Tapi ada pesan terbaru darinya yang membuatku semakin salah tingkah.

RadiptaAlfarisi : Ayna? Apa kamu sudah baca surat dari saya? Maaf sebelumnya saya lancang mencari alamat rumah kamu. Susah payah loh saya cari alamatnya.

Hebat juga dia tahu alamat rumahku. Padahal tak ada yang tahu, teman-teman sekolahku tak semua tahu dimana rumahku. Dari siapa dia tahu?

AynaNasution : Kalau boleh tahu, Kakak tahu alamat saya darimana?

Langsung di baca, fastrespond sekali.

RadiptaAlfarisi : Dari mimpi :D

RadiptaAlfarisi : Ayna, maaf kalau saya sudah lancang, kenapa ya kamu selalu hadir dalam mimpi saya? Dan mimpi itu selalu dekat, kamu dan saya selalu sama-sama.

Membaca pesan itu seketika Ayna menjadi lemas, ada apa denganmu Kak Radipta? Eh Kak Faris? Baru pertama bertemu dan untuk chatting juga masih kehitung jari.

Aku harus jawab apa?

AynaNasution : Mimpi itu bunga tidur, Kak. Mungkin itu setan yang menyerupai saya. Mungkin Kakak gak baca doa.

RadiptaAlfarisi : Hahahaha. Gak mungkin. Setiap saya tidur saya suka baca doa, bahkan wudhu dulu.

AynaNasution : Jangan dipercaya saja

RadiptaAlfarisi : Saya harus ketemu kamu.

Wajah Ayna berubah menjadi merah, merah padam maksudnya. Karna kulitku kan hitam begini.

Ya Tuhan, Ayna jadi senyum sendiri kan? Harus dijawab apa? Baru kali ini ada lelaki yang mengajakku bertemu selain sahabat-sahabatku.

Sudahlah tak usah ku balas. Salah tingkah nanti yang ada.

Struggle Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang