10|I Trust You (past)

5.9K 350 6
                                    

Jadi ini rasanya punya kekasih? Berduaan, mengobrol, saling tukar pikiran, jalan-jalan. Tetapi aku tak pernah seperti itu. Berbeda denganku, punya kekasih tapi seperti tak ada. Satu minggu sudah aku mengganti statusku dari 'jomblo', minggu lalu aku merasakan indahnya mempunyai kekasih. Tapi sekarang itu tak ada.

Aku masih tak percaya jika aku mempunyai pacar seorang abdi negara, tak pernah ku pungkiri. Apalagi ini taruna Akmil. Siapa yang tidak kenal mereka? Mungkin banyak wanita di luar sana yang menginginkan jadi pacar atau rekanita taruna. Dan ini adalah yang pertama kalinya, jujur saja, aku sangat cuek pada laki-laki, makanya tak ada laki-laki yang ingin denganku. Entah ada hidayah apa yang datang pada kekasihku ini, tiba-tiba saja ingin menjadi kekasihku.

Tak ada pedekate, tak menanyakan jika aku sudah punya pacar atau belum. Ini langsung saja, apa taruna memang begitu ya?

Aku dan Mas Faris sedang berada dihubungan jarak jauh atau LDR. Sudah berulang kali aku meyakini diri, apa aku kuat? Bertahan dalam hubungan ini? Jujur, banyak cintanya yang kandas karna hubungan jarak jauh. Sudah jarak jauh, tanpa komunikasi lagi.

Tapi aku meyakini hubungan kami akan baik saja, toh Mas Faris sedang pendidikan jarang sekali menggunakan berkomunikasi. Tak apalah, yang penting saat dia pesiar mengabariku.

Ngomong-ngomong pesiar, aku selalu tak sabar ingin cepat-cepat hari Rabu, Sabtu dan Minggu. Katanya waktu pesiar itu setiap hari rabu-sabtu-minggu. Jika hari Rabu, waktu pesiarnya sedikit hanya cek kelengkapan saja, Sabtu lumayan lah kalau tidak ada acara di ksatriannya, dan di hari Minggu pesiar bisa dari pagi. Itu informasi terakhir ku dapat dari Mas Faris.

Tapi, rabu-sabtu-minggu kemarin Mas Faris tak ada mengabariku. Kemana ya dia? Kenapa aku jadi rindu dia begini? Untung saja aku membawa gantungan kunci itu. Ku lihat gantungan kunci dalam-dalam sebelum menunggu pengumuman seleksi.

Benar, tepat hari ini, selasa, aku akan melaksanakan seleksi Bintara AD. Minggu lalu aku sudah daftar ulang bersama Bela, dan di jadwalkan seleksi hari selasa, karna pendaftar Bintara itu sangat banyak.

"Deg degan gue!" Bela bersuara akhirnya, sedari tadi kami berangkat ke Kodam dia tutup mulut.

"Sama." Datarku, entah kenapa mood ku jelek sekali, tak bersemangat. Padahal hari ini adalah penentuan masa depanku.

"Lo kenapa sih? Muka lo suram, asem, banget, Ay? Semangat dong, ntar kalah ditensi darah loh." Dan sekarang Bela yang semangat, entahlah dari kemarin aku tak bersemangat

Andai saja Mas Faris tahu aku akan seleksi, pasti dia akan menyemangati ku. Ah iya, aku tak bilang pada Bela jika pertemuan dengan taruna itu berakhir menjadi sepasang kekasih.

Terasa Bela menepuk pundakku, "Gila! Banyak amat tuh yang daftar, tinggi-tinggi pula!"

Mau tak mau aku melihat ke arah gerbang, iya sih banyak sekali dan wanita-wanita itu tinggi-tinggi. Ah semakin tak bersemangat, sudahlah pasti aku terkalahkan. Kenapa harus pesimis sih Ayna?

Aku memeluk tas yang berisi banyak berkas dan pakaian ganti saat nanti seleksi, "Pas tes tinggi gue pasti di tolak."

Bela memukul tanganku sedikit keras, "Kata siapa? Masa iya sih, waktu lo tes Akmil kan tinggi lo cukup. Masa Purna Paskibraka Indonesia, Nasional lagi ditolak daftar Bintara sih."

Aku hanya terkekeh, iya juga sih. Terakhir ku dapat info tentang tinggi badanku lumayan, seratus enam puluh delapan senti meter saat aku tes Akmil kala itu. Ah entah kenapa aku jadi pesimis seperti ini.

Suasana Kodam masih ramai, sebelum pukul enam pagi ya ramai, kami akan berkumpul saat waktu munjukan pukul 06.00. Pukul 05.00 pagi saja aku dan Bela sudah berada disini.

Struggle Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang