Hujan turun dengan deras bahkan suara petir saling bersahutan dan hal itu membuat Leona tidak bisa tidur, gadis itu sudah berguling kesana kemari tapi tetap saja matanya ini tidak bisa diajak kompromi. Dengan langkah cepat ia turun dari ranjang lalu berlari menuju kamar ibunya.
Namun...
"M-mommy"
Tubuhnya terdiam sempurna bagai patung sedangkan tulangnya seakan menjadi jelly yang tak kuat menopang tubuhnya. Gadis itu jatuh terduduk dengan derai air mata, bagaimana bisa ibunya melakukan hal ini.
"Hiks...hiks....hiks mommy"
Ia menatap tubuh ibunya yang tergantung di atas seutas tali, kenapa wanita itu melakukan hal ini padanya, mengapa dia meninggalkan dirinya sendirian disini, kenapa tak membawa dirinya untuk ikut bersamanya. Leona memeluk erat tubuhnya setelah ini apa yang harus ia lakukan, ia tidak punya siapa-siapa lagi.
"Hiks...hiks...hiks"
Tubuhnya tersentak kaget bersamaan dengan air mata yang mengalir serta deru nafas yang tak beraturan, ia mengusap pipinya dengan kasar."mimpi itu lagi"gumamnya.
Leona benci saat hujan turun dengan lebat seperti ini pasti mimpi itu akan selalu muncul menghantuinya, kejadian itu sudah lama berlalu tapi kenapa masih saja muncul di mimpinya, ia bahkan berusaha untuk melupakannya namun mimpi itu selalu saja datang seakan-akan mengingatkan dirinya.
Penyebab Elena bunuh diri adalah karena perceraiannya, semenjak berpisah dengan William. Wanita itu selalu menghabiskan waktu sendirian didalam kamar, ralat. Maksudnya ibu selalu mengurung diri di kamar. Ia bahkan masih ingat dengan alasan Elena yang selalu mengatakan bahwa dia tak mau anak-anaknya tumbuh tanpa sosok seorang ayah, lalu apa yang dia lakukan sekarang. Dia meninggalkan Leona sendirian disini padahal dia sendiri tahu, hanya dirinyalah yang Leona punya.
"Kalo bukan karena wanita itu mungkin kita gak akan kayak gini"gumamnya sembari menatap sebuah foto yang ia taruh di atas nakas.
Tangannya meraih foto tersebut lalu mengusap pelan gambar seorang gadis yang tampak serupa dengannya."tunggu gue, gue pasti dateng nemuin lo"
Gadis itu beranjak dari ranjang kemudian duduk didepan meja komputer, jika sudah seperti ini Leona tidak akan bisa tidur. Awalnya ia akan bermain game online hingga matahari terbit namun sebuah notifikasi berita populer muncul dan membicarakan mengenai putri pemilik W'W company.
Ia mengerutkan kening ketika membaca artikel tersebut."kali ini apa yang dia rencanakan"ucap Leona dengan ekspresi wajah yang tampak serius.
Sementara itu seorang pria paruh baya tengah duduk diruang kerjanya bersama tumpukan kertas dengan sorot mata yang dingin."ada apa ?"tanya William tanpa menatap bawahannya.
"Nona Liona mengalami kecelakaan dan menewaskan satu orang"
Wiliam menatap pria itu tanpa ekspresi."berikan mereka uang dan jangan biarkan para media tahu"
"Tapi sudah banyak artikel yang beredar dan menduga bahwa mobil itu milik nona Liona"
"Bilang kepada media bahwa bukan Liona yang mengendarai mobil itu, melainkan supirnya"
"Tapi nona Liona mengalami koma dan media pasti akan curiga"
William mengusap wajahnya jika sudah begini situasinya akan sulit, ia bisa saja memberikan uang kompensasi kepada pihak keluarga korban dan menyuruh mereka untuk tutup mulut mengenai masalah ini namun jika masalahnya sudah sampai ke media pasti akan sulit membungkamnya, terlebih lagi William tidak mau jika namanya jelek karena masalah ini.
"Anak itu selalu saja membuat masalah"gumamnya.
Ia terdiam sejenak."kalau begitu biarkan artikel itu tersebar, seseorang akan datang kesini sebagai pengganti Liona"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is This
Teen FictionKedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "Sorry," Ujar Leona dan berniat untuk pergi. Namun, saat hendak beranjak dari sana. Sebuah tangan bes...