Who Is This|39

23.9K 1.9K 332
                                    

°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°

Hari ini Liona sengaja bangun lebih pagi dari hari-hari sebelumnya. Ia sudah membuat janji dengan Seren untuk membolos bersama. Kedua gadis itu sepakat untuk pergi bermain atau sekedar berjalan-jalan sambil mengobrol. Setelah pertengkaran hebat itu, baik Leona maupun Liona berusaha menghindari satu sama lain. Keduanya masih belum mau untuk saling berbicara.

Liona sendiri merasa canggung karena kejadian ini. Ia ingin berbaikan dengan Leona. Tetapi, sekarang bukan waktu yang tepat karena mungkin Leona masih butuh waktu untuk sendiri. Liona nampak menghela napas kala mengingat peristiwa tersebut. Ini pertama kalinya mereka berdua bertengkar hebat setelah Leona datang kesini.

Sekarang ia juga ingin menenangkan dan menghibur diri agar tak larut dalam kesedihan. Berita tentang kematian ibu tentu masih membuatnya syok. Ia merasa sangat terpukul karena hal itu. Liona sendiri tak menyangka bahwa akan datang hari, dimana ia tidak akan bisa bertemu sang ibu. Liona ingin menghilangkan perasaan-perasaan sedih tersebut. Ya, walaupun membolos bukanlah ide yang baik. Tapi, setidaknya hanya itu yang ia pikirkan.

Tring!

Partner in Crime
Online

Gue udah sampe di taman.
Buruan!

Gue otw sekarang.

Read

Setelah membaca chat dari Seren, ia segera menyambar tas yang tergeletak diatas kasur. Gadis itu dengan cepat berlari kebawah kala taxi online yang ia pesan datang. Liona menuruni tangga melewati ruang tamu. Padahal, hanya tinggal sedikit lagi. Namun ia malah berpapasan dengan Sonya.

"Mau pergi kemana kamu? Apa sekarang kamu mau memberontak juga seperti Leona?!" Wanita itu berujar sinis sambil memperhatikan penampilannya.

"Itu bukan urusan, Tante!"

Mendengar itu, Sonya maju selangkah dan meraih kasar dagu Liona. "Bahkan sifat kurang ajar kalian sama persis!" Setelah mengatakan hal tersebut, dia melepaskan cengkramannya.

"Mungkin karena kami saudara kandung, makanya sifat kami sama. Bukankah sifat tidak tahu malu Tante juga menurun pada Zora," balas Liona yang langsung mendapat tatapan tajam.

Liona tak mau lagi hanya berdiam diri saja ketika Sonya memperlakukannya seperti sekarang. Ia memang tidak seberani atau sekuat Leona. Namun, Liona ingin setidaknya melawan wanita yang menjadi alasan kehancuran keluarganya.

Plak!

Cairan kental berwarna merah mengalir melewati pipinya. Liona merasakan panas menjalar disekitar pipi sewaktu wanita itu memberikannya sebuah tamparan. Kuku-kuku tajam milik Sonya bahkan sampai menggores kulit wajahnya.

Who Is ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang