Sudah beberapa hari sejak kejadian itu, proses perceraian Sarah dan suaminya masih terus berjalan. Dalam waktu itu juga hubungannya dengan Galexia semakin dekat. Hari ini, selepas pulang sekolah mereka berencana untuk pergi ke taman hiburan.
Rencananya mereka akan langsung berangkat ke sana, tapi kali ini Leona dan Seren tidak akan di antar menggunakan mobil pribadi, melainkan menaiki angkutan umum. Ketiga gadis itu langsung masuk ketika bus tersebut berhenti.
Mereka memilih untuk duduk di bagian belakang karena tersedia lima bangku dengan posisi sejajar. Bus itu kembali bergerak kemudian berhenti lagi di halte. Lokasi taman hiburan tersebut tak jauh dari sini, hanya perlu jalan sebentar.
Mereka berdiri sambil menatap taman hiburan itu dalam diam."wah, gue udah lama gak kesini"kata Seren.
Setelah membeli tiket, Seren segera menggiring kedua temannya untuk menaiki wahana."ayo kita naik itu!"seru Seren semangat.
Mereka bertiga menaiki perahu besar yang berayun ke depan dan ke belakang dengan cukup kencang. Seren dan Galexia mengangkat kedua tangannya sambil berteriak, sementara Leona hanya tersenyum tipis melihat tingkah keduanya.
"Ayo naik yang itu juga!"kali ini Galexia yang berucap penuh semangat, padahal mereka baru saja turun dari wahana tadi.
Sepertinya tadi hanya pemanasan karena kali ini mereka akan mencoba menaiki roller coaster, Seren dan Galexia duduk didepannya. Sementara Leona duduk sendiri dibelakang. Roller coaster tersebut melaju dengan cepat, membuat histeris orang-orang yang menaikinya. Ya terkecuali Leona yang tertawa melihat ekspresi lucu Seren dan Galexia.
Wajah Seren dan Galexia terlihat pucat setelah menaiki roller coaster. Namun, lain halnya dengan Leona yang tampak bersemangat untuk menaiki wahana selanjutnya. Ia menggiring kedua gadis itu, membawa mereka pada wahana ekstrim selanjutnya.
Wajah kedua gadis itu semakin pucat dan memuntahkan isi perutnya, wahana tadi membuat mereka pusing. Tapi Leona terlihat baik-baik saja dan masih bersemangat.
"Ayo kita coba yang itu!"kata Leona semangat.
Seren dan Galexia mengangkat kepalanya."udah cukup!"kedua gadis itu secara kompak mengatakannya.
Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sambil menikmati permen kapas, mereka duduk di bawah pohon sehingga sinar matahari tidak langsung mengenai kulit.
"Kepala gue rasanya pusing banget dan perut rasanya gak enak"kata Seren dengan suara lemah, sepertinya energi gadis itu sudah habis.
"Tapi cuma Liona yang baik-baik aja"timpal Galexia.
"Ayo pulang, kayaknya tenaga Seren udah habis"ucap Leona sembari menatap kearah gadis itu.
Ketiga gadis itu berjalan beriringan meninggalkan tempat tersebut."gue laper"ujar Seren dengan tangan yang terus mengelus perutnya. Padahal mereka baru jalan beberapa langkah.
"Didekat sini ada tempat makan, mau coba ?"tawar Galexia.
Gadis itu menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal."walaupun cuma restoran kecil dan sederhana, makanannya enak kok"jelas Galexia, ia lupa bahwa kedua temannya ini adalah anak-anak kalangan atas.
"Kalo lo bilang gitu, gue percaya"kata Seren dan Leona hanya mengangguk setuju.
Galexia berjalan didepan menjadi pemandu, letak tempat makan tersebut sedikit terpencil karena mereka harus masuk kedalam gang. Hari sudah semakin sore dan hal itu membuat pencahayaan semakin minim, walaupun ada penerangan berupa lampu namun jaraknya jauh.
Dari arah yang berlawanan mereka berpapasan dengan segerombolan orang dan Leona tak sengaja menabrak salah satu dari mereka. Dalam hati ia mengumpat kala tahu siapa yang ditabraknya. Ya, anggota Adonis yang sempat Leona hajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is This
Teen FictionKedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "Sorry," Ujar Leona dan berniat untuk pergi. Namun, saat hendak beranjak dari sana. Sebuah tangan bes...