Who Is This|40

30.2K 1.9K 342
                                    

°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°

"Ayo kita selesaikan ini lalu pulang." Leona menatap nyalang sekumpulan orang-orang tersebut.

Ia memperhatikan setiap muka yang hadir hari ini. Leona berjanji tidak akan membiarkannya pergi begitu saja dan akan mengirim mereka ke rumah sakit.

Para anggota Adonis berhamburan kearah mereka. Leona dan Galexia sudah bersiap untuk menghabisi orang-orang itu. Keduanya mengeratkan cengkraman pada tongkat baseball, mereka memanfaatkan senjata yang tadi dibawa. Baik Leona maupun Galexia, kedua gadis itu dengan lihai menghajar para anggota Adonis menggunakan tongkat.

Jumlah orang-orang ini lumayan banyak, jadi. Mereka harus segera membereskan hal tersebut sebelum kehabisan tenaga. Kedua gadis itu telah belajar dari kejadian sebelumnya, dan kali ini mereka akan lakukan dengan cepat.

Galexia terus bergerak dari satu sisi ke sisi yang lainnya untuk membingungkan lawan. Dan kala ia merasakan seseorang ingin melancarkan serangan, gadis itu memberikan pukulan lebih dulu. Tentu hal tersebut akan membuat lawannya terkejut dan menyeimbangkan pertarungan.

Gadis itu terus maju ke depan, ia menghajar para anggota Adonis dengan memfokuskan pukulan pada titik yang rentan.

Satu orang berlari kencang menuju Leona dan hendak melayangkan pukulan. Ia melirik kearah orang tersebut, lalu dengan gesit memberikan tinju pada bagian kepala. Darah segar mengalir keluar melewati pipi lelaki itu. Seakan belum puas, Leona kembali menghantam area wajah, sebelum akhirnya orang tersebut tumbang.

Gadis itu menyadari pergerakan lambat dari beberapa orang. Leona segera menghampiri mereka dan memberikan serangan menggunakan tongkat baseball miliknya. Seseorang dengan badan yang tinggi datang dari arah samping, kemudian menendang tangan Leona. Tongkat itu lantas terlepas dari genggamannya. Ia sontak menoleh kearah sang pelaku. Dia terlihat lebih kuat dan agresif jika dibandingkan dengan yang lain.

Lelaki itu terus menerus menyerangnya. Dan yang Leona lakukan adalah menjaga jarak dari lawan untuk menghilangkan keuntungan jangkauannya. Walau begitu, lelaki tersebut terus mendekatkan dirinya sambil terus melancarkan serangan. Dia mengincar bagian tubuh yang lunak seperti, wajah, hidung dan juga pelipis.

Bugh!

Tak bisa dipungkiri bahwa lelaki itu memang cepat.

"Padahal gue berekspektasi lebih sama lo. Karena belakangan ini anggota Adonis selalu kalah," ujar lelaki itu, "tapi nyatanya, lo gak sehebat yang gue pikirin," sambung Raven, anak buah sekaligus tangan kanan Adonis.

Sambil tersenyum aneh, Leona menyeka darah di hidungnya.

Dengan gesit, Leona meluncurkan serangan balasan. Ia memulainya dengan sebuah tendangan cepat yang diarahkan pada Raven. Lelaki itu langsung menghindar, dan pada saat inilah Leona menggunakan momentum tersebut. Ia dengan segera melayangkan pukulan pada bagian atas yang menargetkan ulu hati.

Who Is ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang