Who Is This|17

40.9K 4.2K 210
                                    

Matanya terbuka dan hal pertama yang ia lihat adalah seorang gadis yang tampak serupa dengannya, tengah duduk sambil membaca buku. Ia kira tidak akan ada yang menjenguk dan menjaganya di rumah sakit, namun ia salah. Sekarang sudah ada orang yang akan menjaga dan melindunginya, karena Leona telah kembali.

"Lo bolos ?"tanya Liona ketika sadar bahwa gadis itu mengenakan seragam sekolah.

Leona mengalihkan pandangannya dari buku."lo udah bangun ?"Leona juga melayangkan pertanyaan.

"Gak baik ngelakuin itu"ujar Liona sedangkan gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh.

Leona beranjak dari tempatnya kala Liona memberikan isyarat untuk menghampirinya."kenapa lo nyentil dahi gue ?!"tanya Leona dengan nada yang terdengar kesal, satu tangannya mengusap-usap dahi yang terlihat memerah.

"Kalo orang ngomong itu dengerin!"peringat Liona.

"Sana berangkat sekolah, dari kemaren lo juga udah lama disini"lanjutnya.

Dengan malas ia melirik kearah jam yang melingkar di tangan, kemudian menujukan benda itu kepada Liona."liat, gerbang udah di tutup tiga puluh menit yang lalu"

Terdengar hembusan napas panjang dari Liona, ia heran mengapa gadis yang merangkap sebagai kembarannya ini begitu santai."lo gantiin gue di sekolah ?"tanya Liona sambil menatap lurus kearah nametag yang bertuliskan namanya.

Leona mengangguk singkat."udah gue duga"gumam Liona dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Terus gimana sama sekolah lo ?"ekspresi wajah tadi dengan cepat berubah.

"Udah selesai"balas Leona.

Mata biru milik Liona terlihat berbinar, senyum lebar terukir di bibirnya. kembarannya ini memang luar biasa, jika dibandingkan dengan dirinya ia bukanlah apa-apa.

"Gimana di Amerika ? Lo suka tinggal di sana ?"tanya Liona yang mendapat anggukan kecil.

"Kenapa ?"

"Karena gampang kalo mau ke bar atau club"balas Leona lalu kembali ke tempatnya semula.

"Ck anak ini"decak Liona sambil menepuk dahinya, sementara Leona. Hanya diam sembari membaca buku, sebenarnya itu bukan buku pelajaran melainkan komik.

Sementara di lain tempat, seorang gadis tengah duduk di kelas sembari memasang raut wajah yang kesal. Dan tak lama setelah itu, guru perempuan berambut pendek melangkah masuk kedalam kelas, dengan satu tangan yang mengenggam buku tebal.

Guru itu berdiri di depan sambil mengedarkan pandangan kesegala penjuru kelas, mata wanita itu menelisik setiap murid yang berada di dalam ruangan. Pandangannya berhenti pada satu kursi kosong di samping Seren.

"Kemana murid yang duduk di sana ?"tanya guru tersebut sambil menujuk kearah Seren.

"Ah itu, Liona gak enak badan jadinya gak masuk sekolah"balas Seren cepat, namun dalam hati ia mengumpati gadis itu.

"Ya sudah, kita mulai pelajarannya"

Seren menghela napas lega, untung saja guru itu percaya dan tak meminta surat atau apalah itu sebagai bukti. Ia juga kesal sekaligus bosan, pasalnya Leona dan Galexia tidak masuk sekolah hari ini. Ia tahu kalau Leona tak datang ke sekolah karena gadis itu ingin menemani kembarannya di rumah sakit. Namun Galexia, gadis itu tak ada kabar sama sekali.

"Ck tau gitu gue gak masuk sekolah"decak Seren sembari melipat kedua tangan, lalu menenggelamkan wajahnya di sana.

••••

Who Is ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang