Seminggu telah berlalu dan hubungan antara saudara kembar itu menjadi dingin. Leona yang selalu menghindar kemudian bersikap acuh tak acuh pada sang adik, sikapnya yang seperti itu membuat Liona bingung. Padahal sebelumnya gadis itu sangat perduli terhadap dirinya, namun mengapa sekarang malah bersikap demikian, apakah ia melakukan kesalahan yang membuat dia kesal.
Leona secara terang-terangan mengindari dan memasang tatapan memusuhi pada Liona, jelas hal itu membuat gosip-gosip yang tak jelas menyebar ke seluruh antero sekolah. Tentu Leona sengaja membiarkannya, karena ini bertujuan untuk membuat Blair berspekulasi bahwa hubungan antara dirinya dengan Liona tengah merenggang.
"Leo, mau kue?" Tawar Liona sambil membawa nampan berisikan cup cake.
"Iya." Jawabnya tanpa menoleh dan hanya terus terfokus pada layar ponsel.
Ia menghampiri sang kakak lalu menaruh kue-kue itu di meja."suapin." Pinta Leona yang tengah asik bermain game.
"Lo kan punya tangan." Ujar Liona.
"Gak liat tangan gue sibuk." Sahut Leona, sedangkan Liona hanya bisa berdecak sebal.
Hal yang membuat Liona bingung adalah sikap Leona ketika berada di rumah, gadis itu akan bersikap seperti biasa, seakan tak terjadi apapun di antara mereka. Memikirkannya saja sudah membuat pusing, apa Leona tengah mempermainkan dirinya. Uh, entahlah, ia benar-benar bingung.
"Liona."
"Hm, kenapa?" Ia menatap Leona yang tadi memanggilnya.
"Gue ada permintaan."Ujar Leona dengan tatapan yang masih mengarah pada layar ponsel.
"Apa?"
"Be____"
"Tunggu, pasti lo mau minta yang aneh-aneh kan?!" Tuduh Liona yang sudah melontarkan tatapan mata penuh selidik.
"Ck, anak ini!" Decak Leona yang kemudian menarik hidung adiknya.
Ia segera menepis tangan sang kakak kala pasokan oksigen mulai menipis."ish, gue gak bisa napas." Sungut Liona.
"Makanya dengerin dulu!" Omel Leona.
"Iya iya."
"Besok____"
••••
Kring! Kring! Kring!
"Pelajarannya sampai di sini dulu, silahkan beristirahat." Kata seorang guru yang kemudian berjalan keluar kelas.
Ia merapihkan buku dan alat tulis yang berserakan di meja lalu melirik kearah gadis yang duduk di sampingnya."ayo ke kantin, gue udah laper," Kata Seren yang kini sudah berdiri sembari menarik tangan Liona.
"Lo duluan aja, nanti gue nyusul."
"Lo mau kemana?" Tanya Seren yang enggan melepaskan genggamannya.
"Toilet." Balas Liona cepat.
"Mau gue temenin?" Tawar Seren, gadis itu terlihat seperti menghawatirkan Liona.
"Gak usah, gue gak lama kok." Tolak Liona.
Sementara itu empat orang lelaki baru saja beranjak keluar kelas, mereka berjejer sambil sesekali mengobrol singkat. Padahal tidak ada hal menarik yang dilakukan oleh para lelaki itu, tapi mengapa semua pasang mata selalu tertuju pada mereka. Ah, bukankah sudah jelas karena pahatan wajah yang nyaris sempurna dan latarbelakang yang berasal dari keluarga kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is This
Teen FictionKedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "Sorry," Ujar Leona dan berniat untuk pergi. Namun, saat hendak beranjak dari sana. Sebuah tangan bes...