Rasanya baru tadi malam ia memejamkan mata untuk tidur, tapi sekarang ia harus kembali bersekolah lagi. Leona menopang dagu sambil melamun, bukannya apa. Ia masih mengantuk, lihat saja sekarang lagi-lagi ia menguap.
Seren memperhatikan Leona yang sedari tadi tak henti-hentinya menguap."lo gak tidur ? Dari tadi nguap mulu"
"Gue marthon film"balas Leona yang lagi-lagi menguap.
Tak lama setelah itu Galexia datang membawa nampan yang berisikan makanan. Akhirnya gadis itu sampai ke meja dengan selamat setelah berdempetan bersama murid lainnya.
"Untung aja gak jatuh"gadis itu menghela napas lega.
Leona baru saja hendak memasukkan sendoknya ke mulut, namun ia mengurungkannya karena teringat akan sesuatu."kemaren gue ketemu adek lo"
Seren menoleh kearah Galexia."Lexi lo punya adek ?"
"Ah iya, namanya El"
"Dia baik-baik aja ?"tanya Leona.
"Em iya, kenapa ?"Galexia balik bertanya.
"Kemaren gue liat dia dapet perundungan"
"Tunggu, apa ?!"bisa ia lihat wajah kaget Galexia, seperti dugaannya. Bocah itu tak memberitahukan hal ini kepada kakaknya.
"Jadi luka-luka kemaren bukan karena dia jatuh"gumam Galexia dengan kedua mata yang tampak berkaca-kaca.
Seren menepuk-nepuk pundak gadis itu, berharap bisa menenangkannya. Sementara Leona hanya diam dan memperhatikan Galexia dengan kedua tangan yang bersedekap di dada.
Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi."apa perlu gue lakuin sesuatu ?"tanya Leona dengan nada yang terdengar santai.
Galexia mengangkat kepalanya kemudian menatap mata milik Leona. Setelah mendengar perkataan gadis itu, perasaannya menjadi tidak enak. Seperti sesuatu buruk akan terjadi. Seren juga tak jauh berbeda dengan Galexia, entah mengapa dengan melihat ekspresi dari Leona. Ia merasa gadis itu seakan ingin melakukan hal yang buruk.
"Kalo mereka punya perusahaan, gue bisa buat mereka bangkrut"lagi-lagi Leona mengatakannya dengan santai.
Galexia dan Seren terdiam, wah ia tak percaya dengan jalan pikiran gadis ini. Dengan mudahnya dia berkata seperti itu, ya walaupun Leona memiliki latarbelakang yang kuat berkat power keluarga Wilson. Namun tetap saja, bagaimana bisa dia mengatakan hal itu dengan lancar tanpa keraguan sedikitpun.
Ah tentu saja karena dia putri pertama keluarga Wilson.
"Yang Liona bilang bener, kalo hanya sekedar keluarga kaya biasa. Sangat mudah untuk menyingkirkannya, gue juga bisa minta daddy buat ngelakuin itu"timpal Seren.
Ia kira ekspresi terkejut Seren tadi karena sepemikiran dengannya, ternyata pikiran Seren sejalan dengan Leona.
"Y-yang barusan itu terdengar menyeramkan"kata Galexia sambil tersenyum kikuk. Apakah seperti ini jika berteman dengan orang-orang yang mempunyai kuasa, jika salah sedikit saja. Bisa-bisa kita tinggal di jalanan.
Leona memperhatikan sekitar, gadis itu mengedarkan pandangan ke segala penjuru. Namun ia tidak melihat tanda-tanda dari Dementor, sudah sejak pagi tadi ia tak melihat keberadaan Kris. Tapi saat di rumah, ia melihat lelaki itu berangkat menggunakan motor.
"Apa dia bolos ?"batin Leona.
Tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi."ada apa ?"
"...."tubuhnya terdiam sejenak.
"Baik, saya segera kesana!"
Galexia dan Seren saling melemparkan tatapan mata penuh tanda tanya."apa terjadi sesuatu ?"tanya Galexia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is This
Teen FictionKedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "Sorry," Ujar Leona dan berniat untuk pergi. Namun, saat hendak beranjak dari sana. Sebuah tangan bes...